Mohon tunggu...
Syarla Aqila
Syarla Aqila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

Heavy on my privacy. What u see is what i allow.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya Self Diagnose Bagi Kesehatan Mental

19 September 2022   18:36 Diperbarui: 20 September 2022   09:04 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun belakangan ini, isu terkait kesehatan mental mulai diperhatikan. Isu ini mulai terangkat dan menjadi topik yang sering dibahas di media sosial. Hal ini dibuktikan dengan mulai maraknya lagu dan film yang mengangkat isu ini. Tidak hanya itu, saat ini juga banyak artis, influencer, youtuber, dan public figure yang mulai berani menceritakan pengalaman seputar mental illness yang pernah mereka alami. Oleh karena itu, masyarakat mulai mencari tahu dan mulai aware dengan mental health. Sebetulnya, hal ini adalah sebuah langkah awal ataupun bentuk perkembangan yang baik bagi Indonesia. Namun sayangnya, masyarakat seringkali salah mengartikan dan malah menjadikan hal tersebut sebagai sebuah tren. Sehingga terjadilah yang dinamakan self-diagnose.  

Self Diagnose adalah proses diagnosis terhadap diri sendiri mengidap suatu gangguan/penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri melalui buku, internet, atau pengalaman diri dan keluarga. Tentu hal ini tidak baik dan bisa membahayakan, perilaku diagnose diri ini bisa berakibat pada rasa khawatir yang berlebihan, salah penanganan, dan bahkan kondisi kesehatan yang makin parah (Pratiwi, 2022). Hal ini didukung dengan data yang diperoleh dari hasil riset Millenial Mindset, bahwa sebanyak 37% gen Y yang mengikuti survey telah melakukan diagnose diri terkait masalah kesehatan mental yang mereka yang sebenarnya tidak mereka miliki dengan melihat informasi kesehatan mental secara online, dan ini justru menyebabkan rasa khawatir atas kesehatan mental mereka (Adriana, 2022).


Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa self-diagnose bukanlah hal yang benar. Bisa jadi hal yang kita pikirkan itu hanyalah sebuah asumsi belaka. Karena pada dasarnya, apa yang kita baca di internet belum tentu benar sehingga bisa jadi apa yang kita takutkan sebenarnya bukanlah hal yang serius. Sebenarnya, self-diagnose dapat menjadi langkah awal penyembuhan penyakit mental. Contohnya seperti ada seseorang yang sadar bahwa dirinya mengalami gejala gangguan mental dan kemudian ia mendatangi seorang tenaga ahli untuk berkonsultasi. Namun sayangnya, kebanyakan kasus yang terjadi adalah mereka takut akan pandangan negatif yang muncul pada dirinya sendiri sehingga cenderung tidak berani untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli. Hal inilah yang menjadikan self-diagnose berbahaya.


Jadi untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya bagi kita paham bahaya atau dampak dari self-diagnose dan beberapa tips dalam menghadapi hal tersebut. Berikut penjelasannya : 

DAMPAK NEGATIF SELF DIAGNOSE :
1. Membuat gangguan kesehatan yang sebenarnya menjadi terbaikan
2. Gangguan kesehatan yang lebih serius tidak terdeteksi
3. Salah konsumsi obat
4. Memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih parah
5. Menyangkal masalah kesehatan mentak yang sedang dialami
6. Enggan berkonsultasi dengan pakar


TIPS MENGATASI MASALAH SELF DIAGNOSE : 
1. Hindari mencari tahu penyakit melalui internet
2. Hindari tes mental melalui daring
3. Jangan jadikan penderita gangguan mental lain sebagai rujukan
4. jangan jadikan selebritas ataupun tokoh fiktif sebagai rujukan
5. jangan mengganggap serius perktaan teman ataupun orang lain yang mengatakan bahwa kamu mengalami penyakit gangguan mental
6. apabila merasa punya gejala penyakit mental, segera periksakan diri


BEBERAPA GEJALA GANGGUAN MENTAL :
1. Lebih emosional
2. Gangguan tidur
3. Kesulitan berinteraksi dengan lingkungan
4. Gangguan pola makan
5. Overthingking atau terlalu banyak pikiran
6. Adanya perilaku yang tidak wajar 

Hal yang penting untuk kita sadari adalah hanya tenaga professional yang dapat mendiagnosis penyakit kejiwaan sehingga penting bagi kita untuk segera berkonsultasi dengan tenaga ahli apabila sudah merasakan gejalanya. Penyakit mental bukan lagi hal yang tabu. Sehingga tidak perlu malu untuk memeriksakannya ke tenaga yang berwewenang. Ingat teman-teman, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, yang apabila terganggu akan sangat berpengaruh bagi kehidupan. Sekian dari saya, semoga artikel ini dapat membantu kita semua dalam memahami betapa berbahayanya self diagnose bagi kesehatan mental. Terimakasih karena sudah membaca! salam sehat semuanya!  

Nama : Syarla Aqila 

NIM : 202210230311082

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun