Duel Gaib - SB-14: Siluman Ular vs Naga Hijau SB-14: Siluman Ular vs Naga Hijau
Cerita silat ala Jagat Alit
Maha Guru Ayah sibuk memilah buku-buku tua yang berderet rapi di dalam lemari kayu.
Dunia tidak perlu tahu kita sedang hancur atau babak belur. Dunia cukup tahu saat kita sedang bahagia menuai mujur.
Maha Guru Ayah melepas genggaman tangannya perlahan. Setelah mengangguk kecil ia berlalu meninggalkan Nyai Faimah
Sosok berpakaian serba hitam melompat sigap ke atas batu. Mengambil posisi duduk bersila seraya memejamkan mata.
Tokoh legenda cerita silat adalah Asmaraman Kho Ping Hoo. Meski tidak pernah berkunjung ke Tiongkok, ia dapat nenuliskan budaya dan detil wilayah.
Keti berniat untuk mengungkapkan masa lalunya yang menyedihkan kepada Janar.
Palupi keluar dari dalam bilik yang berfungsi sebagai ruang rawat dan tersenyum lemah pada kerumunan itu, “Sudah selesai. Dia akan baik-baik saja.”
Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya ke lengan dan pinggang, Keti mengayunkan pedangnya saat pria bertopeng itu menyingkir ke kiri menghindari....
Pria bertopeng itu turun dari panggung, berjalan dengan santai melintasi alun-alun yang riuh oleh huru-hara pertempuran.Seorang penduduk desa...
Segala sesuatu yang terjadi seperti mengabur saat Keti mengamuk. Dengan trengginas dia mengibaskan pedang, menebas dan menerjang dan menusuk dengan...
"Mustahil!" satu-satunya kata yang terus digumamkan Janar saat menatap dengan mata terbelalak tak percaya pada lelaki bertopeng itu.
Tabib itu mengangguk dengan sedih, “Ya, kenyataan seringkali memang menjadi kisah yang menyedihkan. Seharusnya Sri Rama tidak pernah meragukan...
Jadi maksudmu, Dewi Shinta yang cantik, yang setia, yang dicintai raksasa, bala wanara, manusia empat kasta, dan juga para dewa-dewi kahyangan...
Prajurit yang tersenyum dan bergerak maju untuk menerima penawaran yang menggoda dari Janar, tetapi langkahnya goyah dan mendadak mundur
Kedua prajurit itu menyilangkan tombak mereka dan memelototinya dengan tatapan yang pantas untuk menakut-nakuti bocah. “Apa urusan kisanak di sini?...
Suara derap kaki kuda yang di jalan tanah memenuhi rongga telinga Keti dan dadanya berdebar kencang saat mereka mendekati desa.
“Lihatlah dirimu, Raksasa! Kalau kamu ikut menyelidiki, bukan hanya Barata Yama yang datang, tapi sekaligus Batara Kala, Batari Durga, dan Batari Kali