Mohon tunggu...
Syurawasti Muhiddin
Syurawasti Muhiddin Mohon Tunggu... Dosen - Psikologi

Berminat dalam kepenulisan, traveling, pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rantai Keterkaitan: Intervensi Psikologi dengan Pendekatan Sistemik

24 Januari 2021   15:46 Diperbarui: 24 Januari 2021   15:55 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sub tema yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah meningkatnya lingkungan yang kompetitif, serta pelecehan dan trauma (termasuk bullying). Subtema dalam lingkungan sosial-ekonomi yaitu kemiskinan dan kondisi sosial-politik. Sementara itu, yang termasuk dalam lingkungan digital adalah isu FOMO (fear of missing out) dan dampak tidur pada kesehatan mental (kaitannya dengan screen time / penggunaan perangkat smartphone).

Beda tahapan perkembangan, beda fokus dan bentuk intervensi yang dapat diberikan. Intervensi pada lansia, tentunya memiliki perbedaan dengan intervensi pada anak dan remaja. Memasuki fase lansia, pada usia tersebut seseorang memasuki tahap integrity vs despair menurut teori perkembangan psikososial Erikson (1982). 

Pada tahap tersebut, orang-orang merefleksikan kembali kehidupan yang telah mereka lalui dan dapat merasakan kepuasan dari kehidupan yang dijalaninya dengan baik. Namun, seseorang juga dapat merasakan penyesalan dan keputusasaan atas kehidupan yang telah dilalui. Menurut teori Havighurst (1943), beberapa tugas perkembangan pada masa tersebut adalah penyesuaian terhadap penurunan kemampuan dan kesehatan fisik ;menerima adanya penurunan pendapatan dan pensiun; menerima kehilangan pasangan; membangun hubungan dengan individu seusia; beradaptasi dengan peran sosial baru secara lebih fleksibel; serta meraih kepuasan hidup. 

Dari tugas perkembangan tersebut, penting bagi para lanjut usia untuk tetap beraktivitas dan terkoneksi dengan orang-orang terdekat serta rekan-rekan sebayanya.

Bagi lansia yang mengalami isu kesehatan mental, terapi-terapi seperti Terapi Reminiscence serta intervensi dengan seni kreatif dapat membantu lansia untuk meningkatkan well-being-nya. Terapi Reminiscence merupakan terapi yang melibatkan seseorang untuk mengingat dan berbagi kejadian masa lalu sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan psikologis. Meta-analisis Chin (2007) menemukan bahwa terapi ini ini memiliki efek yang signifikan, yaitu dapat meningkatkan kebahagiaan dan menurunkan depresi. 

Sementara itu, intervensi seni kreatif, termasuk seni rupa, gerakan tari, drama, dan musik, digunakan untuk menurunkan gejala depresi pada lansia. 

Review sistematis yang dilakukan Dunphy dkk. (2019) menunjukkan temuan kualitatif yang sebagian besar signifikan atau positif, terutama untuk intervensi yang dipandu oleh terapis seni kreatif. Hasil-hasil positif yang dipeorleh seperti pada aspek fisik  (misalnya, peningkatan kekuatan otot dan pelepasan endorfin), aspek intra-pribadi (misalnya, konsep diri yang meningkat, penguasaan, serta pemrosesan dan komunikasi emosi), aspek budaya (misalnya, ekspresi kreatif, kesenangan estetika), aspek kognitif (misalnya, stimulasi memori), dan aspek sosial (misalnya, peningkatan keterampilan dan koneksi sosial). Semua aspek tersebut dianggap berkontribusi pada penurunan depresi dan gejala.

Tidak hanya pada populasi lansia yang mengalami depresi atau masalah kesehatan mental lainnya, aktivitas seni kreatif dan refleksi dapat dilakukan oleh populasi lansia secara umum. Aktivitas-aktivitas ringan dapat dilakukan lansia secara individu maupun berkelompok. Selain daripada itu, masyarakat di sekitar lansia juga perlu menyediakan lingkungan yang mendukung aktivitas lansia tersebut. Masyarakat juga perlu memandang kelompok lansia sebagai kelompok yang dapat berdaya terlepas dari profesi lansia tersebut. Lansia tetap dapat memberikan kontribusi kepada komunitasnya terutama melalui pembinaan generasi.

Selanjutnya, berkaitan dengan efektivitas intervensi,  intervensi merupakan suatu proses sistematis yang tidak sekedar memberikan suatu program untuk menyelesaikan suatu masalah. Sebelum program diberikan pun diperlukan asesmen awal untuk memahami pokok persoalannya. 

Lalu evaluasi terhadap program perlu dilakukan untuk memahami sejauh mana efektivitas dari program yang diberikan. Evaluasi dapat memberikan pelajaran untuk peningkatan program kedepannya. Olehnya itu, untuk keperluan evaluasi tersebut diperlukan penetapan indikator-indikator keberhasilan program intervensi yang diberikan. Perumusan indikator ini pun tidak terlepas dari teori-teori yang mendasari intervensi, dipadukan dengan realitas-reliatas yang ada.

Sebagai penutup, pemberian intervensi psikologi tidak terbatas pada ruang-ruang praktik psikologi saja dengan hanya mempertimbangkan dinamika individual yang terjadi. Ini tetap penting dan kesehatan mental masyarakat perlu dibangun dari individu. Namun, proses ini perlu didukung dengan suatu ruang lingkup yang jauh lebih besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun