Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tren Toko Retail Tahun 2020 dan Masa Depan

26 Januari 2020   15:16 Diperbarui: 27 Januari 2020   05:46 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Parco Cube (sumber: xtrend.nikkei.com)

Ada beberapa teknologi diramalkan akan menjadi tren pada tahun 2020. Namun sebenarnya, tidak ada sesuatu yang baru di bawah Matahari.

Teknologi yang diprediksi akan menjadi tren itu bisa jadi merupakan gabungan dari teknologi sebelumnya. Atau ada juga cara baru penggunaan teknologi yang sudah ada, namun belum pernah dilakukan sebelumnya.

Kali ini saya ingin bercerita tentang tren teknologi 2020 pada bidang retail atau perniagaan, khususnya perubahan bentuk dan model dari toko, sebagai jalur distribusi kepada pengguna akhir barang yang diperdagangkan.

Walaupun mungkin tren tentang toko retail yang akan saya bahas disini mungkin sudah terjadi di belahan dunia lain, namun cerita saya ini utamanya adalah untuk tren yang terjadi di Jepang.

Baiklah sebelum memulai pembahasan, saya ingin bertanya kepada Anda, terutama bagi yang suka berbelanja. Apa tujuan Anda pergi ke toko? 

Jawabannya tentu ada berbagai macam. Salah satunya saya kira adalah selain untuk membeli barang yang anda suka, Anda tentu ingin melihat, memegang, bahkan mencoba langsung lebih dahulu barang yang akan Anda beli bukan?

Dengan alasan yang sama, maka toko konvensional (sebutan ini saya gunakan untuk membedakan toko yang saat ini ada dengan toko yang ingin saya bahas) tentu perlu menyediakan tempat yang memadai untuk memajang barang dagangan, serta menyediakan ruangan bagi pembeli untuk mencoba (misalnya ruang fitting), juga tempat untuk menampung stok komoditas (alokasi tempat yang berfungsi sebagai gudang).

Sehingga tak jarang kita menemukan toko dengan ruang belanja yang luas. Ini dapat dibuktikan dengan mudah, misalnya jika kita jalan-jalan ke pusat perbelanjaan Takashimaya di Shinjuku, atau jika kita pernah mengunjungi beberapa toko di kawasan Ginza.

Bagi (calon) pembeli, toko yang luas tentu memberikan keleluasaan dan kenyamanan saat berbelanja. Namun pada sisi penjual, dengan toko yang luas tentu membutuhkan biaya sewa dan perawatan (biaya operasional) yang tidak sedikit. 

Terutama di Jepang tenaga manusia masih tergolong mahal jika dihitung biayanya per jam. Apalagi ditambah jika toko berlokasi di daerah dengan uang sewa per meter yang relatif mahal seperti di Roppongi, Yuurakucho dan Ginza.

Untuk mengurangi biaya operasional dan juga karena perkembangan teknologi saat ini membuat pergeseran pola belanja dari cara membeli langsung dengan mengunjungi toko (saya akan menyebutnya sebagai offline) ke cara pembelian melalui internet (saya sebut sebagai online), maka bisnis perdagangan (retail) pun harus pandai memanfaatkan teknologi untuk mencari peluang supaya tidak ditinggalkan oleh pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun