Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanti Tawaran Menulis "Content Affiliation"

1 Februari 2018   23:51 Diperbarui: 2 Februari 2018   00:05 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bisa jadi, sang penulis sedang kekeringan ide, sedang tidak punya gagasan untuk menulis. Bisa pula sedang kehilangan mood menulis. Segalanya bisa terjadi. Apalagi kalau sudah sekian lama tidak menulis, terasa bagai sedang mengalami kegersangan ide atau gagasan, sehingga tidak ada satu pun tulisan yang lahir dalam beberapa hari ini. Tidak ada ide, atau tidak ada gagasan untuk ditulis, atau tidak ada mood untuk menulis, itu semua adalah alasan yang lazim terdengar dari mulut orang-orang yang kita ajak menulis. Dua hal yang sangat penting ketika ingin melakukan sesuatu, pertama memang ide. 

Itu adalah syarat utama untuk menulis. Bukan hanya untuk menulis, juga ketika kita ingin melakukan atau membuka usaha atau bisnis. Ketika ide atau gagasan menulis atau gagasan berbisnis belum ada, maka tida ada tulisan yang akan ditulis, tanpa ide atau gagasan ( No writing without ideas). Begitula halnya dengan bisnis. No business without ideas". Jadi, kalau tidak ada ide, ya tidak ada yang bisa ditulos dan diuraikan, tidak ide untuk menjalan usaha, maka tidak usaha atau bisnis yang akan dijalankan.

Ini bukanlah hal yang aneh atau malah asing, karena dialami oleh banyak orang.  Bisa jadi, ketika sebuah ide datang, tetapi mood untuk menulis tidak ada, ide itu biasanya akan hilang dan terbang, entah kemana. Masalahnya adalah karena sedang tidak ada mood menulis. Idealnya, kalau sedang dalam keadan seperti ini, saat ide itu datang dan tidak ada mood menulis, langkah paling baik adalah dengan menyimpan ide tersebut dalam sebuah catatan. 

Siapa tahu mood akan datang sebentar lagi, atau besok, lusa dan bahkan minggu depan. Ya, sebaiknya simpan ke tempta atau catatan yang bisa mudah kita lihat. Misalnya kalau yang punya HP dan ada fasilitas notes, maka fasilitas itu bisa menyimpan idea yang baru datang itu. Kalau mood belum hadir pada waktu bersamaan, maka dengan mencatatnya dan melihat kembali ketika hasrat menulis datang, catatan itu akan sangat berarti dan membantu kita untuk menulis.

Bagi banyak orang, ketika ia tidak memiliki ide untuk menulis, ia menghabiskan waktunya untuk membaca dan membaca, sampai ia tersandung dengan hal-hal yang mungkin bentrok dengan pikirannya. Bila hal ini terjadi, maka apa yang bentrok dengan pikiran tersebut bisa menjadi ide yang bagus untuk ditulis. Cara lain untuk mendapatkan ide atau gagasan tersebut adalah dengan cara melihat-lihat atau mengamati apa yang terjadi di sekitat kita.

 Apa yang yang diamati, lalu menuliskannya ke dalam sebuah artikel atau opini.  Apa yang kita lihat atau amati, pasti ada hal-hal yang mungkin bertentangan  dengan pikiran atau nurani kita. Misalnya ketika kita melihat ada orang yang melempar sampah dari dalam mobil ke jalan.  

hati kita pasti berkata benci atau marah pada orang yang mengemudi mobil mewah, tapi punya kebiasan buruk, membuang sampah sembarangan, maka semua ini bisa menjadi ide atau gagasan untuk menulis.  Sebenarnya gampang, bukan?  Memang gampang, namun bagi kebanyakan orang, ketika diajak menulis, maka pertanyaan yang mungkin akan muncul adalah menulis apa?

Sebenarnya ada satu hal lagi yang bisa digunakan untuk mendatangkan ide atau gagasan tersebut. Tidak sulit dan sangat gampang. Kita bisa mengajak seorang kawan untuk berbincang-bincang tentang sesuatu ketika sambil menikmati secangkir teh atau kopi. Perbincangan dengan kawan-kawan itu banyak melahirkan ide baru atau berkutat dengan hal-hal lama. Itu tidak menjadi masalah, apalagi yang dibicarakan itu masih menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat kita.

 jadi sangat membantu bukan? jelas sangat membantu, Apalagi kalau kita mau ikut terlibat dalam kegiatan diskusi, pasti akan banyak ide yang kita dapat petik dari kegiatan diskusi tersebut yang bisa menjadi tambahan  ide menulis. jadi banyak jalan untuk bisa menulis. Kuncinya asal mau.

Bagi para warga Kompasiana atau para Kompasianers yang sudah mendapat pengakuan lewat contengan biru atau hijau di Kompasiana, biasanya juga bisa memberikan ide bernas untuk menulis. Misalnya, ketika ada kerja sama antara Kompasiana dengan perusahaan atau pihak-pihak yang mendukung aktivtas Kompasiana ini, para kompasianer mendapat tawaran dari Kompasiana untuk menulis.

 Misalnya ketika bank BRI berusia 122 tahun, para kompasianers pasti ada mendapatkan tawaran menulis soal itu. Penulis pun pernah mendapat tawaran menulis itu. Jadi, dengan adanya tawaran yang diberikan oleh Kompasiana itu, kita secara otomatis bisa mendapat ide atau gagasan untuk menulis. Sayangnya, tawaran-tawaran menulis oleh Kompasiana tersebut saat ini sedang tidak ada. Padahal, kita sangat terbantu dengan adanya rubrik itu di Kompasiana. Ya, ketika tawaran itu datang, maka kita bisa langsung dapat ide untuk menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun