Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petikan Isi PikiranKu

11 Maret 2018   20:00 Diperbarui: 11 Maret 2018   20:06 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tau dia jauh sebelum aku dewasa dan ia pernah begitu mengusikku  ketika itu,  bahkan aku tak dapat tidur sebelum menangis memikirkannya  dan itu berlanjut dalam waktu yang lama.

Sesaat bahagia untuk  melihatnya,  seketika juga sedih mengenangnya,  sampai ketakutan karena  kepergiannya. 

Waktu berlalu,  aku hampir tak pernah memikirkannya lagi,   sesekali hanya melintas untuk menyapa bahwa aku masih ingat dengannya,   tahun berlalu sampai angka usiaku bertambah banyak.  Seseorang  tak sengaja mengingatkanku padanya,  pada sosok yang mengusik pikiranku  bertahun tahun lalu.  Ia kembali menggedor hatiku dan mencabik cabik  isi pikiranku.  Mengiang ngiang di gendang telingaku,  menguras air mata  hampir setiap waktu.

Aku kembali memikirkannya dengan pengetahuan yang  lebih dalam dari sebelumnya.  Semakin aku tahu semakin itu pula aku tak  tenang.  Beberapa kali ku coba melupakannya dan berusaha tak  memikirkannya,  tapi ia terus saja ada dalam khayalku,  bahkan aku  terjerat pada lingkungan yang terus membahasnya dan itu membuatku  terganggu.  Aku jatuh cinta padanya aku mengaguminya tapi kalian tak  tahu bagaimana perasaan itu sangat mengganggu. Melihat kalian terus  membahas tentang sosoknya,  itu membuatku tak bisa berpendapat banyak.  

Aku mencintainya dengan caraku,  dan kalian tahu caraku berbeda,  aku  mencintainya tapi aku tak merasa harus ada dia di setiap nafasku.   Biarkan saja dia pergi, doakan saja yang terbaik baginya,  jangan kalian  terus genggam kehidupannya untuk kepuasan kalian. Entah ada atau tidak  dia di dunia, doa adalah yang terbaik yang dapat menolongnya dimanapun  dia berada,  jangan memaksakan dia untuk tetap hadir demi kesenangan  kalian.  Pikirkan betapa dia sudah cukup banyak memberi untuk dunia ini,  saat dia pergi biarkan saja, biarkan dia pergi entah benar atau tidak,  cukup doakan saja dia.  Doakan semampu kalian untuknya yang terbaik.

 Dan saat aku menyelesaikan tulisan panjang ini,  aku berharap pikiranku  tenang,  dan jangan lagi mengganggu maupun mengusik isi pikiranku.  Aku  mencintainya ketika dia telah tiada,  aku harus bagaimana?  sepertinya  mengharap agar dia tak datang lagi dalam pikiranku jika hanya untuk  membuatku bersedih dan penuh tanya. Jangan mengada ada, lanjutkan saja  hidup seperti dia pernah hidup.

for king of pop

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun