Mohon tunggu...
Syifaa  Latifah.S
Syifaa Latifah.S Mohon Tunggu... Lainnya - @syifaa_latfh

🦖 • •

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Setitik Kisah Pilu tanpa Rumpang

16 Februari 2021   18:44 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:52 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


      Hallo,perkenalkan namaku lala,di sini aku akan menceritakan sedikit tentang diriku, tentang ku yang hanya dapat di mengerti oleh aku, tentang kacau yang bergemuruh,tentang sedih yang menetap karena kehilangan atau semua tentang bahagia karna sudah bisa menertawakan sunyi,berdiri dengan kaki sendiri,walaupun sering kali merasa gentar dan menyadari perasaan yang tak kunjung mati,kini hanya bisa berpaut dalam do'a,mengikhlaskan seseorang yang sudah berbeda rumah dan berjarak jauh.Setitik kisah pilu tanpa rumpang akan ku ceritakan,mari kita mulai...
              Berawal dari pertemuan ku dengan seorang pria di sebuah tempat perbelanjaan,yahh pada hari itu aku sedang menemani ibuku berbelanja,masih tergambar jelas di ingatan ku saat kejadian itu berlangsung,aku yang sedang berdiri tegak di samping keranjang buah ,memperhatikan keadaan sekitar, tiba-tiba aku merasa ada yang memperhatikan ku,aku melihat sisi kanan dan kiri semuanya tampak normal, sontak sorot mataku tertuju pada seorang pria yang berdiri tepat di kios depan ,pria tinggi dengan sorot mata yang tajam dan senyuman tipis yang terlukis di wajahnya ,pria yang mengenakan kaos hitam polos itu terus memandang ke arah ku, aku pun memberikan respon dengan memperhatikan nya , sembari membalas senyum tipis nya itu.
      Detik itu juga hati dan fikiranku mulai tak terarah, hati yang terus merasa " dia memperhatikan ku ,apa ada yang salah dengan ku?" Dengan fikiran,yang terus memikirkan " sepertinya aku mengenalnya?",fikiran dan hatiku terus bersorai menyuarakan pertanyaan yang akupun tak tahu jawabannya, seketika kita seperti orang bodoh saling bertatapan tanpa menyuarakan apa apa, Beberapa menit yang menjadi tanya pun ku akhiri dengan senyuman terakhirku sebelum beranjak pergi,ku berikan senyum terbaik ku kepadanya dan ia pun membalasnya dengan senyuman lebar di wajahnya.
     Beberapa hari kemudian,aku yang sedang menjalani aktifitas ku sebagai seorang pelajar,mengerjakan beberapa tugas serta memanjatkan do'a  penuh harap tugas tugasku bisa terselesaikan,tanpa ku fikirkan,fikiran ku tiba tiba terarah pada kejadian di tempat perbelanjaan itu,sontak perasaan ku mengatakan "Aku mengenalnya,hanya saja aku tak tau siapa namanya?" Fikiranku yang membawa ingatan masa masa sekolah menengah pertama ku muncul,memperkuat kata kata "Aku mengenalnya" yahh memang benar aku mengenalnya"pria yang mengenakan kaos hitam polos dengan senyuman tipis di wajahnya itu adalah Adik kelas ku semasa Smp" sontak aku tersenyum bahagia karna aku berhasil menuntaskan rasa penasaranku akan kata-kata"Aku mengenalnya"
       Di saat ku lukiskan senyuman di wajahku, hati kecil ku berbicara " Bisa bisa nya aku memikirkan pria itu,Dan melupakan tumpukan tugas ku yang tak akan pernah selesai jika aku hanya tersenyum" perasaanku mulai berubah, tatapan ku mulai tertuju pada tumpukan buku buku pelajaran, kepala ku yang mulai terasa berat,dan tanganku yang mulai lemas, Yah memang itulah yang ku rasakan setiap kali mengerjakan banyak tugas.
      Malam pun semakin dingin, ragaku yang sudah mulai lelah meminta segera ku selesaikan semua tugas dan berbaring di kamarku yang bancuh, ku lihat layar handphone ku ada pesan masuk ke salah satu media sosial yang ku punya, satu pesan masuk atas mama "Toni" yang berisikan kata kata sapaan sekaligus pengingat akan masa lalu,


" Assalamualaikum kaka kelas di smp"
"Ini Toni,yang waktu itu ketemu di tempat perbelanjaan"
" Gimana kabarnya?"


     Senyum ku di gantikan tawa, menertawakan ketidak tahuanku akan nama seseorang, yang seingatku ia sering memperhatikan ku dikala berpapasan di lingkungan sekolah kala itu. Dengan penuh hangat aku membalas sapaannya


 " Waalaikumsalam, alhamdulillah baik ton,"


Tanpa di duga aku bisa menyeimbangi obrolanku bersama toni kala itu,kita saling melontarkan cerita sewaktu satu sekolah, tak pernah terfikirkan ke dekatan ku dengan toni sebagai seorang teman, membuat kita yakin akan saling percaya untuk menceritakan atau saling berkeluh kesah tentang hal hal yang sering kali membuat orang orang depresi,atau membuat orang orang menjadi berfikiran pendek dari sebelumnya.
   Aku yakin aku dan toni akan menjadi kawan baik,karna di awal toni tak segan membantu ku menyelesaikan masalah ku yang sebelumnya aku sendiripun kewalahan untuk menyelesaikan nya dan ia sendiri yang memperingatiku untuk,


 "Selalu menjaga perkataan ketika marah,jangan sampai perkataan kita melukai orang lain,Yang menurut kita biasa saja belum tentu biasa juga menurut orang lain"


  Yahh walaupun aku sudah tau akan hal itu tetapi kadang aku tak bisa mengontrol emosi dan perkataan ku di saat sedang marah,dan pasti saja dengan diriku yang seperti itu banyak orang orang yang tersekati akan itu,namun semenjak ada toni, toni yang selalu memperingatiku...toni yang selalu menjaga ku agar semuanya baik baik saja dikala masalah menghampiri ku.
       Jujur saja, awalnya ku kira toni itu sosok pria yang dewasa tetapi aku salah,dia lebih ke kanak kanakan dari pada diriku, saat mengambil keputusan di setiap masalahnya, seringkali ia menyesali keputusan yang ia ambil ,namun ia selalu melakukan ke salahan yang sama sehingga menyesali hal yang sama berkali kali.
      Semakin lama ku mengenal toni aku melihat ternyata ia juga sosok lalaki lalaki yang kuat,dia mampu menahan serangan masalah dari keluarga,dan bahkan saat dunia tidak memihak kepadanya dalam masalah itu ia tetap kuat berdiri dengan kakinya sendiri,yang akupun tak pernah terbayangkan jika aku yang ada di posisi toni kala itu,apakah aku akan sekuat toni?yahh Toni itu sangat kuat ,walaupun sering kali ia berkata padaku "Kaki ku sedikit gentar menopang badan,untuk terus melangkah ke depan" namun ku pastikan dia akan tetap berdiri dengan kakinya sendiri ,sering ku semangati toni,sering ku merangkulnya dan memberikan waktu agar ia lebih mencintai dan memahami dirinya sendiri.
     Terlepas dari keegoisan toni, ku tegaskan kembali bahwa toni adalah laki laki yang kuat dan sangat menyayangi keluarga, bahkan ketika ia sakit pun ia sudah mulai senggan untuk meminta bantuan ibunya sendiri, karna ia tak mau melihat ibunya khawatir ,ia memilih untuk membagi sakitnya dengan ku seperti kala itu,
     Tepatnya pada tengah malam,toni tiba-tiba menelepon ku,ia mengatakn;


          Toni : Lala,gigi aku sakit ( dengan suara gemetar sembari menahan sakit)
           Lala : ko bisa?makan sembarangan mungkin kamu nya yah?
           Toni : yahh sepertinya begitu,
           Lala : makannya jangan makan sembarangan,
                   : Udah minum obat?
           Toni : belum,mau beli dimana? Udah malem gini,warung juga udah pada tutup
            Lala : yaudah,kamu gosok gigi aja,kalau engga kumur kumur pake air garam
            Toni : gamau perih
            Lala : dihhh,kaya yang udah pernah nyoba aja
            Toni : pernah,dulu kumur kumur pake air garam rasanya perihh
            Lala : yauda kalau gamau gosok gigi aja,
            Toni : gamau,dingin ke kamar mandi nyaa
            Lala : hadeuhhhh terus maunya gimana?
            Toni : yaa gini aja,
            Lala : nahan sakit?
            Toni : iyaa,mau di tahan aja sampe besok,
            Lala : kalau besok masih sakit banget,minta ke dokter aja periksa,atau engga minta beliin obat ke ibu kamu,
             Toni : gamau ke dokter ahh,
             Lala : yauda minta beliin obat aja ke ibu,
             Toni : gamau,nanti beli sendiri aja di warung


     Keesokan harinya toni mengirimkan ku foto dirinya yang sedang berdiri tegak di depan cermin dengan tempel koyo melekat di pipi kirinya,


             Lala : kirain beli obat ternyata beli koyo
             Toni : udah beli obat tadi,cuman ga mempan tetep sakit terus beli konyol di tempel sekarang udah mendingan:))
             Lala : Alhamdulillah kalau udah mendingan,


      Ketika menjelang siang,toni mengeluh padaku gigi nya tetap sakit, dengan suara khas nya toni mengirimi ku voice note melalu WhatsApp dan berkata;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun