Mohon tunggu...
Syntagma Kartow
Syntagma Kartow Mohon Tunggu... -

Tukang martabak tinggal di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SBY dan Candi Borobudur Ada Hubungan dengan Nabi Sulaiman dan Jin?

20 September 2010   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 4809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_263310" align="alignleft" width="300" caption="Candi Borobudur,salah satu keajaiban dunia Foto : Ontchez.wordpress.com"][/caption] Sekelompok peneliti muda yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, belum lama ini, akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Mereka mengajukan klaim bahwa candi Borobodur adalah hasil karya umat muslim. Karena candi Borobudur dibangun oleh jin piaraan nabi Sulaiman. Dikutip dari. Adalah kelompok peneliti yang tergabung dalam Dzikrul lil Aalamiin (DLA). Kelompok ini dipimpin oleh seorang dosen Matematika Universitas Islam Negeri  Syarif Hidayatulah, KH. Fahmi Basya. Klaim dilakukan melalui satu metode penelitian ciptaan sang dosen. Mereka menggunakan metode penelitian Matematika Islam, suatu metode penelitian baru yang belum teruji dan dipublikasikan secara luas. Menurut mereka, candi Borobudur memiliki hubungan dengan ratu Boko. Ratu Boko adalah juga ratu Balqis, begitu pernyataan mereka. Istananya ratu ini dipindahkan menjadi bagian teratas candi Borobudur. Masih menurut kelompok peneliti Islam dan Kepurbakalaan ini, patung Budha yang selama ini menghiasi candi-yang juga menjadi salah satu keajaiban dunia- merupakan patung model Bidara Surga. Sosok nabi Sulaiman-lah yang dijadikan sebagai modelnya. Bukti arkeologis yang mereka ajukan berupa lempengan emas yang ditemukan di sekitar situs kraton Boko. Menurut mereka,di lempengan emas itu  terdapat tulisan yang berarti "Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang). Sayangnya mereka tidak menjelaskan lebih lanjut,bagaimana bentuk huruf dan bahasa serta cara membaca tulisannya. Begitu juga tentang relief yang berada di candi Borobudur. Menurut mereka relief tadi menceritakan tentang  nabi Daud dan nabi Sulaiman. Cuma relief yang mana dan dibagian mana, tidak dijelaskan. Sejatinya berdasarkan papan petunjuk yang ada di kraton Boko,tulisan yang ada di lempengan emas itu, adalah tentang pujian kepada dewa Siwa, salah satu dari tiga dewa yang dipuja dalam agama Hindu. [caption id="attachment_263317" align="alignleft" width="261" caption="Patung Budha. Foto: Ontchez.wordpress.com"][/caption] Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan literatur yang berhubungan dengan Borobudur akan diubah dan dikoreksi. Keyakinannya terhadap  teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur, sebagai "Unfinished Solomon". Di samping ituKH. Fahmi Basya dengan kelompoknya juga menggunakan metode penelitian lain. Mereka menyebutnya dengan metode  menghubung-hubungkan kata. Misalnya Sleman, salah satu kabupaten dalam Daerah Istimewa Jogyakarta dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Juga kata Jawa, menurut mereka,berasal  dari kata Jews (Yahudi). Masih  menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo. Kalau Klaim KH. Fahmi Basya benar, artinya kita mesti bangga.  Karena presiden kita adalah salah satu keturunan nabi besar yang terkenal dengan kepiawaian memimpin negara dan mampu berbicara dengan binantang. Setidaknya menurut hikayat kitab yang dapat dibaca di toko buku. Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan, publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi Borobudur dan situs Ratu Boko. Kita tunggu berita selanjutnya. Salam Sumber bacaan utama di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun