Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ramadan Pulang

5 Juni 2019   02:38 Diperbarui: 5 Juni 2019   02:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Tribunnews.com

Oleh Tabrani Yunis

Ketika mentari menuju peraduan, kala langit di ufuk barat menebarkan cahaya merah merona; Ramadan meninggalkan dermaga. Pulang menuju aras melewati tujuh lapisan langit, kembali menanti masa bergulir membawa kesempatan untuk bermesraan. 

Ketika senja merekah  menjemput malam. Sajian berbuka mungkin berbuka terakhir bagi kita. Ini adalah sajian buka puasa terakhir dalam aroma Ramadan nan menghaburkan cita rasa bulan seribu bulan.

Lewat  senja buka puasa, Ramadan beranjak pulang. Meninggalkan aroma qiyamullail pada ahli ibadah. Memberikan piala kemenangan bagi orang-orang beriman. Ini adalah buka puasa terakhir bagi kita.

Malam ini Ramadan pulang menuju titik pusaran waktu, tanpa ada isyarat pertemuan tuk bermesra seperti har-hari yang kita lalui bersama.'Ramadan pergi dan pasti kembali. Namun, tak ada kata pasti buat kita.

Malam ini kapal Ramadan pulang, tak lagi berlabuh di dermaga. Luluh sudah butir-butir amalan sunah berbuah hadiah berlipat dan melimpah ruah. Orang-orang beriman dan ahli ibadah gusar dan gundah dalam sejuta tanya.

Ya Allah. Aku telah berpuasa sebulan penuh. Aku telah menunaikan qiyamullail seperti titahMu, Aku galau. Aku risau. Aku takut, apakah semua amal ibadahku sebulan penuh itu sempurna? Apatah puasa dan salatku Kia terima y Rabb?

Ya Allah, ya Rab yang mewajibkan umat beriman untuk berpuasa, apakah Ramadan ini telah memberikanku  nikmat lailatu qadar yang kau turunkan di bulan Ramadan ini? Ya Allah, aku takut inadahku tak ada makna bagiMu

Malam ini Ramadan melambaikan tanda perpisahan dalam  gema takbir, tahlil dan tahmid. Mengantarkan Ramadan dengan suka cita dan asa kemenangan. 

Ramadan kini dalam perjalanan mengitari jalan pulang. Ramadan kembali ke pangkuan alam, membawa sejuta harapan meraih kemenangan. Esok akan ada perayaan kemenangan, pembagian piala kembali pada kesucian, tanpa cela dan dosa.

Esok tak ada lagi buka puasa. Tak ada lagi tarawih dan witir dalam aroma Ramadan. Esok adalah hari kemenangan yang dititipkan Ramadan kepada kita. Akankah kemenangan itu milik kita?

Selamat jalan Ramadan. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. La ilaha illahu wallahu akbar. Allahu akbar walilahilham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun