Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ringan Tangan

3 Juli 2015   00:25 Diperbarui: 3 Juli 2015   00:25 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ringan Tangan

Oleh Tabrani Yunis

Mungkin anda masih ingat dengan ungkapan “ringan tangan”, bila anda rajin belajar peri bahasa bahasa Indonesia. Karena kata ringan tangan itu merupakan bagian dari pelajaran yang pernah dipelajari saat belajar bahasa Indonesia di sekolah. Mungkin pula anda sering mendengar ungkapan ini di tengah-tengah keluarga anda ketika ibu atau bapak memberikan nasihat kepada anak-anak di rumah agar selalu bersikap dan bertindak sebagai orang yang ringan tangan. Juga mungkin pula anda sering mendengarnya dari nasihat guru serta para dai kepada murid dan jamaahnya, agar selalu ringan tangan.

Nah, ungkapan ini adalah ungkapan yang mengandung nasihat setiap orang dalam membangun hubungan atau relasi dengan orang lain. Sikap ringan tangan ini, dimaksudkan oleh ibu, bapak, masyarakat dan siapa saja adalah sikap seseorang yang mau membantu atau mau menolong. Sikap ringan tangan ini adalah sebuah sikap warisan budaya masyarakat kita yang suka menolong. Oleh sebab itu, kalau anda membuka kamus umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta yang diterbitkan oleh PN Balai Pustaka di Jakarta pada tahun 1984, anda akan mudah menemukan makna ungkapan ringan tangan tersebut. Dalam kamus tersebut, ungkapan ringan tangan itu, sama maknanya dengan apa yang difahami oleh masyarakat umumnya, yakni suka menolong atau cepat atau lekas berbuat sesuatu. Kalau dalam peribahasa Indonesia atau peribahasa Melayu ini, Ringan tangan tidak berdiri sendiri. Karena secara lengkap, peri bahasa itu berbunyi” Cepat kaki, ringan tangan”. Peri bahasa ini diartikan sebagai sebuah perumpamaan untuk sifat dan sikap rajin dan giat pada seseorang.

Dalam perkembangan zaman, peri bahasa yang banyak kita dapatkan dalam pelajaran bahasa dan di dalam keluarga dan masyarakat tersebut, semakin jarang terdengar di tengah masyarakat kita. Mungkin saat ini, masyarakat kita sudah tidak terbiasa menggunakan peri bahasa-peri bahasa yang sudah lama ada di tengah kehidupan masyarakat kita itu. Penyebabnya, bisa karena karena perubahan paradigm dan tingkah laku masyarakat modern yang semakin instant dan berperilaku praktis, ingin langsung secara lugas dan cepat diungkapkan, tanpa harus menggunaakan ungkapan yang menuntut orang harus mencerna apa arti ungkapan tersebut. Masyarakat kita kelihatannya kini lebih cendrung menggunakan pernyataan langsung seperti, rajinlah, bantulah, atau jangan malas. Jadi sudah jarang berkata, jadilah anak yang ringan tangan. Karena setelah mengungkapkan ungakpan itu, anak mungkin akan bertanya, ringan tangan itu apa?

Nah, terlepas dari persoalan semakin jarangnya orang menggunakan peri bahasa seperti ringan tangan tersebut dalam perkembangan masyarakat kontemporer, bila kita menyimak, maksud digunakan ungkapan ringan tangan tersebut, sesungguhnya adalah sebuah bentuk kearifan masyarakat dahulu dalam menggunakan bahasa untuk menyampaikan sikap positif yang harus dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Karena ungkapan ringan tangan yang diucapkan oleh seseorang atau orang tua kepada anaknya, mengandung nasihat agar anak-anak selalu bersikap peduli, mau bertindak cepat untuk menolong, tanpa harus menunggu arahan atau ajakan dari pihak yang akan ditolong.

Jadi, dilihat dari muncul dan seringnya orang tua dan masyarakat dahulu menggunakan ungkapan atau peri bahasa, Cepat kaki, ringan tangan” afalah sebagai bentuk kearifan dan kepedulian orang tua beserta masyarakat terhadap pendidikan anak agar selalu peduli dan mau serta cepat menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Di samping itu, peribahasa itu juga digunakan orang tua kepada anak-anak untuk bersikap cepat kaki, ringan tangan, agar anak-anak mudah diterima oleh orang lain, sehingga dengan memiliki sikap itu, anak-anak mudah diterima bekerja oleh orang-orang yang mempunyai peluang kerja. Dengan demikian, orientasinya, tidak langsung kepada materi, berapa ongkos yang akan didapat atau diberikan bila seseorang itu ringan tangan. Karena dengan sikap cepat kaki, ringan tangan tersebut, sesorang akan bisa memperoleh rezeki lebih mudah. Jadi bersikap ringan tangan itu banyak manfaatnya.

Keuntungan Cepat kaki dan ringan tangan. Pertama, orang yang cepat kaki, ringan tangan itu banyak disukai dan dibutuhkan orang. Kedua, sikap ini adalah sikap ynag memudahkan seseorang berhubungan membangun relasi dengan orang lain. Ketiga. Memiliki sikap ini akan memudahkah rezeki atau bisa memberikan peluang besar untuk bisa berkembang dan bahkan keluar dari kemiskinan.

Dalam penggunaan ungkapan ringan tangan ini, sering pula orang keliru dalam memahami dan menggunakannya. Ungkapan ringan tangan sering diarti sama dengan cepat tangan. Padahal ringan tangan berkonotasi positif, sedangkan cepat tangan berkonotasi negative.

Yang jangan atau tidak boleh adalah, cepat kaki,ringan tangan, lalu ditambah dengan cepat tangan. Ini akan berbahaya. nah, apakah anda tergolong ke dalam kelompok manusia yang ringan tangan?  Bila ya, mungkin anda bisa berbagi lebih lanjut. Mari kita saling berbagi cerita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun