Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dilema Anak-anak "Gadget Mania"

28 September 2015   23:54 Diperbarui: 29 September 2015   07:38 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang memang semakin canggih. Orang-orang pun hidup penuh dengan segala kecanggihan dan semakin modern. Semua yang berbau tradisional, kini terus tertinggal. Semua hal yang konvensional juga semakin tidak digunakan, Yang jelas, segala hal yang berbau modern, itu yang dikejar. Moderenisasi di bidang ICT (Information Communication Technology), ya teknologi informasi, telah membuat hidup lebih mudah dalam membangun komunikasi, kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja.

Pokoknya, dalam semua hal, menjadi sangat mudah, murah dan bisa dikatakan ramah. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi menggerakkan industri telekomunikasi bergerak dengan cepat, melahirkan produk-produk piranti komunikasi yang massal dan berubah begitu cepat. Sebagai salah satu contoh, perkembangan komputer misalnya, bergerak dengan sangat cepat dengan berbagai produk yang semakin mudah diakses, atau diperoleh dan digunakan oleh siapapun. Selain itu, berbagai macam alat komunikasi canggih seperti smart phone, Iphone, Ipad dan lainnya, kian mudah digunakan oleh siapa pun yang memilikinya.

Kalau dulu, anak-anak baru bisa menggunakan smart phone, computer dan alat komunikasi lainnya, setelah mendapat arahan dan bahkan latihan tentang bagaimana cara menggunakannya, kini anak-anak kita, yang masih balita pun tidak perlu lagi mendapat arahan bagaimana menggunakan smart phone, Iphone, Ipad, tablet dan laptop. Mereka bisa secara autodidak menggunakan peralatan tersebut.

Mungkin, siapa pun kita yang dulu pernah belajar menggunakan komputer pada masa awal-awal berdarnya komputer di tengah masyarakat kita, ketika kita lebih banyak mengenal PC, kita banyak yang merasa sulit menggunakannya. Apalagi, untuk menggunakan komputer saat itu, langkah untuk menggunakan program komputer, diawali dengan menguasai DOS, lalu Words atau WS dan juga Excel. Sekarang, dengan adanya laptop yang memudahkan penggunaan laptop tersebut, seorang anak yang masih usia balita sudah bisa menggunakan laptop dan smartphone, tanpa harus belajar bagaimana cara membuka dan sebagainya. Anak-anak sekarang bahkan sangat cepat menguasainya. Bahkan bisa lebih lihai dari kita yang mungkin selama ini sudah lama menggunakan atau memiliki smartphone, tetapi tidak menggunakan semua aplikasi yang ada. Sementara, anak-anak sudah bisa menggunakannnya dengan lancar. Sungguh sangat pesat kemampuan mereka.

Sebagai contoh, Nayla, yang masih berumur 5 tahun dan masih belajar di TK itu, sangat suka dan lihai memainkan gadget. Ia terlihat sangat mahir membuka Firefox dan menghubungkannya dengan jaringan WiFi, lalu membuka Google dan mencari Youtube yang menyajikan lagu-lagu anak-anak, juga sejumlah mainan atau games seperti Play-Doh dan lain-lain, begitu juga iPhoto.

Tidak ada yang mengajarkannya menggnakan piranti itu, tetapi ketika laptop, HP dan Ipad tergeletak di meja, ia melihat peluang untuk menggunakannya, lalu dengan tanpa ada guidance, ia mengutak-atik alat-alat itu sendiri. Ia kemudian sangat mahir memainkan mainan, Youtube dan bahkan bisa mengunduh sejumlah mainan sendiri. Jadi, begitu cepat proses penguasaan pada anak-anak tersebut. Kemampuan seperti ini, tentu bukan hanya dimiliki oleh Nayla sendiri, tetapi hampir semua anak sekarang banyak yang bisa menggunakan gadget tersebut. Bahkan Aqila yang masih umur 3 tahun setengah pun kini sangat lihat menggunakan smartphone dan laptop.

Melihat cepatnya tingkat penguasaan anak-anak terhadap gadget saat ini, banyak orang tua yang merasa bangga dengan perkembangan anak dalam penggunaan gadget tersebut. Sering pula orang tua berkata, anak-anak mereka memang sangat pintar-pintar dalam penggunaan gadget. Kepintaran itu juga bisa mewakili kepintaran di bidang lainnya. Tentu tidak salah bila orang tua merasa bahagia, bangga dan bersenang diri melihat perkembangan anak dalam menggunakan gadget atau alat-alat teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Orang tua, secara finansial tidak harus mengantar anak-anak ke kursus untuk belajar IT, karena anak secara otodidak bisa menggunakannya, asal fasilitas itu tersedia.

Namun, ada yang harus diwaspadai oleh orang tua terhadap realitas ini. Fakta menunjukkan bahwa saat ini, anak-anak kita sudah berada pada posisi maniak gadget. Artinya, anak-anak sudah sulit melepaskan diri dari penggunaan gadget, di saat usia mereka masih sangat belia. Orang tua, sering merasa kewalahan ketika anak-anak mereka yang terus menerus atau seharian asyik dengan gadget, atau anak menjadi gadget maniak. Dalam kondisi ini, anak selalu saja ingin memakai gadget untuk menyenangkan diri mereka atau untuk bermain-main. Seringkali orang tua harus rebutan HP, atau Laptop, Ipad dan tablet serta iPhone maupun smartphone lainnya.

Nah, ketika anak sudah menjadi gadgetmania, berarti anak sudah berada pada kondisi kecanduan. Bila orang tua tidak memberikannya, maka anak-anak akan sering mengamuk, merajuk dan menangis atau hal lain yang membuat anak merasa tidak senang, karena tidak diberikan gadget. Bagi orang tua yang tidak mau terganggu privacy dan atau kesibukannya, banyak orang tua yang memfasilitasi anak-anak mereka dengan smartphone sejak dini.

Jadi, ini adalah salah satu dampak buruk yang menjadi dilema bagi orang tua. Hal seperti ini, mungkin sering terjadi pada banyak orang tua. Sesuai dengan perkembangan zaman, orang tua seakan merasa bersalah bila tidak memberikan perangkat itu kepada anak yang masih sangat kecil itu. Orang tua merasa aman-aman saja, tanpa pernah membayangkan serta mempelajari apa dampak buruk bagi anak yang sering menggunakan piranti itu. Ya, sebut saja tidak was-was terhadap perkembangan anak.

Padahal, penggunaan gadget oleh anak sejak dini membawa dampak negatif. Selain anak akan asyik sendiri dengan alat-alat ICT tersebut, anak-anak akan menjadi sosok yang suka menyendiri, tidak peka terhadap lingkungan sosial. Mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang egois. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh penggunaan gadget yang maniak ini, bisa membuat anak-anak akan sangat dekat dengan budaya kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun