Mohon tunggu...
Syifa Salsabila
Syifa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya merupakan mahasiswi dengan sifat periang dan hobi menulis serta memasak.

Selanjutnya

Tutup

Raket

Budaya Penggemar Badminton sebagai Pelatih Dadakan

29 Juni 2022   20:50 Diperbarui: 29 Juni 2022   20:52 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Bulu tangkis atau badminton merupakan olahraga yang menggunakan raket dan shuttlecock sebagai alat permainannya. Bulu tangkis dimainkan oleh dua orang untuk sektor tunggal dan dua pasangan untuk sektor ganda. 

Tujuan dari permainan bulu tangkis ini adalah memukul kok agar jatuh di daerah lawan. Ada lima sektor yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. 

Induk organisasi bulu tangkis nasional disebut juga Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia atau PBSI sementara induk organisasi internasional bulu tangkis bernama Badminton World Federation atau biasa disingkat dengan sebutan BWF.

BWF membagi turnamennya menjadi tiga kelas. Kelas pertama adalah major event yang terdiri dari Olympics, Thomas dan Uber Cup, Sudirman Cup, BWF World Championships, BWF World Junior Championships. Kelas kedua ialah BWF world tour, kelas ini dibagi lagi menjadi beberapa level. 

Level 1 untuk BWF world tour final, level 2 untuk BWF world tour super 1000, level 3 untuk BWF world tour super 750, level 4 untuk BWF world tour super 500, level 5 untuk BWF world tour super 300, dan level 6 untuk BWF tour super 100. Angka-angka ini membedakan jumlah hadiah yang didapatkan pemenang kompetisi di akhir. Terakhir, kelas ketiga berisi Continental Circuit yang berisi International Challenge, International Series, dan Future Series.

Beberapa pemain bulu tangkis tersohor dari Indonesia ada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie di sektor tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani dari sektor tunggal putri, pasangan Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan dari sektor ganda putra, pasangan Greysia Polii (pensiun) dan Apriani Rahayu dari sektor ganda putri, serta pasangan Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti dari sektor ganda campuran.

Di Indonesia, bulu tangkis merupakan olahraga yang diminati berbagai kalangan masyarakat. Hal ini membuat jumlah penggemar badminton pun melonjak. Tak heran jika sifat penggemar bulu tangkis sangat beragam. Mulai dari yang baik dan selalu memuji idolanya di media sosial sampai yang senantiasa mengirimkan ujaran kebencian. 

Ekspektasi penggemar yang tinggi kala melihat rangkaian prestasi yang pernah diraih atlet Indonesia kadang membuat mereka buta bahwa para atlet juga memiliki kemungkinan untuk merasakan kekalahan. Ranking dunia tidak bisa menjadi patokan kemenangan dan kekalahan seseorang di suatu kompetisi karena di dalam permainan olahraga, semua hal dapat terjadi.

Saat atlet mengalami kekalahan, masih banyak oknum-oknum pengguna media sosial yang secara dadakan menjadi pelatih dengan mengomentari permainan sang atlet secara tidak pantas. 

Tak menutup mata, memang ada beberapa saran serta kritik yang membangun. Namun, semua itu seperti tertutup dengan banyaknya ujaran kebencian dan komentar teknis yang seharusnya tidak dilontarkan oleh orang awam. 

Kita tidak tahu bagaimana kondisi di lapangan baik itu kondisi dari lingkungan sekitar maupun atlet itu sendiri. Ujaran kebencian yang berlebihan dan sikap pelatih dadakan hanya akan membuat atlet semakin bersalah dan merasa tertekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun