Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

CP+ 2018 Sebagai Event Fotografi untuk Menikmati dari Analog, Digital, Sampai ke Mars

7 Maret 2018   07:59 Diperbarui: 7 Maret 2018   09:13 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana CP+ yang cukup ramai (Dokumentasi Pribadi)

Suasana Stan Olympus (Dokumentasi Pribadi)
Suasana Stan Olympus (Dokumentasi Pribadi)
DSLR dan kamera saku

Saat ini hanya 3 produsen kamera yang memproduksi DSLR yaitu Nikon, Canon dan Ricoh. Nikon memperkenalkan produk terbarunya D850 yang merupakan kamera full frame dengan resolusi gambar 45 Megapixel. Selain kemampuan untuk video 4K dan timelapse 8K, pecinta kamera analog yang mempunyai banyak koleksi film negatif bisa memanfaatkan kemampuan digitizing, yaitu kemampuan men-scan langsung film dengan bantuan  attachment yang dijual terpisah. Canon juga merilis produk kamera full frame barunya EOS6D MarkII tahun lalu.

Pentax merilis kamera full frame bertepatan dengan acara CP+ yaitu Pentax K-1 MarkII. DSLR kelihatannya juga masih punya fans (yang mungkin terbatas di kalangan profesional dan sedikit dari kalangan amatir) yang setia karena produsen kamera----walaupun terbatas--- juga masih memproduksi kamera jenis ini.

Sementara untuk kamera saku, sebenarnya masih banyak produsen seperti Panasonic, Olympus, Canon, Casio dan Nikon yang masih setia merilis produknya, walaupun tentunya harus berusaha keras untuk bersaing dengan kemampuan kamera yang sudah bisa dibilang mumpuni dari smartphone. 

Walaupun bukan untuk kategori kamera saku, kamera 360 yang bisa mengambil gambar dengan sudut pandang 360 derajat juga mulai digemari masyarakat. Ricoh sebagai pionir dari kamera 360 dengan produk theta-nya, mengalokasikan 1/2 dari stan nya untuk memamerkan kemampuan theta di CP+. 

Disitu juga dipamerkan theta yang digunakan untuk mengambil video saat peluncuran roket, untuk menunjukkan daya tahan kamera tersebut terhadap kondisi ekstrim (juga ada tayangan video yang direkam saat itu). Tahukah pembaca bahwa chip yang digunakan theta adalahSnapdragon 625, sama dengan chip yang digunakan di produk smartphone lho.
(Untuk yang ingin tahu lebih lanjut tentang kamera 360, saya pernah membahasnya disini)

Theta dan Pentax dibawah payung Ricoh
Theta dan Pentax dibawah payung Ricoh
"Analog" masih tetap laku

Yang menarik dari acara CP+, stan yang memamerkan produk printer seperti Canon dan Epson selalu dipadati oleh pengunjung dari tahun ke tahun. Ternyata dengan berkembangnya teknologi, dimana orang sudah bisa menyaksikan atau menampilkan foto yang mereka ambil di layar gawai maupun di layar display/televisi di rumah, masih banyak orang yang suka akan hasil foto "analog" yang dicetak di kertas (termasuk saya). Bukan hanya stan yang memamerkan printer, stan yang memamerkan kertas untuk printer seperti ilford---yang memamerkan produk kertas dengan kualitas tinggi---juga dipadati pengunjung. Nama ilford tentunya tidak asing bagi pembaca yang (masih) gemar fotografi dengan film (analog). 

Saya tidak tahu apakah orang2 yang memadati stan printer dan kertas untuk cetak itu masih suka mencetak foto hasil karyanya sendiri untuk dipajang atau disimpan di rumah, atau mereka hanya ingin tahu saja. Namun pengalaman saya bergaul dengan penggemar fotografi di Jepang, memang masih ada beberapa orang yang suka untuk "repot2" mem-print hasil karya mereka untuk dibawa dan disharing di klub fotografi maupun untuk dipajang di rumah dan bahkan untuk disimpan.

Kamera jadul yang ikut dipamerkan di acara (Dokumentasi Pribadi)
Kamera jadul yang ikut dipamerkan di acara (Dokumentasi Pribadi)
Fujifilm merilis produk kamera hybrid  analog dan digital bernama instax square sq10. Kamera instax memang sedang booming kecil di Jepang, terutama di kalangan remaja. Walaupun hasil foto saat ini bisa dengan cepat di-sharing lewat medsos seperti Instagram, Twitter atau Facebook, namun para remaja ini juga suka untuk menyimpan foto instax di dalam buku album dan mendekorasinya. Atau juga sekedar membagikan hasil printnya kepada teman atau sanak saudara untuk kemudian dipajang di rumah.

Stan Fujifilm (Dokumentasi Pribadi)
Stan Fujifilm (Dokumentasi Pribadi)
Romantisme Mars

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun