Mohon tunggu...
sylva juliantywardani
sylva juliantywardani Mohon Tunggu... Akuntan - pelajar

----

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Icosaedro

12 Desember 2019   06:03 Diperbarui: 12 Desember 2019   06:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini, aku tidak tahu harus menuliskan apa, yang ada dikepala ku hanyalah masalah yang sedang ku hadapi saat ini. Aku bukan lah seorang puitis juga bukan seorang pujangga, aku hanya ingin menuliskan apa yang ku rasakan saat ini. Setiap hari yang ku jalani sangat lah sulit untukku, ada saja masalah yang kuhadapi, mulai dari masalah keluarga hingga masalah pertemanan.

Aku selalu menanyakan kepada tuhan, "apakah tidak ada sehari untuk beristirahat dari semua masalah yang ku hadapi?", "Adakah jalan untuk menyelesaikan semua masalah ini?", Entahlah yang hanya bisa kulakukan hanya menjalani hari yang sulit ini.

Ada titik dimana seorang manusia merasa lelah dengan semua yang mereka hadapi, itu lah yang sedang ku rasakan saat ini. Aku adalah anak laki-laki terakhir dari tiga bersaudara, kakak--kakak perempuan ku sudah memulai kehidupan baru, dirumah yang seperti lapangan sepak bola ini aku tinggal bersama orang tua ku.

Aku tidak tahu harus memulainya darimana tetapi akan ku ceritakan masalah yang ku hadapi saat ini. mungkin terasa sedikit dilebih lebihkan, tetapi ini lah realita yang ku hadapi. Aku sangat tidak mengerti dengan keluargaku saat ini, mereka hanya mengurusi pekerjaan yang tidak tahu kapan mereka menyelesaikan itu semua dan terkadang mereka tidak pulang sampai berhari hari.

Aku rindu mereka, ku buka lemari yang sangat tua dipojokan rumah yang terasa hanya ditinggali oleh seorang remaja yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua ini, ku pandangi potret keluarga yang terlihat sangat bahagia itu, merindukan semua kenangan yang pernah kulalui bersama mereka, apakah akan ada masa dimana kenangan itu terulang kembali?

Aku selalu bicara pada tuhan di tengah malam yang sangat buta, dimana orang -- orang sedang tertidur pulas ku berkata pada nya "tuhan, apakah ada dimana masa itu kembali? Jika ada tolong tunjukanlah cara untuk mengulangi kenangan itu", disaat itu lah tuhan memberi jalan lain untukku.

Hari kujalani sangatlah sepi tetapi aku bersyukur karena memiliki sahabat yang selalu ada disaat ku membutuhkan mereka disaat aku berkeluh kesah dengan semua masalah yang kualami mereka ada untuk menenangkan hatiku yang gundah gulana ini, disaat ku membutuhkan teman untuk menemani hari-hariku yang sepi ini, mereka ada untuk menutupi semua kesepian itu, mereka selalu membuatku tersenyum seakan semua akan berjalan baik baik saja.

Terima kasih tuhan engkau telah menutupi kesepian yang ku alami ini. Tetapi kebahagian tidak akan terjadi selamanya bukan? Ya ini lah realita yang kuhadapi setelah mendapatkan sedikit kebahagiaan itu. Mereka yang kusebut 'teman' itu mengakhiri semua kebahagiaan yang baru saja ku dapat. Mereka tumbuh dengan begitu cepat, mendapatkan teman baru, suasana baru, tempat baru, dan pergaulan baru.

Aku sangat tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan, mereka dengan sangat mudah meninggalkan semua kenangan yang pernah kita lalui, seperti yang ku bilang tadi mereka tumbuh begitu cepat sangat cepat, mereka sudah mengenal alcohol, clubbing, dan wanita penggoda. Ahh sudah lah tidak usah ku jelakan kembali kalian yang membaca ini sudah pasti mengerti apa yang ku ceritakan ini. aku sudah bukan sahabat mereka lagi dan tidak mungkin aku mengikuti apa yang mereka lakukan, kembalilah semua ke awal, dengan semua kesepian ini ku terdiam. Ku harap akan ada keajaiban yang tuhan berikan kembali padaku.

Tercenggang aku melihat sebuah layar kaca yang berisikan berita itu, dimana saat ku lihat berita itu ada sekumpulan remaja mengakhiri hidup nya hanya karena barang yang kusebut haram itu. Saat ku selidiki lebih dalam aku merasa ada yang aneh dengan berita itu, karena dalam berita itu disebutkan nama yang tidak asing lagi ditelinga ku, aku semakin penasaran kubuka smartphone dan terkejut saat ku melihat kabar bahwa sahabatku lah yang ada dibrtita tersebut, cobaan apa lagi yang kau berikan ini tuhan?

Terlangkahlah kakiku ke sebuah rumah sakit yang ku ketahui tempat dimana sahabat-sahabatku di otopsi, dengan kaki yang gemetar ini ku melangkah ke ruangan yang tidak ingin ku datangi itu, melihat mereka terbaring kaku di ranjang pasien dengan mata tertutup sangatlah menyakitkan bagiku, ku berkata pada mereka "bangunlah jangan tinggalkan ku sendiri dengan semua kesepian ini!" meneteslah air mataku bercampur emosi, kesedihan, dan penyesalan "tuhan tolong kembalikan lah mereka padaku jangan ambil nyawa mereka, kembalikan lah mereka tuhan!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun