Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menghitung Untung dan Mengenang Momen Terbaik di Kompasiana

27 Oktober 2016   00:12 Diperbarui: 27 Oktober 2016   07:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaftar menjadi Warga Kompasiana

Ya, terus terang, kalau tidak terang terus, aku mulai secara resmi menjadi anggota warga Kompasiana pada tanggal 26 April 2010, setelah melalui proses verifikasi oleh pengelola Kompasiana.com. ketertarikan aku untuk bergabung, tidak terlepas dari kebutuhanku menulis dan menebarkan pengetahuan serta sebagai penawar rinduku pada ratusan tulisanku yang hilang kala bencana tsunami meneghanyutkan semua yang aku miliki saat itu. Aku kemudian menjadikan Kompasiana sebagai media terapi, yang mengobati rasa sakit karena ditusuk-tusuk oleh rasa rindu tersebut. 

Terapi yang membuat hati ini merasa senang, merasa bahagia, serta merasa puas, karena bisa menyalurkan apa saja yang ada di benak. Ketika rasa sakit hati muncul, karena tulisan yang diposting tidak masuk dalam kategori pilihan atau tidak masuk headline, bahkan dihapus, kekecewaan itu bisa diungkapkan lagi dalam tulisan. Ya membuat aku merasa lebih produktif. Jadi ini juga masuk dalam hitungan untungnya.

Nah, karena itu adalah untung, maka, aku semakin termotivasi untuk melakukan postingan tulisan di Kompasiana.com itu. Tentu bukan hanya itu. Masih sangat banyak keuntungan lain bisa dihitung.  Beberapa contoh keuntungan lain di antaranya. Pertama, aku memiliki ruang ekspresi sendiri yang bisa aku isi kapan saja, bagaikan blog pribadi atau  sendiri. Artinya aku tidak perlu membuat blog khusus yang kadang jumlah pengunjungnya sangat sedikit. Sementara di Kompasiana, bila tulisan kita menarik, maka akan banyak yang membaca, banyak yang memberi nilai dan bahkan banyak yang memberikan tanggapan atau komentar. 

Ini adalah hal yang membahagiakan hati. Kedua, menjadi warga Kompasiana, memberikan aku keuntungan lain, yakni bertambahnya sahabat yang memiliki minat yang sama, yakni menulis atau berkarya lewat tulisan. Aku bahkan bisa mengajak mereka ngobrol di media yang tergolong bergengsi. Ketiga, Kompasiana membuat aku dikenal banyak orang. Ini sangat menguntungkan. Semakin banyak orang mengenal kita, semakin banyak teman yang kita miliki dan semakin banyak kemududahan yang kita bisa peroleh. 

Ke empat,  Kompasiana menambahan bahan cerita atau materi saat aku menjadi fasilitator training menulis di beberapa tempat. Kelima, juga menjadi media bagi aku memperkenalkan produk yang aku buat, misalnya pada identitasku selalu aku cantumkan majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas serta CCDE. Jadi sungguh banyak sekali untung (advantages) yang bisa aku petik selama menjadi warga Kompasaiana, walaupun aku pernah merasa kecewa ketika ada photo ilustrasi yang aku ambil dari google dihapus, bahkan hal yang sangat menyakitkan saat itu adalah ketika tulisanku yang terkait majalah POTRET dihapus, karena alasan mempromosikan majalah POTRET. Namun kemudian, kekecewaan itu aku lampiaskan kembali dalam tulisan yang aku posting di Kompasiana.

Momen terbaik bersama Kompasiana

Aku yakin, tidak semua orang dan tidak banyak orang yang bisa mendapat kesempatan seperti aku. Kesempatan baik ini berkat aku menjadi warga Kompasiana. Tahukah rekan-rekan kesempatan apa itu gerangan? Ingin tahu? Sabar dikit dong. Tidak perlu buru-buru mendapatkan jawabannya.

Aku teringat, saat itu ketika aku sedang mengendari mobil dalam perjalan kembali dari kampong istriku di Ule Gle, Pidie Jaya, HPku bordering. Artinya aku mendapat panggilan telepon. Aku melihat kode wilayahnya Jakarta. Lalu, aku meminggirkan mobil dan menjawab panggilan telepon tersebut. Betapa mengejutkan saat itu, ternyata, telepon itu datang dari admin Kompasiana. Sambil memperkenalkan diri saat itu, sang penelpon mengajakku untuk handout pada pukul 20.00 malam.

Wah, ini kesempatan yang istimewa bagiku, karena aku mendapatkan kesempatan untuk ikut berpatispasi dalam acara di Kompasiana TV. Tanpa harus mendatangi studio, aku cukup menggunakan laptopku dan duduk di ruangan yang terhubung dengan internet. Aku mendapat kesempatan untuk memberikan pemdap[at dalam diskusi atau perdebatan malam itu. Otomatis wajahku ada di Kompasiana TV saat itu. Sebenarnya, untuk tampil di televise, ini bukan yang pertama, karena aku juga di Banda Aceh sering diundang untuk acara talkshow mengenai pendidikan, mengenai perempuan serta mengenai anak-anak, serta lainnya. 

Namun, tampil di Kompasiana TV, walau dalam durasi yang sangat pendek, tetapi gemanya begitu besar. Lalu, setelah usai acara, aku diminta untuk mengirimkan nomor rekening. Wow, ternyata bukan hanya mendapatkan kesempatan tampil di Kompasiana TV, tetapi juga menatlan rezeki berupa uang yang ditransfer ke rekening. Alhamdulilah. Berarti ini bisa dianggap sebagai honor atau imbalan dari tulisan-tulisan yang pernah diposting di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun