Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pelangi Zahra

10 Maret 2018   14:27 Diperbarui: 10 Maret 2018   14:31 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia berjalan meraba-raba, tangannya merayap di tembok, kakinya melangkah terseret-seret, tangannya kembali meraba-raba, mencari tongkatnya yang ia lupa di taruh dimana.

Tangannya berhasil meraih tongkat itu, senyumnya terlukis di wajah, ia mendengar riuhan anak-anak berteriak pelangi..!! ada pelangi..!!, hujan deras itu sudah reda menyisakan rintik-rintik air, matahari kembali bersinar, dan terciptalah lengkungan pelangi yang indah.

Dia keluar dari rumah, menghampiri anak-anak yang riang gembira meneriaki pelangi, dia bertanya kepada mereka, bagaimana wujud pelangi itu, anak-anak antusias menjelaskan padanya, pelangi itu ada di langit melengkung seperti setengah lingkaran besar, warnanya indah dan banyak ada merah, jingga, kuning, hijau, biru dan lainnya. Katanya ada putri mandi saat pelangi itu muncul.

Dia tersenyum, apa seindah itu ? lalu dimana putri itu mandi ? anak-anak menjawab mungkin di sungai, para putri itu mempunyai selendang yang warnanya serupa dengan pelangi itu.

Dia mendongak ke langit, merasakan rintikan hujan yang masih terasa, tetapi hangat karena ada sinar matahari. Zahra .. ? apa yang kamu lakukan ? ibu Zahra pulang dari pasar, menanyai anaknya yang tengah berada di luar rumah. Zahra terkejut, ibunya tak membebaskan dia keluar rumah sendirian.

Bagi Zahra, di dalam atau di luar rumah sama saja, gelap dan gelap. Tapi kali ini Zahra merasa hal lain, dia ingin mengetahui bagaimana bentuk pelangi yang di gemari anak-anak tadi.

Ibunya menyuruh Zahra kembali ke dalam rumah, tapi ia masih penasaran dengan pelangi itu, dia meminta izin untuk tinggal lebih lama, ibunya membiarkannya, tak biasanya Zahra semangat begini.

Zahra kembali bertanya pada anak-anak, apakah pelangi itu sangat besar ? yaa..!!! besar..!! anak-anak juga bersemangat menjawab. Bentuknya melengkung ? seperti apa ? seperti setengah lingkarang, kemudian salah satu anak meraih telapak tangan Zahra dan menggambarkan lengkungan pelangi di telapak tanganya.

Zahra tersenyum seolah-olah bisa membayangkan bagaimana bentuk pelangi itu. Apa selalu ada pelangi di langit ? tidak..!! pelangi muncul setelah hujan. Zahra terdiam, pelangi yang indah itu muncul setelah hujan deras tadi, datangnya bersamaan dengan sinar matahari.

Zahra bergumam dalam hati, dia ingin menjadi pelangi, tak selalu ada tapi kehadirannya di kagumi orang-orang, Zahra tak mau lagi berdiam diri di dalam rumah, dia ingin mempelajari lebih banyak ciptaan yang ada di bumi.

Dengan kekurangannya, Zahra yakin bisa menjadi pelangi bagi orang tuanya. Zahra kembali ke rumah, ia bergegas masuk kamar, menyalakan radio kesayangannya, menantikan lagu-lagu favoritnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun