Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jepang dan Hadiah Nobel

12 Oktober 2019   13:37 Diperbarui: 12 Oktober 2019   16:38 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber www.recordchina.co.jp

Ditambah lagi, walaupun tidak secanggih sekolah di Finlandia, namun sekolah (terutama untuk pendidikan dasar) di Jepang bisa memberikan ruang bebas bagi anak didik untuk mengembangkan minat dan rasa ingin tahu anak didiknya.

Hal ini tentu memberikan pengaruh signifikan pada perkembangan anak selanjutnya.

Sekolah (terutama sekolah dasar dan menengah) tentu diharapkan bukan hanya memberikan pelajaran yang ditetapkan oleh kurikulum saja. Namun, disamping kewajiban itu, sedapat mungkin sekolah harus dapat menggali apa yang diminati, atau apa yang ingin diketahui oleh anak didiknya. 

Jadi sekolah sedapat mungkin dituntut untuk mempunyai fungsi bukan hanya sebagai pihak yang melulu memberikan secara satu arah. Namun disisi lain, sekolah juga harus mampu menggali dan menangkap minat anak didik. 

Sehingga sekolah bisa memberikan bimbingan yang tepat atas dasar minat mereka. Misalnya saja, memberikan variasi cara pengajaran yang menarik, memberikan bahan bacaan yang sesuai, atau sesekali mengadakan karyawisata (tidak perlu ke tempat yang jauh dan memakan biaya) untuk lebih merangsang rasa ingin tahu anak.

Kemudian yang terpenting dan merupakan fokus kedua pada pokok bahasan tulisan saya ini adalah, kegigihan dan semangat pantang menyerah dari orang Jepang (setelah masa dewasa). Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa kegigihan dan semangat pantang menyerah ini tidak ada hubungannya dengan semangat bushido. 

Seperti sering saya baca pada tulisan yang mengapresiasi kegigihan orang Jepang, misalnya ketika menang dalam bidang olah raga (contohnya sepak bola), banyak orang yang kemudian mengaitkan dengan bushido atau samurai dan sejenisnya. Walaupun, tim sepak bola nasional Jepang memang mempunyai nama Samurai Blue.

Jepang sedari dahulu sangat akrab dengan alam. Jepang juga sudah mengalami banyak bencana alam mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi bahkan letusan gunung api. Seperti saya pernah tulis disini, bagi masyarakat Jepang, alam memang bisa berperan sebagai teman, sekaligus juga sebagai makhluk yang menakutkan.

Kegigihan dan semangat pantang menyerah orang Jepang itu bukan tentang bushido dan samurai. Namun itu semua sudah terpatri sejak zaman dahulu dalam darah daging mereka. Atau istilah kerennya, itu sudah ada pada "DNA" orang Jepang.

Bangsa barat (Eropa, Amerika) memang punya kelebihan untuk menemukan sesuatu yang baru. Ide-ide mereka memang cemerlang. Namun bangsa barat kurang mempunyai semangat untuk detik-detik terakhir, terutama untuk pekerjaan yang mempunyai jangka waktu panjang dan menguras tenaga serta pikiran.

Nah, orang Jepang umumnya punya bakat untuk tahan pada pekerjaan yang membutuhkan waktu lama (panjang). Mereka juga golongan bangsa yang tidak mudah untuk menyerah. Bangsa Jepang juga gigih untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan detail serta konsentrasi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun