Mohon tunggu...
Anylla
Anylla Mohon Tunggu... Lainnya - Never Try Never Know

Mahasiswi UIN KHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensi Pendidikan dari Aliran Eksistensialisme

28 April 2020   16:58 Diperbarui: 28 April 2020   17:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Eksistensi filsafat semakin melebarkan sayapnya di kancah pendidikan. Terbukti dengan banyaknya aliran- aliran dalam filsafat pendidikan. Salah satunya adalah aliran ekstensialisme. Aliran ini merupakan sebuah aliran yang lahir atas ketidakpuasan filosof, dan  menentang dari aliran materialisme dan aliran idealisme. Karena keduanya menganggap manusia hanyalah materi dan sama dengan benda-benda lain yang ada di muka bumi. Di dalam aliran eksistensialisme, keberadaan manusia ada dan tidak bisa disamakan dengan yang lain. Bisa dikatakan aliran ini lahir sebagai  wujud dari pertentangan pada zamannya.
Secara umum eksistensi berarti keberadaan. Eksistensi sendiri berasal dari kata "eks" yang berarti keluar dan "sistensi" artinya berdiri. Jadi ekstensi diartikan berdiri sendiri atau keluar dari dirinya.
Berbicara mengenai pendidikan, tak lepas dari tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Peserta didik mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri/ mengembangkan bakat minat, Kurikulum pada eksistensialisme memberikan para siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan, melaksanakan pencarian-pencarian mereka sendiri, dan menarik kesimpulan-kesimpulan mereka sendiri. Dapat disimpulkan bahwa eksistensialisme di cantumkan disini karena eksistensi merupakan teori yang mengajarkan untuk kebebasan mengembangkan potensi diri peserta didik.
TOKOH-TOKOH FILSAFAT ALIRAN EKSISTENSIALISME
Karl Jaspers
Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan obyektif serta mengatasi pengetahuan obyektif sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri dan memandang filsafat bertujuan mengembalikan manusia kepada jatidirinya kembali.  Ada dua fokus pemikiran Jasper, yaitu eksistensi dan transendensi.
Soren Aabye Kiekeegaard
Mengedepankan teori bahwa eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang kaku dan statis tetapi senantiasa terbentuk, manusia juga senantiasa melakukan upaya dari sebuah hal yang sifatnya hanya sebagai spekulasi menuju suatu yang nyata dan pasti, seperti upaya mereka untuk menggapai cita-citanya pada masa depan.
Jean Paul Sartre
"Manusia yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan berada dengan sadar dan bebas bagi diri sendiri". Itu adalah salah satu pemikiran Sastre. Dasar dari pemikirannya tersebut adalah manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih adalah hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya pada masa lalu. Oleh karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia
Friedrich Nietzsche
Menurutnya manusia yang teruji adalah manusia yang cenderung melalui jalan yang terjal dalam hidupnya dan definisi dari aliran eksistensialisme menurutnya adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super dan yang mempunyai mental majikan bukan mental budak supaya manusia tidak diam dengan kenyamanan saja.
Martin Heidegger
Inti pemikirannya adalah memusatkan semua hal kepada manusia dan mengembalikan semua masalah apapun ujung-ujungnya adalah manusia sebagai subjek atau objek dari masalah tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun