Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Rekening Tabungan Syariah, Cara Mudah Belajar Atur Uang

29 Oktober 2017   13:09 Diperbarui: 29 Oktober 2017   13:49 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Tabungan BCA Syariah Dok Pri

"Syifa, gajimu dipisah, sama uang kos & kuliah biar lebih jelas mana uang yang kamu punya sendiri".

Itu kata Ayah saya suatu sore ketika saya pulang menyodorkan pizza pada Ayah saya selepas gajian hasil kerja sambil kuliah yang tak seberapa. Rupanya tanpa buang-buang waktu saat itu ayah langsung memberikan kuliah 2 SKS tentang pentingnya atur keuangan, Jujur kerja sambil kuliah sejak berstatus mahasiswa tingkat akhir, meskipun memang perlu energi ekstra, tapi menjadi sesuatu yang bisa saya banggakan, minimal uang jajan dan pulsa bisa saya tutupi sendiri tanpa harus minta sama orangtua dan juga bisa memberi sedikit camilan untuk orangtua setiap akhir bulan.---Cie yang punya gaji sendiri :) Wah gak kok saya masih pemula hehe

Kembali ke Kerjaan eh.. Ke Fokus tulisan :)
Untuk saya kerja sambil kuliah itu supaya latihan mandiri, termasuk mandiri untuk urusan keuangan, makanya saat itu selepas gajian, Ayah 'menguliahi' saya. "Masih muda harus belajar atur keuangan" begitu katanya. Yang intinya sih.. Disuruh buka rekening terpisah untuk menampung gaji yang masuk.

Saya sempat berpikir, mau buka rekening baru, harus siap saldo awal minimal Rp.500 ribu, meskipun bisa diambii kembali selepas membuka rekening, tapi rasanya repot saja menyiapkan blek 500 ribu dalam sekali kesempatan. Hal itu saya bilang pada ayah dan responnya:
"Buka rekening bank Syariah aja, setoran awalnya bisa lebih kecil."

"Iya juga."  Pikir saya.

Pilihan saya akhirnya jatuh pada BCA Syariah, karena sebelumnya saya sudah buka rekening konvensional di Bank BCA, biar gak ribet berurusan sama dua bank, pikir saya.
Dua hari kemudian, saya minta Ayah menemani saya ke bank BCA untuk buka rekening Syariah BCA, biar ayah lihat prosesnya.

Saat ingin membuat rekening, saya cuma dimintai KTP, kemudian bagian Custemer Service akan menjelaskan Produk tabungan Syariah, khususnya yang dimiliki BCA. Ada 2 produk tabungan yang dimiliki bank Syariah secara umum yaitu iB Wadiah (titipan) dan ib Mudharabah (bagi hasil) Saya memilih BCA mudharabah. Rekening BCA mudharabah, memiliki setoran minimal Rp100 ribu, saldo mengendap Rp. 100 ribu dan biaya administrasi Rp. 7 ribu per bulan. Jauh lebih terjangkau dari membuka rekening konvensional yang harus menyiapkan dana setoran awal Rp 500 ribu :)

Selesai pengisian data, identitas asli KTP dan pemohon akan difoto oleh Customer Service. Tak ketinggalan wajah pemohon rekening juga akan di foto. Selanjutnya data pemesanan akan diverifikasi oleh Supervisor Bank BCA. Langkah terakhir adalah membuat PIN kartu ATM, dan rekening berhasil dibuat.

Setelah rekening berhasil dibuat, saya mendapatkan buku tabungan, kartu ATM, dan bonus mug BCA, lumayan hehe, Kartu ATM nya juga langsung aktif lho, dan bisa digunakan di setiap ATM yang punya logo ATM bersama-- Yeay gak perlu ribet harus ketemu ATM BCA, senang banget saya :)

Dok.pribadi
Dok.pribadi
**

Jadi deh, saya ngikutin saran Ayah untuk punya rekening gaji terpisah. Yang pasti tabungan Syariah sudah jadi langkah awal saya buat belajar kelola keuangan sendiri target selanjutnya apa? Hemm.. Mungkin mencicil rumah bisa dipertimbangkan setelah lulus kuliah. Pakai KPR Syariah? Semoga dana dan kondisi nanti mengizinkan :)**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun