Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Malam

11 November 2017   10:42 Diperbarui: 11 November 2017   11:33 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini mata kuliah penuh, dari pagi sampai sore, aku melihat jam menunjukkan pukul lima, aku bergegas pulang ke kost, mengambil flash disk yang tertinggal dan berjalan menuju halte. Tak lama bus yang aku tunggu datang, bus yang mengantarku, ke tempat percetakan, nasib saja percetakan dekat kampus ada kendala mesin.

Sampai di percetakan, aku bergegas masuk dan mengedit tugasku, urusan edit saja meghabiskan dua jam, menunggu proses cetak hampir satu jam, setengah sembilan malam aku keluar dari percetakan, berjalan menyusuri kota pelajar yang istimewa.

Sampai di halte, aku menunggu bus yang mengantarku pulang, sembari menunggu aku melihat hasil cetakan tugaku, aahh.... nasib ada kesalahan cetak. Aku tak bisa berhenti mengomel dalam hati. Seandainya aku lebih teliti mungkin ini tak akan terjadi.

Sampai di kost, aku melempar tugas itu dan membiarkannya berserakan, aku tak mau melihat hasil tugas itu. Aku berendam di bak mandi, mungkin dapat mengurangi rasa panas di hati pikirku.

Aku menyisir rambutku di depan cermin, seandainya dia ada, aku tak akan se kesal ini, seandainya aku punya satu saja, mungkin aku tak se kesusahan ini. Aku meraih jaketku, menengok jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

Aku keluar kost, mencari sesuatu yang bisa menenangkan pikiranku, meski aku belum makan sehari ini, tapi aku tak nafsu memakan apapun. Aku membeli coklat panas, yaa... coklat bisa meredakan stres.

Aku duduk di pinggir taman, suasana nya tidak terlalu sepi juga tidak ramai, ada beberapa orang duduk di tengah taman, ada beberapa orang makan di angkringan.

"ada masalah ?"suara cowok yang mengagetkanku, aku menoleh dan bertanya apa yang dia katakan. Dia tersenyum dan menanyakan apa aku baik-baik saja. Dengan rasa bingung, aku mejawab iya.

"kenapa nangis ?" mendengar pertanyaan nya, aku terkejut, hah... aku menangis ? aku memegang pipiku, aahh.. ternyata pipiku basah, aku bahkan tak ingat kapan aku mengeluarkan air mata ini.

Malam semakin larut, tapi aku tak ingin menghadapi hari esok. Cowok itu masih duduk di sampingku. Menatapku dengan rasa kasihan, mungkin wajahku memang terlalu ngenes.

Apa aku terlihat menyedihkan ? aku melontarkan pertanyaan padanya, dia menjawab dengan anggukan kepala, aku bercerita hari ini merasa bernasib buruk, tugas yang sudah ku siapkan menjadi berantakan karena suatu hal, mungkin aku kurang mempersiapkannya jauh-jauh hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun