Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berubah untuk Tidak Berubah

29 April 2022   06:20 Diperbarui: 3 Mei 2022   13:53 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berubah untuk Tidak Berubah menuju Masa Depan (monoist.itmedia.co.jp)

Dahulu ketika ingin mengecek email atau mencari informasi di internet melalui koneksi wifi dari rumah, saya hanya bisa menemukan host kepunyaan sendiri ketika memindai jaringan. 

Sekadar catatan, host adalah media perantara (biasanya hape atau wifi router) untuk sambungan nirkabel (bahasa kerennya, tethering) ke internet.

Akan tetapi, sekarang kebanyakan orang bisa mempunyai koneksi internet menggunakan berbagai macam cara. Buktinya, saya bisa menemukan kurang lebih sepuluh host ketika memindai dari rumah. Satu milik pribadi, sedangkan sembilan host lain adalah milik tetangga. 

Saya mendapati beberapa host dinamai amat unik. Misalnya ada yang namanya "nenek" (mungkin hadiah dari sang cucu), "sayangku" (kalau ini sih mungkin pasangan pengantin baru), "si puss" (ini pasti tetangga sebelah kiri yang memelihara banyak kucing), bahkan ada orang menamainya sesuai dengan alamat rumah (orangnya pasti terlalu pede).

Perubahan lain yang saya rasakan adalah, saat ini terasa gampang bagi masyarakat untuk bepergian dengan menggunakan Grab, Gojek dan applikasi yang disediakan oleh perusahaan taksi seperti Blue Bird. Padahal dahulu mau cari taksi saja susah bukan main.

Bisnis dengan menawarkan tumpangan atau mobilitas ini sangat membantu pergerakan orang. Bahasa keren untuk pola bisnis seperti ini adalah Mobility as a Service, biasa disingkat MaaS.

Ada banyak keuntungan menggunakan MaaS. Salah satunya adalah mengurangi polusi, karena jika ada 4 orang ingin pergi ke suatu tempat yang sama, maka bisa naik mobil bersama (ride-sharing). Dengan begini, maka jumlah CO2 tentu bisa dikurangi, dibandingkan jika setiap orang membawa mobil sendiri.

Ada banyak lagi perubahan lainnya, namun ada satu hal yang secara khusus saya perhatikan. Menurut hemat saya, saat ini kebanyakan orang lebih mementingkan diksi daripada esensi. Mungkin karena banyaknya tulisan atau informasi yang tersebar di internet? Entahlah, saya tidak tahu jawabannya.

Misalnya, belakangan ini kata toleransi menjadi populer. Kita bisa membacanya di koran, daring seperti Kompasiana, juga melihatnya di televisi.

Melalui berbagai media tersebut, saya mengetahui bahwa semua orang berlomba untuk memberikan definisi apa itu toleransi. Ternyata banyak juga orang yang hanya "bermain" dengan diksi toleransi.

Padahal dahulu, orang tidak peduli pada diksi dan definisi. Karena definisi yang terbentuk dari susunan kata, cuma mutiara berjejer, dipakai sebagai hiasan yang dikalungkan pada leher.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun