Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Samurai in Spring

25 April 2021   09:00 Diperbarui: 25 April 2021   13:26 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura di Daigoji Temple, Kyoto (Dokumentasi pribadi)

Bunga Lavender di musim semi (Dokumentasi pribadi)
Bunga Lavender di musim semi (Dokumentasi pribadi)
Bentuk kanji haru merupakan salah satu huruf golongan keisei moji. Yaitu huruf kanji gabungan antara bagian yang melambangkan arti (i-fu) dan suara (on-pu). Huruf kanji jenis ini jumlahnya terbanyak dalam bahasa Jepang, dengan persentase sekitar 90 persen.

Mumpung sedang membicarakan musim semi dalam huruf kanji bahasa Jepang, saya teringat ada satu kata yang bisa menggambarkan dengan jelas apa sebenarnya musim semi itu. Yaitu kata haru-ranman. Kata ini mempunyai arti bunga bermekaran, atau terang cahaya matahari bertebaran.

Tahukah Anda bahwa pada musim semi, ada satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia, dilakukan juga oleh orang Jepang? 

Selama masa ohigan pada musim semi yang berlangsung 7 hari, orang Jepang biasanya menyekar ke kuburan keluarga. Ohigan adalah keadaan di mana manusia bisa melenyapkan atau menang atas nafsu duniawi dan mencapai pencerahan (satori). 

Bunga Popi di musim semi (Dokumentasi pribadi)
Bunga Popi di musim semi (Dokumentasi pribadi)
Saat berziarah ke kuburan, seperti yang dilakukan juga oleh orang Indonesia, orang Jepang biasanya membersihkan makam dan berdoa untuk keluarga atau leluhur yang sudah meninggal. Sebagai tambahan, masa ohigan juga ada saat musim gugur.

Sekarang saya akan bercerita tentang dua camilan favorit saat musim semi.

Pertama adalah sakuramochi, yaitu makanan yang terbuat dari ketan diberi warna merah jambu. Di dalamnya berisi kacang merah manis, dibungkus dengan daun pohon sakura. Daun pohon terlebih dahulu direndam dalam air garam, sehingga rasanya agak asin. 

Perpaduan rasa asin daun pembungkus, aroma daun bunga sakura, dan rasa manis kacang merah, merupakan perpaduan dahsyat yang tidak bisa saya temukan pada camilan lain.

Omong-omong, camilan sakuramochi sudah mempunyai sejarah panjang selama ratusan tahun karena makanan ini dibuat pertama kali oleh Yamamoto Shinroku pada era Edo.

Sakuramochi (atas) dan sanshoku dan-go di bawah (Dokumentasi pribadi)
Sakuramochi (atas) dan sanshoku dan-go di bawah (Dokumentasi pribadi)
Camilan kedua adalah sanshoku dan-go, dengan bentuk bulatan 3 warna (sanshoku) berwarna merah jambu di ujung, putih di tengah dan hijau di pangkal, terbuat dari tepung dan gula, yang ditusuk dengan bambu seperti satai. Dan-go kalau digigit agak kenyal dan rasanya agak manis.

Warna pada dan-go merupakan lambang dari bunga sakura. Gigitan pertama pasti pada dan-go merah jambu, yang merupakan warna sakura ketika masih kuncup. Kemudian, putih adalah warna sakura ketika sedang mekar. Gigitan terakhir adalah hijau, sebagai warna pohon sakura saat bunga sakura sudah rontok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun