Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Wow, Mengapa 1000 Koperasi di Aceh Akan dibubarkan?

11 September 2015   23:22 Diperbarui: 11 September 2015   23:29 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Koperasi berperan Penting"][/caption]

Oleh Tabrani YUnis

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 7 September 2015 ketika membaca surat kabar Serambi Indonesia terbitan tanggal 7/09/15 itu, mata saya tertuju pada sebuah berita tentang koperasi. Apa yang membuat saya terperangah dan tertarik untuk membaca itu adalah kala membaca judulnya, “1000 Koperasi akan dibubarkan.” . Wah banyak amat? Tanya saya dalam hati. Mengapa bisa sebanyak itu koperasi akan dibuabarkan di Aceh? Memangnya, ada berapa banyak jumlah koperasi yang ada di Aceh selama ini? Lalu, mengapa pula harus dibubarkan? Apakah ini karena pengaruh lesunya ekonomi Aceh belakangan ini? Inilah sejumlah pertanyaan yang muncul dan mencuat di pikiran saya saat membaca judul berita tersebut.

Agar pertanyaan-pertanyaan itu tidak menggelayut dalam pikiran saya saja, maka saya coba melanjutkan bacaaan mengenai berita tersebut. Ya, Harian Serambi Indonesia edisi 7 September 2015 ini memamparkan bahwa Kepala Dinas (Kadis) Koperasi dan UKM Aceh, Mulyadi SPd MM mengatakan 1.000 koperasi yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh akan segera dibubarkan. Pasalnya koperasi-koperasi itu sudah di atas lima tahun tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Ternyata jumlah koperasi di Aceh yang berpenduduk sekitar 4.7 juta itu memang lumayan banyak jumlahnya. Ya, bayangkan saja kalau di Aceh saat ini tercatat sebanyak 7.782 koperasi. Dari jumlah itu, rupanya sekitar 46 persen koperasi di Aceh mmenyimpan masalah, yakni tidak aktif. “Sedangkan sekitar 1.000 di antaranya sudah di atas lima tahun tak melaksanakan RAT. Rencana pembububaran 1.000 koperasi ini untuk menjaga citra dan kredibilitas koperasi ke depan,” kata Mulyadi.

Nah, setelah membaca berita itu memang saya menemukan paling tidak dua jawaban, yakni jumlah koperasi dan sekilas alasan mengapa ada 1000 koperasi itu ditutup. Sebagai pembaca yang cerdas, tentu tidak bagus kalau alasan yang dikemukakan itu dilumat begitu saja tanpa dilihat secara kritis. Tidak salah kan, kalau kita mempertanyaakan ada apa lagi sebenarnya di balik pembubaran 1000 koperasi tersebut? Bukankah ini menarik untuk kita cermati?

Ya, pasti akan sangat menarik bagi yang menyukai hal ini, namun akan tidak menarik bagi yang selama ini tidak peduli dan tidak memahami arti pentingnya koperasi dalam pembangunan ekonomi bangsa ini. Muhammad Hatta, Wakil Presiden RI yang pertama, yang kemudian diberi gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia itu, melihat Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Ya, koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia, harus tumbuh dan berkembang dengan baik agar bisa membantu berrkembangnya ekonomi Indonesia dengan lebih baik. Oleh sebab itu, koperasi harus dan perlu dibangun dan dikembangkan agar ekonomi bangsa ini kuat. Maka, ketika ada berita bahwa 1000 koperasi di Aceh akan ditutup, menimbulkan pertanyaan, apakah tidak akan memperngaruhi runtuhnya ekonomi masyarakat di sekitarnya. Apakah tidak memberikan pengaruh negative terhadap UMKM yang sedang membutuhkan koperasi?

[caption caption="Kata Bapak Koperasi Indonesia"]

[/caption]

Sebenarnya, pengaruh buruknya pasti ada, apabila selama ini koperasi tersebut menjalankan fungsinya secara optimal. Bila selama ini 1000 koperasi itu berjalan atau beroperasi dengan benar dan optimal, maka pengaruhnya akan sangat besar. Namun, apabila 1000 koperasi tersebut selama ini tidak aktif dan tidak memberikan pelayanan oprimal, maka benar tidak memberikan pengaruh buruk, bahkan memberikan pengarus positif, karena dapat menyelamatkan banyak uang dari bantuan pemerintah terhadap koperasi.

Lalu, pembubaran 1000 koperasi di Aceh tersebut menjadi bukti atau indicator bahwa Dinas koperasi yang memiliki tanggung jawab dan amanah untuk membangun koperasi di Aceh khususnya, tidak menjalankan fungsinya sebagai Pembina atau pengontrol terhadap koperasi-koperasi tersebut. Bahkan lebih jelas terlihat bahwa bisa jadi, atau jangan-jangan di balik berdirinya 1000 koperasi itu sebelumnya ada actor- actor koperasi yang bermain. Ada kemungkinan membuka koperasi banyak-banyak dengan tujuan untuk mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Ada kemungkinan indikasi dengan banyaknya berdiri koperasi itu banyak bantuan social yang dapat dimanfaatkan. Oleh sebab itu kemudahan pembukaan koperasi juga kemungkinan dapat dipermudah.  Karena, tentu saja, yang menguasai informasi tentang dana bantuan social dan lainnya dari pemerintah itu dikuasai oleh orang-orang dalam di dinas koperasi itu sendiri. Ya, semua simpul rahasia ini ada di Dinas Koperasi, terutama Dinas Koperasi Aceh. Seharusnya juga ketika ingin membubabrkan 1000 keopreasi tersebut harus dilakukan dengan cara evaluasi secara intens dan Dinas koperasi harus melakukan refleksi, apakah selama ini Dinas Koperasi sudah menjalankan fungsi pembinaan, fungsi control terhadap koperasi itu berjalan baik? Sebaiknya pastikan dahulu hal ini, agar tidak salah dal;am mengambil langkah untuk membubarkan 1000 koperasi tersebut. Jangan sampai ini seperti tragedy 11 September, he he

Banda Aceh, 11 September 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun