Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Menakar Beban Tanggung Jawab Guru di Era Digital

7 Desember 2021   11:55 Diperbarui: 7 Desember 2021   15:05 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar di kelas | Foto: Tabrani Yunis

Sebagaimana kita amati bahwa di masa pandemi Covid 19 ini, umat manusia di permukaan bumi dihadapkan dengan ancaman kematian yang terjadi karena serangan virus Corona atau Covid 19. 

Covid 19 telah merampas rasa aman dan nyaman yang sebelumnya dinikmati. Covid 19 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat dunia secara massal dan membunuh banyak manusia setta mematikan berbagai sektor kehidupan. 

Hingga kini, kondisi nyata, masih belum memberikan rasa aman, masih menjadi ancaman dalam beraktivitas seperti dahulu yang dikatakan sebagai masa-masa normal. 

Satu dari sekian banyak sektor kehidupan yang terganggu adalah dunia pendidikan yang menjadi kebutuhan bagi setiap orang.

Kegiatan pendidikan yang normal, berjalan menjadi abnormal. Ya, karena proses belajar mengajar di sekolah, sudah tidak seperti dahulu lagi. Lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal terpaksa tutup. 

Proses belajar mengajar yang dahulu berlangsung secara tatap muka, tidak perlu menjaga jarak dalam segala aktivitas, termasuk belajar mengajar, tidak perlu memakai face shield, juga masker, tak bisa berjalan. Juga bila dahulu, tidak ada larangan berkumpul dan berkerumun. 

Kini, semua sudah berubah. Covid 19 telah memaksa kita berubah dan beradaptasi dengan beratnya ancaman pandemi Covid 19. Semua gerak langkah kita dibatasi. Pembatasan dalam semua sisi atau segi kehidupan, termasuk proses pendidikan yang menjadi kebutuhan dasar kita.

Nah, ketika proses belajar mengajar tidak bisa berjalan seperti biasa pada masa sebelum pandemi menghantam, proses belajar mengajar yang biasa, tatap muka sudah tak dapat dilakukan. 

Jalan keluarnya adalah memanfaatkan teknologi secara masif. Guru dan peserta didik dipaksa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (gadgets) untuk melakasanakan kegiatan belajar jarak jauh. 

Proses belajar mengajar online menjadi satu-satunya pilihan. Celakanya, ketika proses belajar mengajar online harus ditempuh, hampir umumnya guru, terutama dari kalangan generasi baby boomers atau generasi X menjadi sangat gelagapan, tidak siap menghadapi perubahan yang terjadi begitu cepat. Sulit beradaptasi, karena masih banyak yang gagap teknologi, sehingga proses belajar online pun tidak bisa berjalan dengan baik. Kondisi ini menjadi beban berat para guru di era digital. Mengapa demikian?

Beberapa jawabannya adalah transformasi digital, kemajuan penguasaan teknologi digital di kalangan peserta didik yang semakin pesat, berbanding terbalik dengan kemajuan penguasaan teknologi digital di kalangan guru-guru, terutama guru-guru tua atau guru genarasi X. Kedua tatkala menurunnya minat membaca. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun