Menghilangkan perbedaan dan menganggap semua agama itu sama bukanlah solusi untuk menghindari konflik antaragama.
Gereja harus menawarkan Kristus kepada semua orang dan berani “memar, terluka, dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan.
Tawaran akan adanya “raja-raja baru” bisa berbentuk uang maupun perkakas teknologi.
Gereja tidak mau orang Kristiani jatuh dalam relativisme terhadap kebenaran agamanya sendiri.
Anak dari perkawinan yang tidak beres boleh dipermandikan jika ada izin dari mereka atau wali dengan harapan bahwa anak itu akan dididik.
Christus Vivit mengingatkan bahwa kemudaan yang sejati ada pada hati yang mampu mengasihi.
Hukum dibuat untuk memberi pedomaan pada ruang gerak hidup manusia.
Identitas Kristus lahir dari kombinasi pemahaman iman dan teks Kitab Suci.
Mukjizat akan bekerja melalui rasa tergerak hati, yakin, dan pribadi-pribadi yang baik.
Krisis imam pada dasarnya lahir dari polemik konstruksi sosial yang diakui oleh elemen masyarakat.
Lima keutamaan seorang imam Katolik menjadi komitmen dalam penggembalaan.
Kepekaan dan kesaksian hidup yang benar adalah kekuatan di balik kepengikutan seorang murid.
Imamat baptisan dan tahbisan menjadi kekuatan kegembalaan pelayan Gereja.
Kampung halaman Maria Ibu Yesus dapat ditelusuri dari teks Lukas dan Matius.
Perkawinan Katolik secara biblis-teologis dapat dipahami dari alur Kisah Kitab Kejadian.
Perutusan memaksimalkan komitmen dan ketaatan pada pesan perutusan. Jiwa seorang utusan harus selalu siap diutus, ditempatkan, dan diarahkan
Gelar Tuhan yang disematkan kepada Yesus adalah sebuah transformasi iman yang mendalam dari Jemaat Perdana.
Peran orang asing dalam Kitab Suci untuk konsep keselamatan sangat kental dalam kisah Rut.
Gereja sekarang masih tetap pada perjalanan menuju kepenuhan rencana Allah itu. Gereja bukan tujuan, melainkan sarana dan jalan
