Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Anak Belajar Menjadi Bintang Iklan

3 Juni 2019   19:51 Diperbarui: 3 Juni 2019   19:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Tabrani Yunis

Masa kecil, masa anak-anak, sesungguhnya merupakan masa-masa yang membahagiakan anak-anak. Di masa ini, anak-anak sangat suka bermaian. Ya, karena masa kanak-kanak, yang menjadi periode masa pertumbuhan dan perkembangan, anak-anak akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan bermain. Jadi, anak-anak memang harus memiliki masa yang cukup untuk bermain.

Hal ini perlu dan penting, agar dalammasa pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak bisa berjalan optimal. Pada fase anak-anak bermain tersebut, bagi kebanyakan orang tua, juga menjadi kesempatan untuk mengamati, dan melihat serta meneliti dengan cermat potensi anak-anak sejak kecil.

Orang tua yang cerdas, yang dengan siaga menyiapkan masa depan anak-anak mereka, biasanya terus mengamati dan bahkan membantu perkembangan jiwa dan potensi anak sejak anak masih kecil. Kita tentu dengan mudah bisa menemukan potensi anak-anak kita sejak kecil. Kita juga bisa membanding-bandingkan potensi anak kita, bila kita memiliki lebih dari satu anak. Kita bisa bandingkan antara dua anak perempuan, atau membandingkan dengan yang laki-laki, antar jenis kelamin dengan potensi dan tingkat kecerdasan berbeda dan sebagainya. Bahkan untuk melihat potensi dan tingkat perkembangan seperti ini tidak hanya dilakukan oleh para orang tua yang berpendidikan tinggi saja, orang-orang awam saja bisa melihatnya.

Nah, dalam masa perkembangan dan pertumbuhan ini, ketika anak-anak suka bermain dan para orang tua mengetahui apa potensi anak, serta sangat faham akan apa yang diskukai anak. Kalau anak-anak suka bermain, menghabiskan waktu seharian dengan bermain, maka seharusnya para orang tua mau lebih bijak memanfaatkan masa-masa bermain anak ini.

Masa bermain anak yang cukup di masa kecil merupakan masa yang cukup pula untuk melihat potensi dan tingkat perkembangan anak serta kesamaan dan perbedaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut.

Selain itu,  pada masa-masa anak bermain ini, seharusnya orang tua menyempatkan diri, bisa dan mau mengarahkan kegemaran anak. Caranya, orang tua bisa memilij mainan-mainan edukatif yang bisa merangsang kemampuan dan sikap dan kemampuan kreativitas dan innovasi anak, serta keberanian anak untuk menampilkan kemampuan dan potensi yang dimiliki.

Barangkali kita bisa cermati video di atas. Sebagaimana kita saksikan pada video di atas, ada dua orang anak, masing-masing Ananda Nayla, saat ini berusia 10 tahun dan adiknya Aqila Azalea Tabrani Yunis yang masih duduk di kelas I  SDIC Anak Bangsa di kawasan Ule Kareng, di Banda Aceh.

Ketrampilan yang dengan jelas bisa dilihat adalah ketrampilan berbahasa ( language skills), yakni kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang digunakannya sejak kecil. kemampuan ini sebenarnya sudah membuat mereka memiliki keberanian untuk berkomunikasi di depan publik. Potensi ini, kemudian dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan berbagai kemampuan dan ketrampilan lain.

Misalnya, untuk mempromosikan suatu produk. Kedua anak ini sangat aktif membuat video atau live di facebook mempromosikan produk-produk yang ada di POTRET Gallery, sebuah tempat berbelanja yang terlerak di kawasan Pango Raya, Banda Aceh.

Mereka tanpa diarahkan dalam skenario orang tua, bisa mengembangkan sendiri. Untuk itu, berikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan potensi mereka. Kuncinya, ajaklah anak untuk terus melatih diri melakukan hal-hal yang kreatif.

Dalam video di atas, Kedua anak ini dengan penuh rasa suka meminta orang tua membuat video tentang kegiatan mereka. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya menyikapi permintaan tersebut dengan baik dan mau mengakomodir keinginan mereka.

Biarkanlah mereka bebas mengekspresikan apa yang mereka ingin katakan dan ingin lakukan. Sebagai contoh saja, dari setting tempat, video tersebut memanfaatkan toko POTRET Gallery yang salah satu produk yang dijual adalah alat-alat tulis. Mereka bisa memanfaatkan produk yang ada di toko dan menggunakannya untuk kepentingan latihan.

Yang penting orang tua dengan sabar dan mau membuat video mereka. Apalagi, mau membuat akun Youtube yang bisa disaksikan oleh banyak orang dan bisa dibagikan atau share. Ini akan sangat memotivasi mereka mengembangkan potensi tersebut. Kedua anak ini, sebenarnya juga terobsesi dengan keinginan untuk bisa menjadi bintang iklan. Lihat saja apa yang mereka lakukan. Mereka menggunakan berbagai produk, namun kemudian fokus pada produk Artline yang mereka sampaikan dengan cara-cara mereka. 

Jadi, ketika anak-anak punya obsesi untuk menjadi bintang iklan, dengan kemajuan teknologi saat ini, kita bisa dengan mudah mengarahkan anak-anak  mengembangkan potensi mereka. Dengan menggunakan gawai atau smartphone, kita bisa membuat banyak video yang kemudian bisa dibagi di YouTube, sebagaimana yang dilakukan oleh kedua anak ini di YouTube.

Barangkali kita bisa mencoba menyaksikan bagaimana aksi kedia anak ini di Youtube mereka, POPOT dan Nyanyak. Silakan buka link berikut ini,  https://www.youtube.com/watch?v=Q16GNDavdfs

Ingin memberikan komentar? Silakan. sangat diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun