Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat pada Pawang Hujan

19 Maret 2017   05:10 Diperbarui: 19 Maret 2017   16:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi by @ Kompas Muda"][/caption]

Di,
Ada yang lebih inkrah
Dari putusan yang konon seadil-adilnya sudah;
Helai-helai puisi; buah pikirmu itu indah;
tentu saja

Kau puisikan daun,
Kau puisikan hujan,
Kau rajut intisari semesta berturangga sastra;
Kau dan sihir kata bak bunga merekah

Namun di Kepala,
Imajiku liar merambah,
Pikirku menderu-deru meriah
Teriring sekelebat tanya untuk lelaki pujangga

Jika
Seketika daun jatuh mencium tanah
Layu kecoklatan kala basah belum singgah
Masihkah Hujan Bulan Juni enggan tumpah, menyimpan rindu membuncah?

Di,
Untuk siapa rindu itu sebenarnya?
Masihkah untuk dia
Penyapu taman yang kau siasati di ujung senja?

*Terinspirasi Puisi Sapardi Djoko Darmono: Hujan Bulan Juni.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun