Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Lampu Kamar Itu

20 Oktober 2017   11:53 Diperbarui: 20 Oktober 2017   12:14 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini aku pindah kos, kamar baru lingkungan baru dan para tetangga baru, awal perkenalan dengan para tetangga berlangsung saat papasan mungkin ke kamar mandi atau ke dapur, saling menyapa dan bertanya nama , kamarku punya tetangga kamar kanan dan kiri sebelah kanan bernama Elsa, dan tetangga kiri entah belum ketemu penghuninya, dia tidak punya tetangga selain kamarku karena sebelah kirinya kamar mandi, sebelah kanannya kamarku, dan kamar Elsa, sebelah kanan kamar Elsa dihuni oleh tiga orang mereka kakak adik yang rukun Nana,Nini dan Nunu. Lorong kos kami hanya ada empat kamar dengan dua kamar mandi dan dapur.

Aku bersiap untuk tidur karena waktu menunjukkan pukul sebelas malam, aku tidak bisa tidur dalam keadaan terang, selalu lampu kamar aku matikan, saat mata hendak terpejam, diwaktu yang sama kamarku diterangi oleh lampu yang menyelinap dari kamar tetangga sebelah kiriku, aku menoleh ke jendela yang berada di tembok atas sebelah kiri, "duh..bakal susah tidur nihh"..pikirku, meski remang-remang aku tidak bisa tidur. "untung hanya ada satu jendela disebelah kiri, bagaimana jika kedua tembok ada jendelanya..? bagaimana jika tetangga baru ini tidak mematikan lampunya saat tidur..?"

Aku bergumam dalam hati sambil merengut kenapa nyalakan lampu jam segini. Dua puluh menit berlalu lampu kamar itu padam keadaan menjadi gelap gulita, aku tersenyum dan memejamkan mata, tapi dalam hatiku bertanya siapa tetangga baruku ini, apakah baru pindah juga atau penghuni lama, tapi sudah tiga hari kamar itu kosong dan baru kali ini lampunya menyala, mungkin memang tetangga baru.

Hari ini kelas pagi, seperti biasa kesiangan, aku sudah mengalungkan handuk dileher, pintu kamar mandi tertutup, terpaksa antri. Pintu terbuka seseorang dengan piama biru keluar dari pintu tanpa menoleh kearahku ia langsung berlalu melewatiku dengan menggosokkan handuk kekepalanya yang berambut basah, ada rasa penasaran siapa wanita itu tetapi aku tidak terlalu perduli karena waktu yang sudah hampir siang. "Ohh.. hari ini sangat melelahkan kenapa aku selalu mendapat kelompok yang tidak membuatku nyaman, saking sebalnya aku benar-benar tidak bisa mengerjakan tugas-tugas itu".

Hari sudah sore saat aku berjalan dari kamar mandi menuju kamar tidur aku menoleh ke kamar yang semalam lampunya menyala tidak ada tanda bahwa ada orang didalamnya lampu mati, pintu tertutup rapat dan hening tiada suara. Aku masuk kamar menyalakan lampu, merebahkan diri ditempat tidur,,"ahh... gini banget kehidupanku kuliah pulang,kuliah pulang, mau bagaimana lagi tidak satupun kegiatan kampus yang membuatku tertarik.."pintu kamar Elsa terbuka aku berkunjung dengan maksud menanyakan tetangga baru. "tidak aku tidak melihat siapapun hari ini kecuali Nana, dan tidak ada yang masuk ataupun keluar dari kamar itu" jawaban Elsa membuat aku penasaran siapa penghuni kamar itu.

Tepat jam sebelas malam waktunya tidur dan mimpi indah, kejadian yang sama seperti malam sebelumnya, lampu kamar itu menyala, sinarnya sedikit menerangi kamarku melalui jendela, aku terganggu dan berniat mengetuk kamarnya apakah ia baru pulang atau bagaimana, tapi rasanya tidak enak hati menegurnya. Tubuhku berbolak balik tidak bisa tidur, sangat menyebalkan ketika sudah malam begini tapi aku belum tidur, besok pasti kesiangan lagi.

Sekitar duapuluh menit berlalu lampu kamar itu padam, aku lega dan berusaha tidur karena hampir jam duabelas malam. Lagi dan lagi aku kesiangan berlari menuju kelas dimana dosen tidak memberi toleransi keterlambatan. Jam pertama aku habiskan dikantin mau bagaimana lagi aku sudah terlambat masuk. Hari berlalu dengan cepat setelah mandi aku berkunjung lagi kekamar Elsa menanyakan lagi soal penghuni kamar itu. Jawabannya sama, Elsa tidak bertemu atau melihat siapapun dikamar itu pintunya selalu tertutup.

Malam kunikmati dengan bermain game mendengarkan musik dan mengkhayal sampai jam sebelas, sebenarnya aku belum mengantuk tapi aku harus tidur daripada kebiasaan terlambatku meningkat, soal tugas aku biasa mengerjakan di waktu pengumpulannya sudah mepet, aku juga tidak tertarik untuk belajar, lampu kamar itu kembali menyala, sepertinya sipenghuni pulang tiap jam sebelas malam, kamarku harus benar-benar gelap agar aku bisa tidur. "aneh tidak ada suara yang menandakan kedatangan seseorang, kamarnyapun senyap, tapi selalu menyalakan lampu dijam segini".  Penasaran tapi sayangnya aku tidak pernah lagi bertemu dengannya semenjak ia keluar dari kamar mandi pagi itu, tetangga kamar yang lainpun tidak pernah melihatnya. Tidak lebih dari duapuluh menit lampu kamar itu mati, "akhirnya gelap..".

Mungkin ini hari sialku aku ditegur dosen karena sering terlambat, rasanya aku ingin berubah aku juga punya rasa malu pada teman-teman. Sepulang kuliah aku berpikir keras bagaimana caranya agar aku bisa berangkat pagi, "aha....aku harus tidur sebelum penghuni kamar itu menyalakan lampu yang sangat menggangguku," aku juga berniat membaca buku, tidak salah lagi rasa ngantuk menggelayuti, pukul sembilan aku mematikan lampu kamarku bersiap untuk tidur sebelum terganggu oleh lampu kamar sebelah yang menyala.

Benar saja aku bisa bangun pagi dan berangkat tanpa terburu-buru. Malam selanjutnya aku berusaha mengerjakan tugas, aku harus selesai sebelum lampu kamar itu menyala, dan membuat tidurku terganggu. Aku sudah terbiasa tidur dibawah jam sebelas malam, sekarang aku tidak lagi terganggu dengan lampu kamar itu yang menyala setiap jam sebelas malam, ditambah lagi aku tidak merasakan keberadaan penghuni dikamar itu, aku terlalu sibuk dengan tugas-tugasku yang mulai sekarang aku cicil pengerjaannya, aku tidak lagi bertanya tentang sipenghuni kamar itu, aku sudah memulai hidup baru.

Di suatu sore aku bertemu dengan ibu kos yang sedang menyapu halaman, aku menyapanya dan sedikit berbincang, tidak lama aku teringat dengan sipenghuni kamar itu, aku bertanya pada ibu kos siapa yang menghuni kamar sebelah ku tepat disamping kamar mandi, apakah mahasiswa atau sudah bekerja, aku rasa ia sudah bekerja karena jadwal pulang malamnya yang terlalu larut bagi seorang mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun