Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Dekadensi Moral Kaum Milenial

2 Mei 2018   03:06 Diperbarui: 2 Mei 2018   11:03 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (dictio.id)

Dewasa ini, pertumbuhan teknologi  semakin pesat dan berkembang. Hal ini tentu saja menimbulkan  banyak dampak. Salah satu dampaknya itu adalah berkurangnya minat membaca. Lebih dari itu, mudahnya informasi dan akses teknologi saat ini menyebabkan remaja mulai malas belajar. Mereka lebih senang untuk bermain dengan gadget-nya daripada membaca buku. Bahkan, tak sedikit remaja malah lebih asyik bermain game daripada membuka buku pelajaran  sekolah. Ironisnya, waktu pun habis dan terbuang sia-sia.

Sejatinya, teknologi bersifat fungsional. Artinya, memiliki segudang manfaat. Namun permasalahannya hanya terletak pada si pengguna dan bagaimana cara  penggunaanya. Maksudnya, bila digunakan untuk hal yang baik maka ia akan bermanfaat. Begitu pula sebaliknya. 

Sayangnya, kebanyakan dari remaja hari ini tak mampu mengambil manfaat itu dengan baik. Bagaimana tidak. Segala kemudahan yang ada dalam teknologi inilah yang terkadang membuat penggunanya menjadi dilema. Bagi yang tak bijak menggunakan teknologi maka bisa berakibat fatal. Sebut saja misalnya menjadi malas dalam beraktivitas.

Maka dari itu, jika melihat kondisi saat ini, Pelajar lebih suka hal yang serba instan. Selain itu juga mereka lebih suka pada hal-hal yang mudah alias tidak ribet. Apalagi dalam kaitannya dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru (PR). Hal inilah yang kemudian berakibat pada menurunnya minat baca. Selain itu juga pelajar menjadi minim analisis dan kurang menghargai proses.

Teknologi yang semakin pesat ini tak pelak mengakibatkan hilangnya ruang privasi remaja. Mereka senang mengekspos kepribadiannya di media sosial, mencoba untuk menunjukkan jati dirinya, dan mudah terbawa arus trend teknologi yang berkembang kian capat. Hal ini cukup memprihatinkan, remaja terlalu disibukkan dengan dunia maya. Alhasil mereka menjadi pribadi yang apatis terhadap lingkungan.  Kurang empati, bahkan bukan tidak mungkin berujung pada tindakan-tindakan yang amoral.

Jika berbicara tentang keislaman. Kalau mau jujur, saat ini masih ditemui pelajar yang belum mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Jarang mengerjakan shalat, jarang berpuasa di bulan Romadhan. Hal ini tentu menjadi masalah yang cukup serius. 

Karena berdampak pada sikapnya dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak berlebihan jika hal-hal itu menjadi asbab terjadinya tindakan-tindakan amoral pelajar. Misalnya, tawuran antar sekolah yang tidak jarang memakan korban jiwa. Penggunaan obat-obatan terlarang dan tindakan kriminalitas.

PENTINGNYA PERAN GURU

Jika mengacu kepa da UU setidaknya ada 4 penanggung jawab pendidikan. Diantaranya: penyelenggara pendidikan, sekolah, orang tua, dan lingkunga masyarakat. Oleh karena itu, para penanggung jawab yang memiliki peran penting dalam hal ini adalah guru. Penting kiranya guru untuk memberikan bimbingan dan menanamkan akhlak yang baik kepada pelajar. 

Tidak hanya sekedar menghafal nilai-nilai normatif akhlak secara kognitif saja. Atau sekedar menyampaikan hal itu dalam bentuk ceramah. Melainkan, harus mampu menghujamkan nilai-nilai akhlak itu dalam diri pelajar. 

Agar nilai-nilai moral yang baik tumbuh dalam diri mereka. Maka, ajaran agama selain sebagai ilmu yang diajarkan secara bertahap juga harus diaktualisasikan dalam beraktivitas sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun