Mohon tunggu...
Syekh Muchammad Arif
Syekh Muchammad Arif Mohon Tunggu... Konsultan - Menawarkan Wacana dan Gagasan Segar sertaUniversal

syekh muhammad arif adalah motivator dan bergerak di bidang konsultasi pendidikan dan pemerhati sosial dan keagamaan universal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malam Nisfu Syaban, Malam Pemancingan

7 April 2020   15:48 Diperbarui: 7 April 2020   16:06 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.deviantart.com

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengabarkan, bahwa Nishfu Syakban tahun ini akan jatuh besok Rabu malam atau malam Kamis Kliwon, 8-9 April 2020 M.

Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah, Pengatur kalian memiliki hadiah-hadiah istimewa di antara hari-hari kalian. Maka, berusahalah secara keras untuk mendapatkan kado-Nya. (Imam ath Thabrani meriwayatkannya dalam kitab al-Kabir).

Menurut Syekh Mahmud Asyur, mantan wakil syekh al-Azhar, maksud hadis nabawi ini adalah memanfaatkan hari-hari mulia dan waktu-waktu yang berkah serta berlomba-lomba dalam kebaikan seperti berdoa pada hari Arafah, malam seribu bulan, pertengahan ketiga dari malam, waktu hari Jumat, doa saat bepergian dan saat sujud sholat.

Ahli makrifat punya tamsil yang menarik ketika menjelaskan makna "ta'arrudh" (bekerja keras dan cerdas untuk mendapatkan hadiah/kado Ilahiah) sebagaimana diisyaratkan dalam hadis di atas.

Anda pernah melihat adegan kucing yang mengintai tikus. Bagaimana tingkat kesabaran, ketelitian, keuletan serta tentu kecerdasan sang kucing guna mendapatkan mangsa yang lezat ini? Sang kucing bukan hanya asal berburu, tapi ia memiliki ilmu seni berburu. Inilah adalah pemburuan duniawi, sedangkan pemburuan di alam malakut pun memiliki seni tersendiri. 

Demikianlah makna "ta'arrudh". Seseorang bukan hanya beribadah; bukan hanya asal mengerjakan shalat, berdoa, mengaji, berpuasa dan sebagainya, tapi ia mengetahui---sesuai tuntunan ahli makrifat---bagaimana melakukan ibadah dengan cinta, bukan ibadah karena kebiasaan hanya karena takut pada neraka dan tergoda dengan iming-iming surga, tapi ibadah yang dibangun dengan tauhid yang ikhlash, semata karena cinta kepada Allah dan tidak peduli pada surga dan neraka. 

Dan perlu dicatat bahwa mahabbah (cinta) mustahil diperoleh tanpa makrifat (ilmu tauhid yang benar). Sehingga cinta plus makrifat yang sahih akan menjadi cinta yang pas dosis dan tidak ngawur dan kebablasan.

Jadi, keutamaan itu bukan terletak pada kuantitas ibadah, tapi kualitasnya. Dahulu di zaman Bani Israil ada seorang abid (orang yang saleh dan taat pada Allah) yang nyaris menghabiskan waktunya hanya dalam ibadah. 

Para malaikat bertanya kepada Allah tentang kedudukan orang tersebut di surga kelak. Allah menjawab bahwa abid tersebut hanya berada di teras surga. Mengapa demikian? Karena abid itu melakukan ibadahnya tanpa tafakur.

Nabi Muhammad saw, guru besar umat Islam bersabda: Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah 70 tahun. Maka, kedudukan seseorang di surga ditentukan oleh sejauhmana seseorang memberdayakan akalnya. 

Karena itu, tidurnya orang yang akil (berakal) lebih baik daripada ibadahnya orang jahil. Dengan demikian, "t'arrudh" juga bisa diperoleh dengan mencari ilmu dan makrifat yang mengantarkan pada maqm qurb Ilahi (kedekatan dengan Allah). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun