Apa yang terbayang dari film-film bertema cinta? Kata-kata manis, puisi, panggilan-panggilan kesayangan? Namun semua itu tidak bisa anda temukan ketika menyaksikan Film A Copy Of My Mind dalam film ini gambaran cinta disajikan sedikit berbeda dan sesekali sensual.
Film berdurasi 116 menit besutan Joko Anwar yang satu ini tidak bisa digolongkan ke dalam cerita cinta manis yang romantis, tidak ada puisi, panggilan sayang atau kata-kata manis yang mendayu sepanjang film kisah cinta di film ini mengalir dan memberi rasa "Cinta" dengan nuansa berbeda.
Adalah Sari (Tara Basro) seorang kariyawan salon bagian facial yang memiliki kesukaan terhadap film dan selalu memburu kaset DVD bajakan untuk dia tonton di kamar Kos nya yang sempit, bagi Sari menonton film dari kaset DVD bajakan itu adalah pelepas lelah setelah seharian bekerja, namun Sari terganggu oleh teks Indonesia pada film-film barat yang dibelinya, menurut Sari terjemahannya sangat jelek, ia pun protes pada si pemilik toko kaset DVD dan minta agar kaset DVD bajakan itu diganti dengan yang lain namun si pemilik toko kaset DVD itu menolak dengan alasan yang jelek bukan gambarnya, tapi Sari masih protes juga, karena si pemilik toko kesal, dia memperkenalkan Sari pada Alex (Chiko Jeriko) Alex tak lain adalah si penerjemah teks kaset DVD. Sari memarahi Alex yang menurutnya tidak mengerti bahasa Ingris, Alex balik memarahi Sari karena beli bajakan tapi banyak protes.
Kesal pengaduannya tak mendapat solusi, diam-diam Sari mengembalikan kaset yang jelek tersebut, dan menukar nya dengan kaset lain.
Alex yang melihat aksi Sari memasukan kaset DVD bajakan lain ke dalam tas kemudian mengejar dan mecegat Sari yang tertangkap basah dengan aksinya, namun Sari membela diri dengan bilang impas karena terjemahan Alex yang jelek. Merasa tertarik, Alex yang memiliki banyak koleksi kaset DVD film itu mengajak Sari ke rumah kos nya mulanya Sari menolak, namun akhirnya menurut karena diancam akan diteriaki maling.
Alex tinggal di sebuah rumah kos bersama Ibu kos yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri, di kamar kos Alex yang kecil, ada banyak DVD film yang dikoleksinya karena pekerjaannya sebagai pembuat teks. Merasa menemukan kecocokan, Sari dan Alex perlahan berpacaran, bukan pacaran ala remaja picisan, namun ini cinta orang biasa yang dibumbui beberapa adegan dewasa.
Ketika Politik Menjerat Warga Biasa
Film ini bersetting tahun 2014 dimana pertarungan pilpres sedang panas, namun bukan hanya Pilpres yang menggeliat panas, kehidupan pribadi dan karir sari juga ikut menghangat. Berawal dari Sari yang mendapat tawaran pindah kerja ke Salon yang lebih mewah, gadis lugu itu menerimanya dengan senang hati, tak dinyana dari sini kehidupan Sari menjadi ribet, SOP di salon yang baru yang memberi kesan lebih handal menuntut sari harus menjalani training lagi selama 3 minggu sebelum diizinkan menangani pelanggan.
Baru beberapa hari menjalani training yang hanya menonton orang kerja membuat Sari merasa bosan, Ia pun meminta kepada pak Bandi si Pemilik Salon supaya dia diizinkan menangani pelanggan namun belum diizinkan. Karena sangat ngotot meminta pegang pelanggan, pak Bandi meminta Sari menangani tugas khusus memberi perawatan kecantikan kepada seorang wanita yang sedang di penjara: namanya Bu Mirna, korupsi kasusnya.
Kebiasaan Sari meng-klepto kaset DVD benar-benar membawanya kedalam masalah kali ini. Tanpa sengaja Sari mengambil diam-diam kaset DVD milik Bu Mirna, Sari kira itu adalah kaset film terbaru, namun isinya sebuah bukti mencengangkan, bukti yang selama ini disembunyikan Bu Mirna.
Cinta Itu: Melindungi
Mengetahui pacarnya dalam masalah, Alex berusaha dengan berbagai cara melindungi Sari dari kejaran orang-orang suruhan bu Mirna, Alex "Meleburkan" dirinya sendiri. Alex, Sari dan Bu Mirna, Silahkan disaksikan sendiri akhir ceritanya.
Realitas Indonesia Apa Adanya
Film A Copy of My Mind menampilkan realitas Indonesia apa adanya: Orang biasa yang melepas penat sehabis kerja, hiburannya cuma televisi seadanya, kaset DVD bajakan dan sesekali musik dangdut.
Jika orang kecil berurusan dengan politik kotor, ia akan terbakar dan betapa di negeri ini, sikap lugu justru dijadikan sasaran empuk oleh orang orang yang mau enaknya sendiri, bahkan hukum juga bisa di beli. Ada kritik sosial yang tergambar melalui film ini bahwa banyak hal di Indonesia yang masih harus diperbaiki: masalah pembajakan hak cipta melalui kaset DVD bajakan, mental klepto, perlakuan istimewa bagi narapidana kaya dan masih banyak lagi.
