Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Pencerita

Kadang nulis, kadang nonton film || Find me on Instagram @syifaamaliac.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan

20 April 2020   12:54 Diperbarui: 20 April 2020   13:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Sigi benar, mungkin selama ini aku hanya berpura-pura. Aku tidak pernah sadar bahwa selama ini aku hidup hanya untuk menyenangkan orang lain. Mulai dari pakaian yang aku kenakan, makanan yang harus kumakan, jurusan kuliahku, tempat bekerja, bahkan calon pasangan hidupku nanti aku rasa mereka sudah menyiapkannya. Aku tidak pernah ada dalam rencana hidupku sendiri.

            Lalu ketika Sigi mengatakan ide gila itu aku tidak bisa menolaknya. Ide itu muncul secara spontan dan tiba-tiba. Ketika Sigi bersiap dengan perjalanannnya menuju Dieng, sementara aku bersiap untuk berpura-pura mencintai pekerjaanku menjadi seorang advokat di salah satu firma hukum warisan keluarga.

            "Kota mana yang belum pernah kamu singgahi?"

            Sigi tampak lama berpikir, terlalu banyakkah kota yang yang sudah ia singgahi sampai ia harus berusaha keras mengingatnya.

            "Jogja."

            Kami saling bertatapan lama, matanya lagi-lagi kembali berbinar-binar. Entah mengapa, ketika mendengar nama itu, nama Jogja tidak pernah bisa berhenti menggema di telingaku.

            "Ayo kita pergi bersama!"

            Seperti mesin otomatis, aku mengangguk tanpa berpikir sedikitpun setelah Sigi selesai bicara. Sampai akhirnya jadilah, hari ini kami akan pergi ke Jogja untuk pertama kali. Kami akan melukis kisah bersama, menjelajahi tempat yang belum pernah kami datangi, dan untuk pertama kalinya aku merasakan menjadi...bebas.

            Aku berharap itu semua tidak hanya menjadi harapan yang seperti biasa aku dapatkan. Harapan bahwa aku akan bahagia jika mengikuti kata orang-orang itu. Tapi nyatanya tidak. Sudah satu jam semenjak kereta yang seharusnya membawaku ke Jogja itu sudah jauh berlalu. Sementara aku masih terdiam disini menunggu kapan Sigi datang.

            Bayangan itu menguar kembali ke permukaan ingatan. Saat Sigi bersiap dengan perjalanan barunya menuju dunia milik Sigi. Dunia yang tak pernah bisa aku tinggali.

            "Apa yang tak bisa kamu lupakan dari setiap tempat yang kamu kunjungi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun