Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Stay Hungry, Stay Foolish

26 Juni 2021   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   20:02 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkantoran di area Marunouchi, Tokyo (dokumentasi pribadi)

Ketika mengantuk sehabis jam makan siang, kita bisa minum kopi (atau minuman lain) yang tersedia gratis di ruang istirahat, sambil duduk di sofa empuk. Atau ketika bosan duduk di meja berjajar dengan rekan lain, kita bisa membawa laptop untuk duduk di meja bulat dekat jendela sendirian, melanjutkan pekerjaan sambil mendengarkan musik dan melihat pemandangan luar dari ketinggian.

Tidak usah khawatir kalau belum sempat menyetrika celana panjang. Alasannya, datang ke kantor pakai celana jin belel pun tidak ada yang protes. Begitu juga tidak perlu khawatir telat datang ke kantor, asal saat jam inti (core time, sekitar pukul 10 pagi sampai 3 siang) kelihatan batang hidung kita di kantor.

Itu sedikit gambaran aktivitas, dari pengalaman bekerja di dua perusahaan multinasional. Ada banyak lagi cerita, yang kalau saya tulis semuanya bisa menjadi sebuah buku. Pengalaman tentu bisa saja berbeda, jika bekerja di perusahaan multinasional berbeda.

Sebagai catatan, saya ingin membatasi istilah multinasional di sini sebagai perusahaan dengan kantor pusat di luar Jepang. Soalnya, ada perusahaan Jepang yang bisa juga disebut perusahaan multinasional, karena kantor beserta manajemen berada di beberapa negara di luar Jepang.

Sebelum membahas lebih jauh, rasanya perlu ditegaskan bahwa cerita kali ini bukan tentang kiat untuk menjadi karyawan perusahaan multinasional. Terus terang, saya tidak pandai untuk memberikan kiat.

Kemudian saya ingin bercerita tentang perusahaan multinasional, berdasarkan pidato Steve Jobs pada acara wisuda di Universitas Stanford tahun 2005.

Omong-omong, tentang Steve Jobs tidak perlu diceritakan lagi ya? Karena Anda pasti sudah mengenalnya, bukan?

Jika ada pertanyaan, kenapa mengambil contoh Steve Jobs? Karena dia adalah (salah satu) pendiri perusahaan raksasa Apple, yang merupakan perusahaan multinasional.

Baiklah sekarang kita mulai. Saya ingin membagi cerita dalam 3 tema, sesuai pidato Steve Jobs.

Pemandangan dari gedung Roponggi Hills, menikmati sunset sambil bekerja (dokumentasi pribadi)
Pemandangan dari gedung Roponggi Hills, menikmati sunset sambil bekerja (dokumentasi pribadi)
Connecting the dots

Setiap peristiwa maupun pengalaman, baik di sekolah atau saat bekerja, pasti mempunyai arti dan akan mengantar kita kepada suatu tujuan akhir yang ingin dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun