Sekarang pertanyaannya adalah ke mana arah cancel culture di masa depan?
Mari kita berhenti berputar-putar. Sudah saatnya kita mengakui bahwa cancel culture bukan sebagai alat revolusioner untuk menegakkan keadilan, melaink
Cancel culture menjadi bentuk dari tindakan untuk menghapus atau memboikot seseorang atau sesuatu
Pangandaran, 16 Februari 2025 – Fenomena cancel culture atau budaya pembatalan terusmenjadi perdebatan di era digital.
Cancel Culture Selebriti Perlu Gak Sih? Ajang Edukasi atau Saling Menjatuhkan?
Cancel culture, sebuah fenomena sosial di mana seseorang atau entitas ditarik dari lingkaran sosial atau profesional karena tindakan atau ucapan yang
Cancel culture: keadilan sosial atau perundungan digital? Yuk, pahami etika digital agar kita nggak asal menghakimi di dunia maya!
Cancel Culture menjadi tantangan dalam sustainable business terhadap brand equity dan penting crisis management dari fenomena ini.
Dalam era digital yang serba cepat dan terhubung, fenomena cancel culture telah menjadi kekuatan yang signifikan, memengaruhi wacana publik, interaksi
Fenomena ini sering kali dipicu oleh komentar atau tindakan seseorang yang dianggap tidak pantas, menyinggung, atau diskriminatif.
Cancel culture semakin mendominasi dunia hiburan dan menargetkan berdasar rumor. Apakah ini menciptakan keadilan atau justru penghakiman sepihak?
Fenomena cancel culture semakin marak terjadi di era sosial media saat ini. Peristiwa di mana menghentikan dukungan atau memboikot seseorang ataupun k
Dalam beberapa tahun terakhir, budaya "cancel" atau "cancel culture" telah menjadi fenomena yang berkembang pesat, baik di dunia maya maupun di kehidu
Cancel culture menjadi fenomena sosial yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Fenomena ini juga memicu perdebatan sengit, terutama terkait batasan
Cancel culture seringkali berbentuk seruan untuk memboikot, menghentikan dukungan, mengungkapkan kritik secara masif terhadap pihak yang bersangkutan.
Menegakkan keadilan atau menormalisasi kebencian? Cancel culture sebagai pedang bermata dua dalam dunia media sosial
Dulu cancel culture hanya terjadi pada orang-orang terkenal. Sekarang, siapapun bisa kena, bahkan untuk satu komentar kecil saja.
Cancel Culture, perilaku ”membatalkan”, memboikot, atau menghukum seseorang maupun kelompok akibat tindakan mereka yang (dianggap) salah.
Cancel culture di media sosial mencerminkan kekuatan opini publik dalam menilai dan menghukum tindakan yang dianggap tidak pantas.
Bagaimana kita bisa menyikapi fenomena ini dengan bijaksana, sambil tetap mendorong perubahan positif?