Puisi ketiga dari sembilan rincian judul puisi tentang yang Penting, khususnya tentang Yang Penting yang Berbahagia. Semoga bermanfaat.
Berkali-kali aku mencoba menahan rasa sakit di seluruh sendi-sendiku tanpa kutahu apa yg menjadi penyebab sakit itu.
Pagi ini, di kerumunan yang berbahagia dengan tangisnya. Aku kebingungan, sendiri..
Pelaku Usaha Juga Ikut Berbahagia dengan Tibanya Ramadhan
Kisah Dewi Burung yang Menyelamatkanku (gambar: istockphoto.com, diolah pribadi)Sejujurnya, aku lelah... Pikiran dan perasaan terus berubah. Kupikir t
Pesan Imlek meniscayakan perdamaian dan persaudaraan di antara semua manusia dan alam semesta
Pelepasan KKN-P 2023 dengan menguatkan potensi lokal menuju desa sapta pesona yang berkelanjutan dengan slogan “Berbahagia dan Berkemajuan”.
Disatukan untuk tidak dipisahkan
Terkadang dalam berbuat kebajikan pun, kita dipengaruhi dengan keinginan-keinginan
Seorang yogi tidak memikirkan Hari ini harus makan apa? Makanan bukan untuk diperdebatkan Karenanya yogi itu berbahagia
Kali ini aku mengangkat sebuah tulisan berdasarkan bincang bebas dengan teman sejawat di dapur sekolah.
Sepertinya begitu kala netra memandang penghujung rasa, Segala pencapaian mereka sungguh membuat bangga
Artikel ini mengisahkan bagaimana ketika seseorang merasa sudah tua tapi belum kaya, sepintas judul ini menjebak.
Aku adalah tong sampah tempat anak-anak membuang makanan sisa, tempat keluarga membuang amarah, tempat keluarga berkeluh kesah
Puisi: Hukum Alam Berlaku Mutlak (mdpi.com, diolah pribadi)Hukum alam berlaku mutlakBerlaku untuk semua makhluk hidup**Menebar berita bohong, menimbul
Setidaknya rumah itu ada dalam hati kita. Temukanlah kebahagian dalam hati kita. Itu bisa mnyelamatkan hidup kita.
Tersenyum lah bunda. Bahagia menantimu, saat ini belum waktunya engkau menyemai kesuksesan
Pelajaran berharga dari sisi lain tentang kehidupan masa anak-anak yang berinteraksi dengan alam berikut aktivitasnya menjadi oleh-oleh hunting edisi
Kebahagiaan merupakan salah satu hal yang dikejar setiap manusia di umat bumi ini.
Menunggu Bedug Magrib dengan Bermain Lodong (Meriam Bambu)