[caption caption="Ilustrasi by @ Kompas Muda"][/caption]
Di,
Ada yang lebih inkrah
Dari putusan yang konon seadil-adilnya sudah;
Helai-helai puisi; buah pikirmu itu indah;
tentu saja
Kau puisikan daun,
Kau puisikan hujan,
Kau rajut intisari semesta berturangga sastra;
Kau dan sihir kata bak bunga merekah
Namun di Kepala,
Imajiku liar merambah,
Pikirku menderu-deru meriah
Teriring sekelebat tanya untuk lelaki pujangga
Jika
Seketika daun jatuh mencium tanah
Layu kecoklatan kala basah belum singgah
Masihkah Hujan Bulan Juni enggan tumpah, menyimpan rindu membuncah?
Di,
Untuk siapa rindu itu sebenarnya?
Masihkah untuk dia
Penyapu taman yang kau siasati di ujung senja?
*Terinspirasi Puisi Sapardi Djoko Darmono: Hujan Bulan Juni.
Â
Â