Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Kependudukan untuk Generasi Masa Kini

23 Maret 2019   06:40 Diperbarui: 23 Maret 2019   06:59 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seakan-akan persoalan kependudukan, bukan persoalan bersama, tetapi persoalan yang harus diperhatikan oleh pemerintah, terutama BKKBN yang sering difahami dengan keluarga berencana. Padahal, sesungguhnya persoalan kependudukan adalah persoalan bersama semua elemen bangsa, bahkan dalam tataran global, juga menjadi masalah yang harus diperhatikan, diantisipasi oleh setiap bangsa. 

Persoalan kependudukan, tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait dengan sector-sektor lainnya. Masalah kependudukan akan berkonsekwensi pada kualitas sumber daya manusia, dalam berbagai sector kehdupan, misalnya sector kesehatan, pendidikan, social, agama, politik, budaya dan lain-lain yang tidak bisa lepas dari persoalan penduduk. 

Maka, sebenarnya, masalah kependudukan harusnya mendapat perhatian yang lebih besar dan serius, yang bukan hanya menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah, dalam hal ini BKKBN saja, tetapi lintas departemen dan instansi pemerintah. Pendekatan dalam penanganan masalah yang muncul akibat dari ledakan penduduk, misalnya juga harus multi approaches.

 Mengingat tingkat kepedulian dan rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap kependudukan, maka upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap kependudukan, harus ditempuh dengan membangun kemampuan literasi kependudukan kepada masyarakat. 

Membangun kemampuan literasi kependudukan yang dapat meningkatkan rasa kepedulian masyarakat, minat membaca generasi masa kini yang kita sebut sebagai generasi milenial ini. 

Membangun dan menumbuhkan minat membaca, yang berdampak pada peningkatan kapasitas mengidentifikasi, menganalisis dan lebih tinggi lagi mau secara aktif kreatif, innovative, dan lebih produktif dalam memecahkan persoalan-persoalan kependudukan yang timbul di tengah masyarakat kita. 

Untuk membangun kondisi yang demikian, memang diperlukan sebuah proses panjang yang ditempuh dengan kegiatan pendidikan kependudukan, baik di lembaga-lembaga pendidikan formal, informal dan nonformal. 

Teknik pelaksanaannya bisa dengan memasukan atau menginegrasikan isu kependudukan ke dalam kurikulum pendidikan formal dengan tidak menjadikan pendidikan kependudukan sebagai sebuah mata pelaajaran, mengingat sudah terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari setiap peserta didik. 

Oleh sebab itu, pendidikan kependudukan tersebut masuk menjadi isu terkait dalam setiap sajian mata pelajaran di sekolah. Hal lain yang juga bisa dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan formal adalah dengan menyediakan bacaan-bacaan yang menarik tentang kependudukan. 

Misalnya dengan membuat sudut atau pojok baca kependudukan. Sementara di lingkungan keluarga dan masyarakat, pemerintah yang bukan hanya dilakukan oleh BKKBN, harus ikut secara bersama membangun dan memfasilitasi pojok-pojok baca kependudukan di setiap desa di Indonesia. 

Untuk mewujudkan ini, sebenarnya pemerintah bisa bersinergi dengan dunia pendidikan dan para pegiat literasi yang kini sedang banyak melakukan kerja-kerja social di tengah masyarakat dengan membuka dan menyediakan taman bacaan secara sukarela dan swadaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun