Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tertipu RS

11 Oktober 2018   09:56 Diperbarui: 11 Juni 2019   08:27 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(osumituki.com)

Lapar.

Itulah yang dirasakan Puutaro saat ini.

Dia kembali melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 12:40. Ruangan tempat Puutaro bekerja sekarang berada pada lantai 21 di gedung kantornya yang terletak di dekat stasiun Tamachi. Kantor memberlakukan jam istirahat siang berdasarkan nomor tingkat di gedung, untuk menghindari kepadatan lift. Bulan ini, jam istirahat lantai ganjil mulai dari pukul 12:30 sampai 13:30, sedangkan lantai genap mulai pukul 12:00 sampai 13:00.

Puutaro kembali memandang pintu masuk di tengah ruangan. Tapi, belum ada tanda-tanda Tatsuya datang.

Tatsuya, yang bernama lengkap Sakamoto Tatsuya adalah rekan sekantor Puutaro, tapi berbeda divisi. Sebenarnya dia rekan seangkatan dan dahulu satu divisi dengan Puutaro. Namun 4 tahun yang lalu, Puutaro dipindahkan ke divisi dimana dia berada sekarang. Untungnya, ruangan divisi Tatsuya berada di lantai 31, jadi dia mempunyai jam istirahat yang sama dengan Puutaro.

Biasanya Puutaro enggan untuk makan diluar, karena dia malas untuk turun-naik lift dan keluar gedung hanya untuk membeli makanan. Dia juga jarang makan di kantin kantor yang berada di lantai 3. Dia biasanya hanya membeli bento, yang dijual di lantai yang sama, dan memakannya di meja kerjanya. 

Setelah memakan bento, dia biasanya menghabiskan sisa jam istirahat siangnya dengan tidur, di meja kerjanya juga.

Jam menunjukkan pukul 12:50 ketika akhirnya Tatsuya datang dengan tergopoh-gopoh.

"Gomen(*1) Puutaro. Saya tadi telepon dengan orang bagian marketing. Mereka ingin saya ikut pergi ke Nagoya menemani tim marketing untuk uchiawase(*2) dengan orang-orang dari kantor Prefektur Nagoya."

"Sudah lama menunggu ya?"

"Lumayan lah. Ayo kita berangkat," ajak Puutaro sambil beranjak dari kursi dan bergegas menuju lift, karena perutnya sepertinya sudah tidak bisa diajak kompromi lebih lama lagi.

Ada banyak gedung perkantoran di sekitar stasiun Tamachi, yang merupakan salah satu distrik bisnis di Tokyo. Bahkan ada beberapa sekolah dan universitas disitu, seperti Keio University dan Shibaura Institute of Technology. Sehingga saat jam istirahat siang, daerah Tamachi akan dipenuhi oleh orang kantoran maupun pelajar atau mahasiswa yang lalu-lalang mencari restoran atau tempat makan siang.

"Kita mau makan apa Tatsuya," kata Puutaro sambil memainkan smartphone untuk menchek akun instagramnya, karena dia posting foto kemarin.

"Hmm.....terserah kau sajalah. Kau kan yang doyan makan dan tahu mana makanan yang enak," sahut Tatsuya.

Memang Puutaro orang yang hobi makan/kuliner. Setiap hari libur, ketika dia berjalan-jalan di sekitar Tokyo untuk sekadar refreshing, dia pasti tidak lupa akan makan di tempat dimana dia pergi. Tentunya dengan terlebih dahulu mencari informasi makanan yang enak di daerah yang dituju, baik dengan membaca majalah, maupun dengan menelusuri informasi di Internet.

"Kau mau makan di sushiya(*3)? Aku baca di majalah Tokyo Walker bulan ini, ada sushiya yang enak di dekat Universitas Keio. Dan mereka menyediakan menu untuk lunch juga," bujuk Puutaro.

Restoran Jepang memang umumnya menyediakan menu lunch saat jam makan siang, dengan harga yang relatif murah dibanding harga makanan ketika mereka buka reguler di malam harinya. 

Bahkan beberapa izakaya(*4) dan restoran lain yang hanya buka sore atau malam hari, di hari kerja mereka rela untuk membuka restorannya saat jam makan siang dan menyediakan menu lunch, antara jam 11:30 sampai jam 14:00. Restoran atau tempat makan seperti ini kemudian tutup kembali dan buka lagi pada sore/malam harinya.

"Oke. Mari kita kesana," jawab Tatsuya.

Tatsuya memang orang yang tidak banyak menolak jika urusan makan. Puutaro sering mengajak Tatsuya pergi bersama ke izakaya sehabis pulang dari kantor untuk sekedar melepas penat. Dan Tatsuya tidak pernah menolak jika Puutaro mengajaknya ke izakaya manapun.

Tapi kalau urusan barang-barang elektronik, Tatsuya lah orangnya. Boleh dikatakan dia seorang miihaa(*5) kalau urusan itu. Dia bukan hanya membeli berbagai macam barang/alat elektronik terbaru saja. Bahkan majalah yang berhubungan dengan barang elektronik, seperti majalah Kaden Hihyou, tidak terlewat dibelinya tiap bulan.

Mereka berdua bergegas berjalan dengan meliuk-liuk, melewati kepadatan orang yang hilir mudik di jalan. Cuaca memang cerah, sehingga banyak juga orang yang lalu-lalang di jalan. Tokyo tower juga terlihat menjulang dengan gagah dari balik gedung di sekitar Tamachi.

Sepuluh menit kemudian sushiya tampak terlihat, dan mereka merasa senang karena tidak terlihat ada antrean di depan restoran. Mereka juga dapat bernapas lega karena mendapati 2 kursi kosong bersebelahan di counter(*6), dan segera duduk disana.

"Saya mau lunch set!" Puutaro berkata lantang.

"Saya juga!"sambut Tatsuya.

Tidak begitu lama, 2 piring berukuran sedang ditaruh masing-masing di depan mereka.

Lunch set di restoran itu isinya sushi sebanyak jukkan(*7) dari berbagai neta(*8).  Ditambah semangkuk sup panas kecil.

Tanpa berkata, Puutaro menuangkan shouyuu(*9) ke piring kecil dan menaruhnya di depan Tatsuya, kemudian dia menuangkannya juga untuk dirinya sendiri. Setelah itu, dia memainkan sumpitnya untuk mengambil satu buah sushi dengan neta udang.

"Kau tahu, Sega akan meluncurkan game portabel Sega mini bulan Desember nanti. Dan aku akan memesannya minggu depan di Bic Camera supaya tidak kehabisan stok," ujar Tatsuya memulai kembali percakapan, seraya mengambil maguro dengan sumpit, membalik dan mengoleskan shouyuu lalu menyorongkan ke dalam mulutnya.

"Ah so(*10)," jawab Puutaro datar. Dia dengan asyiknya mengunyah sushi dimulut, tanpa sempat menoleh ke Tatsuya disampingnya.

Tapi dalam hati, sebenarnya Puutaro maklum kalau Tatsuya ingin sekali membeli game itu. Soalnya dia juga sudah membeli famicom mini yang dirilis kepasaran beberapa saat yang lalu. Selain urusan game, sebagai penggemar alat elektronik, Puutaro tahu bahwa benda-benda seperti smart speaker, pemutar high-resolution audio dari Sony, Vacuum Cleaner Torneo Robo dari Toshiba, Televisi Viera 4K dan lainnya sudah menjadi koleksinya.

"O ya, karena kau suka makanan, sudah pernah makan bakpao RS?"

Karena Puutaro terlihat tidak tertarik pembicaraan dengan topik alat elektronik, Tatsuya merubah topik pembicaraan.

"Belum. Kau sudah coba?" balas Puutaro.

"Tentu sudah. Aku sering memakannya malam hari, terutama kalau tiba-tiba lapar waktu sedang nonton televisi."

"Kau harus mencobanya."

"Oke. Terimakasih infonya."

Karena saking laparnya, hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, sushi yang disajikan diatas piring telah berpindah kedalam perut mereka. Selain memang terbiasa makan cepat, kali ini mereka juga agak terburu-buru karena telat keluar untuk mencari makan, sehingga waktu istirahat hanya tersisa beberapa menit lagi.

Setelah membayar dikasir, mereka keluar dari sushiya. Lalu menyusuri jalan kembali ke kantor yang sudah tidak sepadat waktu mereka keluar kantor. Terlihat ada beberapa orang yang berlari kecil, mungkin karena tidak mau telat kembali ke kantor masing-masing sewaktu jam istirahat telah habis.

                                                                                                                          ****

Puutaro menaruh satu kardus bakpao RS di meja apartemennya yang sempit dan agak berantakan. Tidak ada barang elektronik selain komputer, televisi dan kulkas disana. Bahkan Puutaro tidak punya pendingin ruangan. 

Di dapur yang juga satu ruangan dengan ruang tamunya pun hanya ada kompor gas dan satu cerek diatasnya. Itu sudah cukup bagi Puutaro karena dia hanya perlu itu untuk menyeduh air, bila ingin makan mi instan.

Sepulang kerja tadi, dia mampir ke Santoku, supermarket dekat stasiun Shimoigusa, yang berjarak hanya 5 menit dari tempat dia tinggal. Sebagai penggemar kuliner, tentunya dia mau mencoba bagaimana rasa bakpao RS. Apalagi tadi siang, Tatsusa mengatakan bahwa bakpao itu enak.

Untungnya bakpao RS dijual di Santoku. Setelah melihat-lihat sebentar, Puutaro tertarik untuk membelinya, karena hiasan kardus luarnya begitu unik dan artistik dengan lukisan burung besar di atasnya.

Puutaro menaruh tasnya, lalu menyalakan televisi. Kemudian dia duduk, dan mulai mengamati kardus bakpao RS. Sebenarnya dia tadi ingin bertanya lebih jauh tentang bakpao ini kepada Tatsuya. Terutama tentang inisial RS di nama bakpao. 

Sisa waktu istirahat yang sedikit tidak memungkinkan dia bertanya lebih banyak saat makan bersama tadi siang. Dia juga tidak sempat chat ke Tatsuya melalui Jabber di kantor, atau melalui Line yang terinstall dalam smartphone karena kesibukannya.

Untuk memecahkan teka-teki kata RS, dia mulai mengamati dengan teliti, sisi demi sisi, sudut demi sudut, kardus coklat dengan lukisan kepala burung yang berukuran 30 kali 30 cm itu. Tetapi, dia tidak juga menemukan penjelasan yang berarti tentang apa itu RS di kardus luar. 

Dia hanya menemukan tulisan isi kardus, yaitu 10 bakpao dan tanggal kadaluarsanya, dimana tertera tanggalnya masih 2 minggu kedepan.

"Sebaiknya kubuka saja kardunya," pikir Puutaro.

Kebetulan dia juga merasa lapar karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 kurang seperempat malam. Dengan sigap dia membuka plastik transparan yang membalut kardus, lalu membuka tutupnya. Dia menemukan 10 buah bakpao berwarna putih diatur dengan rapi dan secarik kertas. 

Di kertas itu tertulis beberapa petunjuk dan gambar.

Puutaro baru sadar bahwa gambar di kertas itu adalah microwave. Akhirnya dia tahu bahwa RS adalah singkatan dari Renji Senyou(*11). Dia menyentuh bakpao-bakpao itu, dan memang agak keras. Ternyata bakpao itu harus dimasukkan dalam renji selama 5 menit sebelum dimakan.

"Sial sekali aku," Puutaro menggumam.

Dia tidak mempunyai renji. Dia bukanlah Tatsuya yang maniak elektronik. Seharusnya dia sadar sewaktu pembicaraan bakpao RS dengan Tatsuya, dan bertanya apakah perlu cara pengolahan khusus sebelum memakannya.

Apalagi Tatsuya minggu lalu bilang bahwa dia baru saja membeli renji terbaru keluaran Panasonic.

Tapi, nasi sudah menjadi bubur.

"Awas kau Tatsuya. Tunggu pembalasanku besok," gumam Puutaro lagi.

Karena hari telah larut dan dia juga sudah capek, maka tidak ada lagi tenaga tersisa untuk kembali ke Santoku membeli makanan lain, walaupun perutnya terasa lapar sekarang. 

Dia kemudian berjalan menuju jendela, dan membukanya. Angin malam yang sejuk di awal musim gugur masuk keruangan, sedikit menenangkan hatinya yang kesal.

Puutaro menatap langit. Bintang yang bertebaran di langit membuat pandangannya berkunang-kunang.

Timbul lagi perasaan kesal dalam dirinya. Tapi dia tidak begitu yakin, apakah perasaan kesal itu karena tertipu kardus, atau tertipu bakpao, tertipu RS atau karena tertipu oleh Tatsuya, sahabat karibnya.

Puutaro membalikkan badan dan berjalan menuju tempat tidur. Lalu dia membenamkan badannya disana.

Malam semakin larut. Puutaro tertidur dengan iringan suara angin yang masuk melalui jendela, entah bagai ingin membisikkan sesuatu pesan, atau mungkin hanya sekedar ingin mengejeknya.

Catatan:

*1) Maaf

*2) Rapat

*3) Restoran Sushi

*4) Restoran yang hanya buka pada sore/malam hari dan umumnya menyajikan minuman (beralkohol) dan makanan ringan

*5) Orang yang selalu ingin tahu dan tidak mau ketinggalan dalam hal-hal yang sedang populer 

*6) Tempat duduk di depan atau di sekeliling itamae (chef)

*7) Sepuluh buah sushi

*8) Jenis bahan sushi, mulai dari berbagai bagian dari maguro (ikan tuna), ika (cumi), dan sebagainya  

*9) Kecap (asin) yang tidak begitu kental

*10) Oh, begitu ya.

*11) Khusus untuk digunakan dengan microwave (renji/denshirenji:microwave, senyou:khusus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun