Mohon tunggu...
Syukriana RosidatulUlya
Syukriana RosidatulUlya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

🌵اللهم أنا قوي فوق نعمتك

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

30 November 2021   19:00 Diperbarui: 30 November 2021   20:12 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal asal kata “didik” menggunakan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara serta sebagainya).
Pendidikan Islam ialah salah satu materi khusus pada penyelenggaraan pendidikan
pada Indonesia. famili serta masyarakat berharap akbar terhadap manfaat yg diperoleh anak-anaknya terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya. Meskipun demikian, pendidikan Islam tidak selalu praktis dipahami oleh warga , siswa, serta famili. agar pendidikan Islam terus berkembang, maka sumber daya insan yang berkecimpung pada
dalamnya perlu mendapatkan pelatihan, pelatihan dilaksanakan bukan hanya pada saat ada acara dari pihak eksternal, melainkan inisiatif pihak pendidikan Islam secara internal untuk menyelenggarakan training. Tentuanya hal ini dibutuhkan dapat menaikkan mutu
pendidikan kepercayaan Islam. Pendidikan Islam artinya pendidikan yang sesuai al-Qur’an, al-Hadits serta logika.
Penggunaan dasar ini haruslah berurutan, al-Qur’an terlebih dahulu dijadikan menjadi asal berasal segala sumber, Jika tidak ada atau tidak kentara di dalam al-Qur’an maka wajib dicari pada al-Hadits, Bila tidak jua kentara atau tidak terdapat pada pada al-Hadits barulah digunakan akal (pemikiran), namun temuan akal itu tak boleh bertentangan menggunakan jiwa al-Qur’an serta atau al-Hadits.
Pengertian pendidikan yang dikemukakan sang para pakar pendidikan zaman
sekarang belum ada di masa rosulullah, namun usaha serta aktifitasnya pada urusan kepercayaan sudah mencakup arti pendidikan zaman sekarang diantara ahli pendidikan poly yang memberikan pengertian dengan versi yang lain, tetapi intinya mempunyai maksud yang sama. berdasarkan poerbakawatja dan Harahap menyatakan bahwa,
“pendidikan merupakan usaha secara sengaja asal orang dewasa buat menggunakan pengaruhnya menaikkan si anak ke kedewasaan yg selalu diartikan mampu menyebabkan tangung jawab moral serta semua perilakunya".

Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam merupakan membentuk umat yg sesuai hukum
serta nilai-nilai kepercayaan Islam. Pendidikan Islam bertugas untuk penghayatan atau
menanamkan pribadi nilai-nilai Islam. juga mengembangkan siswa supaya mampu melakukan pengamalan nilai-nilai itu secara dinamis serta fleksibel dalam batas-batas konfigurasi idealis wahyu Allah swt. Pendidikan Islam wajib bisa mendidik murid secara optimal agar mempunyai kematangan pada beriman serta bertakwa dan mengamalkan hasil pendidikan Islam yang ada. Pendidikan Islam berperan menjadi mediator dalam memasyarakatkan ajaran Islam dalam rakyat pada berbagai tingkatannya.
Melalui pendidikan Islam inilah, insan bisa memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan al-Qur’an dan al-Sunnah. 

Fungsi pendidikan islam
Fungsi pendidikan Islam ialah menyediakan segala fasilitas yg dapat
memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tadi tercapai dan berjalan menggunakan lancar. Penyediaan sarana dan prasarana ini mengandung arti dan tujuan yg bersifat umum serta kebiasaan. Arti dan tujuan struktural adalah menuntut terwujudnya struktural organisasi pendidikan yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik


ditinjau berasal segi vertikal. Pendidikan mempunyai kiprah serta fungsi ganda, pertama kiprah dan kegunaannya menjadi instrument penyiapan generasi bangsa yg berkualitas, kedua, kiprah serta fungsi. Fungsi pertama menyiratkan bahwa pendidikan mempunyai peran artikulasi pada membekali seorang atau sekelompok orang dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, yg berfungsi sebagai indera buat menjalani hidup yang penuh dengan dinamika, kompetensi serta perubahan, fungsi kedua menyiratkan kiprah serta fungsi pendidikan sebagai instrumen transformasi nilai-nilai luhur berasal satu
generasi kegenerasi . kedua fingsi tersebut secara eksplisit menandai bahwa pendidikan mengandung makna bagi pengembangan sains serta teknologi serta pengembangan etika, moral, dan nilai-nilai spiritual pada warga supaya tumbuh dan berkembang sebagai warga negara yg mempunyai kepribadian yg utuh sinkron menggunakan fitrahnya, rakyat negara yg beradab serta bermartabat, terampil, demokratis serta mempunyai keunggulan (competitive advantage) serta keungulan komperatif (comperative advantage).

Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam.
Dari Abudin Nata Al-Qur’an menawarkan banyak sekali metode pendidikan Islam yaitu:
a) Metode teladan
metode ini dianggap krusial karena aspek agama yg terpenting artinya akhlak
yang termasuk pada tempat afektif yang terwujud pada bentuk tingkah laris
b) Metode mendongeng
Kisah atau cerita menjadi suatu metode pendidikan ternyata memiliki daya tarik
yg menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia buat menyenangi
cerita itu, serta menyadari pengaruhnya yg besar terhadap perasaan;
c) Metode nasehat
Dari al-Qur’an metode nasehat itu hanya diberikan pada mereka yg melanggar
peraturan serta nasehat itu sasaranya adalah timbulnya kesadaran pada orang yg diberi nasehat agar mau insaf melaksanakan ketentuan hukum atau ajaran yang dibebankan kepadanya.

e) Metode aturan serta ganjaran.
Metode hukuman ini dipergunakan pada pendidikan Islam merupakan menjadi
wahana buat memperbaiki tingkah laris insan yang melakukan pelanggaran dan
pada tingkat sulit buat dinasehati sementara ganjaran itu diberikan menjadi
pemberian atau penghargaan pada orang yg melakukan kebaikan atau ketaatan
atau berprestasi yang baik;
f) Metode ceramah(khutbah).
Metode ceramah termasuk cara yg paling banyak dipergunakan dalam
memberikan atau mengajak orang lain mengikuti ajaran yg sudah dipengaruhi;
g) Metode diskusi.
Metode diskusi dipergunakan pada pendidikan Islam merupakan buat mendidik dan mengajar insan dengan tujuan lebih memantapkan pengertian serta sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu.
h) Metode lainya yaitu metode perintah dan larangan, metode hadiah suasana,
metode secara gerombolan , metode intruksi, metode bimbingan dan penyuluhan, metode perumpamaan, cara pengganjaran. 

Mobilitas diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai gerakan atau
kemauan untuk ikut serta. Secara etimologis, gerak berasal dari kata Latin 'mobilis', yang dalam praktiknya berarti berpindah atau banyak berpindah dari satu tempat ke tempat lain; Kehadiran kata sosial dalam istilah gerakan sosial dimaksudkan untuk menegaskan
bahwa kata tersebut mengandung makna yang mengandung makna seseorang atau
sekelompok warga dalam suatu kelompok sosial. Komblum (1988: 172) menyatakan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan individu, keluarga atau kelompok sosial dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Dalam kasus penggusuran, hal ini dapat berdampak pada status sosial mereka, yaitu dapat
naik atau turun atau bahkan secara permanen pada tingkat yang sama, tetapi dalam profesi yang berbeda.
Senada digunakan oleh Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (dalam Bagong
Suyatno, 2004:202) menemukan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya, baik berupa kenaikan maupun penurunan tingkat sosial dan (umum), termasuk pendapatan yang mungkin dialami oleh banyak orang atau seluruh anggota kelompok. Berdasarkan
penjelasan di atas, mobilitas sosial sederhana dapat diartikan sebagai suatu
gerakan/pergerakan sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari satu tingkat (kelas sosial) ke tingkat yang lain, umumnya dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup.
Gerakan yang dilakukan seseorang akan menempatkan orang tersebut dalam kelas
sosial (stratifikasi sosial) yang tidak sama dengan kelas sebelumnya. Dengan stratifikasi sosial, terdapat pengkategorian kelas-kelas yang diklaim menggunakan sistem pengelompokan yang menempatkan.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Selain kelima jenis mobilitas sosial tersebut, terdapat pula faktor-faktor yang
mempengaruhi perpindahan atau perpindahan, antara lain:
a. Reputasi sosial Setiap orang dilahirkan dengan reputasi sosial orang tuanya. Jika
seseorang tidak puas dengan status sosialnya, ia dapat mencari posisinya sendiri di kelas sosial yang lebih tinggi. Anak seorang buruh bangunan, misalnya, kini berhasil menjadi guru karena giat belajar.
b. Lahir Kondisi ekonomi Banyak orang hidup dalam kemiskinan karena daerah
yang tandus. Bagaimanapun, mereka melakukan urbanisasi untuk meningkatkan kehidupan mereka. Di daerah perumahan baru, dimungkinkan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Dengan penghasilannya, ia sangat disegani oleh masyarakat sekitar dan kini dianggap sebagai orang kaya.
c. Petualangan Keinginan untuk mengenal daerah lain akan mendorong orang untuk
melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang
yang ingin mencoba bisnis dan cara kerja baru. Jika Anda berhasil dalam hal ini,
Anda akan meningkatkan posisi sosial Anda di masyarakat. Di sisi lain, jika tidak
berhasil, posisi sosial Anda akan turun.
d. Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mempengaruhi
kehidupan masyarakat, seperti pekerjaan yang sulit, pemukiman yang padat, dan
lahan pertanian yang semakin langka. Di pemukiman padat penduduk, misalnya,
hal ini dapat menyebabkan perpindahan penduduk dan pengangguran. Keadaan
ini dapat mengubah popularitas dan stratifikasi sosial masyarakat. Beberapa
menjadi kaya atau miskin, beberapa mendapatkan pekerjaan tertentu, tetapi yang lain kehilangan pekerjaan mereka.
e. Situasi Politik Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat menyebabkan
masyarakat meninggalkan tanahnya meskipun tanahnya subur. Misalnya, perang antar elit politik di Korea Utara mengakibatkan imigrasi warga Korea Utara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun