Mohon tunggu...
Sylvia RistaMaya
Sylvia RistaMaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Punden Nogosari: Wisata Religi Tersembunyi Desa Morang

8 Agustus 2022   19:10 Diperbarui: 10 Agustus 2022   08:44 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gapura Punden Nogosari

Tim KKN-BBM 66 Universitas Airlangga telah diresmikan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di beberapa wilayah sekitar Jawa Timur, termasuk di Desa Morang, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun selama 12 Juli hingga 4 Agustus 2022. Wilayah ini berada di dataran tinggi kaki Gunung Wilis yang memiliki udara segar dan pemandangan asri disertai beragam potensi, baik alam, ekonomi, maupun wisata. Salah satu wisata yang terdapat di Desa Morang adalah Punden Nogosari.

Punden Nogosari atau yang bisa disebut dengan Punden Morang merupakan salah satu aset atau situs budaya yang dimiliki oleh masyarakat Desa Morang yang dipercayai terdapat makam Ki Harjo Binangun. Ki Harjo Binangun merupakan seorang tokoh masyarakat yang menjadi cikal bakal hadirnya Desa Morang. Desa morang terletak di bagian timur Kabupaten Madiun, terdapat di bawah kaki Gunung Wilis dan diapit oleh 3 desa, dari utara dan timur berbatasan dengan Desa Tawang Rejo, di sebelah baratnya berbatasan dengan Desa Cermo dan disebelah selatan berbatasan dengan Desa Batok. Masyarakat Desa Morang  rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai petani, pengrajin kayu dan peternak.

Punden Nogosari merupakan situs tersembunyi yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Situs ini dinaungi oleh Pelestari Adat Budaya Morang (PAMOR) yang diketuai oleh Bapak Koko Tri Hariyanto atau masyarakat mengenalnya dengan Koko Prabu. Beliau merupakan warga asli kelahiran Desa Morang. Beliau menjelaskan kenapa disebut Punden Nogosari karena didalamya terdapat Pohon Nogosari yang bibitnya berasal dari India. Pohon Nogosari menurut kepercayaan disana  ditanam untuk menjadi penanda adanya cikal bakal desa atau awal mula hadirnya peradaban desa. “Penanaman pohon ini pada jaman nenek moyang dahulu sebagai tetenger atau tanda sebagai munculnya peradaban baru, bibit kawet atau menjadi cikal bakal peradaban desa, awal mula disini” Kata Koko di situs Punden Nogosari, Desa Morang, Madiun, Minggu (31/07).

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari para narasumber seperti tokoh ulama, para sufi, dan tokoh spiritual, Bapak Koko mengatakan bahwa punden nogosari merupakan punden tertua di wilayah madiun timur. Diketahui tidak hanya pohon nogosari akan tetapi terdapat 15 pohon langka yang berusia diatas 200 tahun antara lain Pohon Nogosari, Pohon Dewan Daru, Pohon Ngruncing/ Kedondong Alas, Pohon Munung, Pohon Kepoh, Pohon Nangkan, Pohon Klumpit, Pohon Rau, Pohon Kemiri, Pohon Pule, Pohon Serut, Pohon Randu Alas, Pohon Doyo, Pohon Mindi, dan Pohon Ringin Lanang. Akan tetapi, pada situs punden ini belum terdapat identitas  masing-masing pohon sehingga pihak pamor meminta bantuan mahasiswa KKN-BBM 66 Universitas Airlangga untuk membuatkan papan nama yang berisikan nama pohon dan nama latinnya. Mahasiswa KKN-BBM 66 Universitas Airlangga telah menyelesaikan 15 papan nama dan siap dipasang di pohon masing-masing.

Upaya perawatan punden yang dilakukan oleh pihak  pamor sendiri yakni setiap Hari Jumat diadakan kegiatan pembersihan lingkungan, kemudian pohon-pohon langka tersebut diberi penutup atau penanda seperti kain putih agar tidak dijamah atau dipotong oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Ketua pamor juga mengatakan bahwa setiap malam Jumat Legi, malam Selasa Kliwon, dan malam Kamis Legi pasti ada orang yang melekan (terjaga sepanjang malam)  atau tirakatan di punden ini. Tidak diketahui tujuannya apa akan tetapi dari pamor memperbolehkan dengan syarat tetap menjaga dan tidak merusak keutuhan dari situs punden ini.

Harapan para pamor yakni agar situs punden ini bisa dijadikan sebagai wisata religi di Desa Morang dan dikenal oleh masyarakat luas, minimal di luar Kota Madiun.  Sebagai upaya pengembangan strategi  promosi wisata, mahasiswa KKN-BBM 66 Universitas Airlangga membuat video dokumenter yang menjelaskan mengenai situs punden dengan narasumber yaitu juru kunci dan ketua pamor. 

Gambar 2. Kunjungan Mahasiswa KKN-BBM 66 Universitas Airlanga Ke Situs Punden Nogosari
Gambar 2. Kunjungan Mahasiswa KKN-BBM 66 Universitas Airlanga Ke Situs Punden Nogosari

Gambar 3. Potongan Kayu Pohon Nogosari
Gambar 3. Potongan Kayu Pohon Nogosari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun