Mohon tunggu...
Silivester Kiik
Silivester Kiik Mohon Tunggu... Guru - Founder Sahabat Pena Likurai

Hidup hanya sepenggal cerita tentang perjuangan, sekelumit jejak-jejak kaki di bumi, aku, kamu, dan mimpi kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-puisi Silivester Kiik

12 Agustus 2019   15:11 Diperbarui: 12 Agustus 2019   15:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: expertphotography.com

"Ku ingin membiarkan hati yang rapuh ini, dengan genggaman sekuntum mawar yang sudah tak wangi, dan sedikit keajaiban yang tak pasti (Silivester Kiik)".

MATA KATA

mereka telah pergi jauh
dengan uluran tangan kehampaan
tak lagi peduli
antara dua jalur "kebenaran dan kebohongan"

mereka meninggalkan bekas
antara satu sisi dan lainnya
dan menyimpan luka
untuk melihat dan mengingat kata yang tak pernah usai.

MENYULAM BAIT-BAIT RINDU

di sini !!!
di pintu batas kota
masih saja menyimpan rindu
pada tiap-tiap lembar yang polos
menyulamnya jadi potret kenangan

di sini !!!
masih saja pada catatan waktu
dengan jejak-jejak kaki yang sama
dengan sejumlah peka yang sama pula
biarlah pangkuanmu menyatukan hal yang abadi.

RAPUH

Ku ingin membiarkan hati yang rapuh ini,
Dengan genggaman sekuntum mawar yang sudah tak wangi,
Dan sedikit keajaiban yang tak pasti.

PUING-PUING USANG YANG TERCATAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun