Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tokyo 2020 dan Omotenashi

10 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 24 Juli 2021   08:29 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Tokyo 2020 di lorong sepi Jalur Chiyoda Line (dokumentasi pribadi)

Di antara perbedaan yang ada, hal paling mencolok adalah pada zaman itu orang percaya, bahwa pemenang di arena olimpiade akan memperoleh hidup abadi.

Tentu hal tersebut jauh berbeda dengan olimpiade modern yang kita laksanakan sekarang.

Tanggal 8 Juli lalu, Komite Olimpiade dan Paralimpik Dunia (IOC dan IPC), panitia Tokyo 2020, pemerintahan daerah metropolitan Tokyo dan pemerintah pusat, telah menetapkan bahwa stadion penyelenggaraan Olimpiade di Tokyo dan 3 kota di sekitarnya yaitu Chiba, Saitama dan Kanagawa, akan ditutup untuk masyarakat umum. Jadi pertandingan olimpiade dari tanggal 23 Juli sampai 8 Agustus di daerah tersebut, akan dilaksanakan tanpa penonton.

Olimpiade yang tertutup untuk penonton atau masyarakat umum bukan saja berbeda dengan olimpiade kuno. Akan tetapi, merupakan peristiwa pertama dalam sejarah penyelenggaraan olimpiade modern.

Penyelenggaraan olimpiade pada masa pandemi, juga sangat berbeda dari impian orang saat penyelenggaraan olimpiade kuno. 

Keabadian adalah hal yang mustahil, karena setiap setiap aktivitas (terutama jika dilakukan di luar rumah dan di tempat orang banyak berkumpul) saat ini, hampir bisa dipastikan akan bersinggungan dengan maut.

Menutup akses penonton untuk datang ke pertandingan selama Olimpiade berlangsung (di Tokyo dan 3 daerah sekeliling) adalah keputusan berat yang harus diambil Jepang. 

Dasar dari keputusan adalah pertambahan jumlah terjangkit Covid-19 terutama di Tokyo sudah bergerak naik lagi beberapa minggu ini, dan dikatakan sudah memasuki gelombang ke-5. Tokyo juga sudah menetapkan keadaan darutat yang ke-4, dihitung dari saat awal pandemi.

Kekecewaan masyarakat tentu ada. Saya juga kecewa karena tidak bisa menonton langsung pertandingan Olimpiade. Padahal ini mungkin kesempatan yang tidak akan datang lagi seumur hidup. Bahkan saya sudah berangan-angan untuk menjadi penggembira, setidaknya pada pertandingan bulu tangkis yang akan diselenggarakan di Chofu.

Agen perjalanan yang sudah mempromosikan paket untuk menonton pertandingan selama Olimpiade berlangsung, dan beberapa sponsor juga harus gigit jari.

Kerugian ekonomi akibat ditiadakannya penonton, ditaksir sekitar 600 miliar yen (78 triliun rupiah)!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun