Mohon tunggu...
Anylla
Anylla Mohon Tunggu... Lainnya - Never Try Never Know

Mahasiswi UIN KHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Parenialisme Pendidikan

14 Mei 2020   15:57 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:55 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Konsep filsafat pendidikan perenialisme antara lain memiliki beberapa prinsip
diantaranya : Konsep pendidikan yang bersifat abadi, inti pendidikan haruslah
mengembangkan kekhususan manusia yang unik, yaitu kemampuan berfikir. Dalam
membahas tujuan belajar, pendidikan ditujukan untuk mengenalkan kebenaran abadi
dan universal pada siswa. Kebenaran abadi ini adalah fitrah yang menjadi bawaan
peserta didik sejak dilahirkannya. Baik fitrah ibadah/agama, fitrah ingin tahu/mencari
kebenaran, fitrah kasih sayang, dan fitrah akhlak. Dalam hal ini peran pendidik sangatlah
penting dimana sebagai pentransfer pengetahuan juga harus dapat mempertahankan
peserta didik untuk tetap pada fitrahnya. Bagi Perenialisme pendidikan merupakan
persiapan bagi kehidupan sebenarnya ketika peserta didik beranjak dewasa. Sedang
dalam pemilihan kurikulum menggunakan model lama yaitu subject centered design.
Metode yang digunakan adalah yang lebih banyak menekankan pada proses berpikir
dan pengolahan intelektual peserta didik. Sedang dalam pendidikan Islam model
perenialisme lebih dekat dengan model pemikiran pendidikan Islam perenial esensialis
madzhabi, perenial esensialis falsafi, dan perenial esensialis-kontekstual falsifikatif.
Penerapan perenialisme dalam pendidikan agama Islam antara lain dalam
menentukan tujuan pendidikan mengacu pada sumber kebenaran abadi yaitu Al Quran
dan Hadits. Pewarisan budaya juga menjadi satu hal yang urgen dalam perenialisme,
hal ini bertujuan untuk terus melestarikan budaya masa lalu yang dianggap paling
ideal. Materi pembelajaran lebih berpusat pada tradisi dan hasil pemikiran ulama
terdahulu. Pengembangan kurikulum seperti halnya yang digunakan dalam perenialisme
yaitu model subject centered. Materi yang harus dicantumkan antara lain wawasan
pemikiran ulama-ulama terdahulu, mewariskan budaya masa lalu, serta bagaimana
mempertahankan peserta didik pada kebenaran fitrah Islam tanpa memandang agama
lain sebagai agama yang salah (truth claim). Dalam pemilihan metode yang banyak
dipilih adalah metode pengajaran Nabi Muhammad dalam mengajarkan agama Islam.
Kekurangan perenialisme, adalah lebih mengutamakan tradisi dan pemikiran
lama, menjadikan pembelajaran kurang begitu menarik. Siswa lebih banyak pasif
karena pembelajaran tidak didasarkan pada minat, kemampuan dan potensi siswa.
Sedangkan kelebihan perenialisme adalah, prinsipnya dalam mewariskan kebudayaan
lama sehingga pemikiran ulama terdahulu tetap bisa sampai dan dipelajari oleh peserta
didik. Kelebihan lainnya adalah tujuan dari pendidikan perenialisme adalah untuk
menemukan kebenaran, dimana dalam wacana Islam kebenaran adalah suatu fitrah
yang akan tetap ada dalam diri manusia dan harus dipertahankan sampai kapanpun.
Tokoh filsafat perenialisme Diantaranya
1.Plato
Plato (427 -- 347 SM) hidup pada zaman kebudayaan yang syarat denganketidakpastian, Plato ingin membangun dan membina tata kehidupan dunia yang ideal, di atas tata kebudayaan yang tertib dan sejahtera,membina cara yang menuju kepada kebaikan.

*Dalam pandangan Plato, Manusia tidak menciptakan kebenaran, pengetahuan dan nilai moral, melainkan bagaimana menemukan semuanya itu. Dengan menggunakan akal dan rasio, semuanya itudapat ditemukan kembali oleh manusia.

2. Aristoteles
Aristoteles (384 -- 322 SM), adalah murid Plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya yaitu idealisme.

*Plato, yang menekankan berpikir rasional spekulatif. Aristoteles menggunakan cara berpikir rasional empiris realistis.

*Cara berpikir ini kemudian disebut filsafat Realisme.

*Aristoteles dinyatakan sebagai pemikir abad pertengahan renaissance.

* Manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus

3.Thomas Aquinas
Pandangannya tentang realitas, ia mengemukakan bahwa segala sesuatu yang ada, adanya itu karena diciptakan oleh Tuhan, dan tergantung kepada-Nya.

*Tomas Aquinas menekankan dua hal dalam pemikiran tentang realitas, yaitu :
a) dunia tidak diadakan semacam bahan dasar.
b) penciptaan tidak terbatas pada satu saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun