Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Setangkai Bunga di Musim Puasa

4 Agustus 2016   11:18 Diperbarui: 4 Agustus 2016   19:44 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

※ [caption caption="Ilustrasi By @SheQuates"][/caption]

Dahayu,

Maaf jika menggangu tidurmu di taman ya, tapi ada sesuatu yang mau kuceritakan. Ah! Kemarin kan sudah, Iya. Ini kali kedua, semoga tidak bosan dan kamu bersedia dengarkan.

Dahayu,

Ada satu masa di mana manusia harus menahan segala yang diinginkan sampai tiba waktu yang dibolehkan untuk melepaskan pantangan. Namanya masa puasa. Pasti kamu sudah dengar itu dari Ayah atau Ibu, atau sudah mulai belajar puasa bulan Ramadan lalu? Jika sudah, itu hebat. Jika belum masih banyak waktu untuk kamu belajar ya.

Day, mungkin sekarang Maha Cinta sedang melatihmu puasa, tenang saja, nanti akan tiba waktunya berbuka.

Ya Day, sakit itu puasa, Sayang, lewat sakit kamu dilatih untuk tahan, karena sakit kamu harus puasa sementara dari tawa, canda, main dan film kartun kesukaanmu. Day suka apa? Doraemon? Pororo, Upin-Ipin, atau apa?

Bangun Day, Doraemon dan kawan-kawan kangen Dahayu, Day, minta pada Maha Cinta untuk membuka matamu supaya kamu bisa melihat lagi cahaya matahariNya, juga senyuman di bibir Ayah dan ibumu serta semua yang menyayangimu, mereka rindu tersenyum dan melihat senyummu, Dahayu.

Dahayu,

Pernah lihat kepompong? Jelek kan ya? Buruk rupa. Tapi coba lihat kupu-kupu seperti Dahayu kan? Cantik. Kenapa? Karena proses itu tak ada yang sebentar, sayang, begitu juga puasa melatih orang untuk sabar.

Dahayu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun