Mohon tunggu...
Syifa Ulhana
Syifa Ulhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Angkatan III KPI STIBA Ar Raayah Sukabumi

Seorang penulis yang sedang menyebarkan sedikit hikmah, agar bermanfaat untuk diri sendiri dan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tak Mengharap Balasan

20 Juli 2022   07:10 Diperbarui: 20 Juli 2022   23:35 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia."

Bolehlah kita mengulang sejenak, potongan lagu yang sering kita nyanyikan di masa kecil. Mungkin, apa yang akan kukatakan tak sejalan dengan maksud lagu ini, namun, tak apalah kiranya kita petik hikmah lainnya. 

Semula, aku mengira setiap kebaikan akan terbalas dari si objeknya. Ya, kalau aku berlaku baik pada seseorang, dia pun akan melakukan hal yang sama kepadaku. Ternyata, aku salah, kawan. Walau tak seratus persen salah. 

Terkadang, setiap hal baik yang kita lakukan, tak mendapat balasan. Jangankan balasan, respon pun belum tentu ada. Itulah mengapa, di dalam agama ini kita diajarkan tentang keikhlasan dan hanya mengharap kepada Allah semata, agar kita tidak kecewa dengan manusia, yang sering lupa akan kebaikan sesama. 

 Lihatlah sang surya! Dia tetap menyinari dunia, meski banyak yang mengeluh akan panasnya. Atau hujan yang tetap turun, meski berkali-kali disumpahi kehadirannya. Padahal, saat beberapa kali alpa, diharap-harap kedatangannya. 

Kenapa mereka tetap hadir memberi kebaikan meski manusia tidak menyukainya? Ya, karena mereka hanya menjalankan perintah Allah, suka atau tidak suka manusia, bersyukur atau kufur, dipuji atau dihina. Semua perlakuan manusia, tidak akan membuat mereka datang atau pergi, kecuali atas ingin-Nya. Maka, alangkah perlunya kita berguru kepada semesta, yang hadir dan alpanya karena Allah semata. Agar, setiap jerih payah kita dalam kebaikan bernilai di sisi-Nya, meski diabaikan manusia. 

 Oh indahnya perkataan para pendahulu kita, yang diabadikan di dalam alquran, "Kami tidak menginginkan dari kalian balasan atau (ucapan) syukur." [QS. Al-Insan: 9] Begitu dermawan dan kayanya mereka dengan kebaikan. "Sesungguhnya kami memberi makan kalian untuk mengharap ridha Allah." [QS. Al-Insan: 9] 

Allahu Akbar

Tak pantas rasanya bila hati menginginkn syurga-Nya, saat saat diri yang hina ini disandingkan dengan mereka. Apatah kami ini, masih memperhitungkan setiap peluh dan lelah dengan penjumlahan manusia. Tak segan-segan menolak, saat hasil tak sebanding dengan pengeluaran. 

Bukankah begitu? 

 Kawan, lagi-lagi agama Islam yang penuh kemuliaan ini, mengajarkan kita agar seimbang dalam kebaikan, tidak berlebihan, hingga lupa dengan kepentingan badan. Jangan sampai memberi, lalu lupa dengan diri; membantu, namun tak bisa maju. Semua harus seimbang, agar kita pun tak tercela. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun