Mohon tunggu...
Syarifatun Nafiah
Syarifatun Nafiah Mohon Tunggu... Penulis - Sang abdi

Jangan hanya dibayangkan. Lahir seperti kertas kosong, maka isilah kertas mu sekarang!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadi Diri Sendiri di Era Globalisasi

28 Desember 2020   22:08 Diperbarui: 28 Desember 2020   22:30 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di era globalisasi ini kebanyakan yang dipandang terkena imbas negatif adalah anak yang tinggal di wilayah perkotaan, karena pasalnya mulai dari gaya hidup, pakaian, nilai dan tradis serba kebarat-baratan. Tetapi tidak semua anggapan tersebut benar, salah satu contohnya adalah Tuqo, siswa kelas 6 di salah satu sekolah favorit Ibu Kota.

Hari ini Tuqo berangkat ke sekolah minta lebih pagi kepada Pak Ujang  tepat pukul 06.00 dengan harapan agar tidak terjebak kemacetan ibu kota. Tuqo hidup berkecukupan dan tinggal menetap diperkotaan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi yaitu Jakarta Pusat. Banyak gedung-gedung tinggi menjulang diamati nya dari dalam mobil, tidak hanya bangunan yang bisa diamati Tuqo pagi ini ada juga arus kendaraan yang lenggang, pusat perbelanjaan yang masih sepi , dan langit cerah dipagi ini yang belum terpenuhi kepungan asap-asap pabrik dan kendaraan. Arus globalisasi tidak selamanya berdampak buruk, nyatanya ditengah kota metropolis ini masih dijumpai beberapa dampak positif nya.

" Ternyata Jakarta Indah ya ma kalo pagi" ucap Tuqo kepada mamanya di sampingnya.
" Memangnya kalo siang Jakarta kurang indah ya nak? (sambil tersenyum ke arah Tuqo)".
" Hehe ya sama-sama indah ma, tapi masih indah di pagi hari " ucap Tuqo meyakinkan.
" Sudah sampai mas " ucap pak Ujang kepada Tuqo.

" Cepat sekali ya pak rasanya, padahal aku belum puas menikmati Jakarta pagi ini" ( sambil tersenyum dan mencium tangan mamanya). Dilanjut turun dari mobil dengan semangat belajar yang menggebu-gebu.
" Semangat sayang sekolahnya " (sambil melambai ke anak kesayangannya).

***

Tak terasa pagi ini tepat pukul 06.20 sudah sampai disekolahan, seperti biasa Mang Yono datang lebih dulu dan tak lupa Tuqo memberikan senyuman hangat untuk beliau.
" Kok sudah sampai aja sih mang" ucap Tuqo mengawali dan di bumbui senyuman.
" Iya den, kalo saya datang lebih siang nanti siapa yang bukain gerbang untuk den dan teman-teman hayo" ucap mang Yono (sambil tersenyum dan heran pada Tuqo ).

Satu sekolahan pun tahu siapa Tuqo dan segudang prestasinya, menjadi anak orang kaya dan menjadi siswa ber prestasi tidak membuat Tuqo lupa diri tapi justru sebaliknya. Di dunia memang ada baik dan buruk, begitu pula ada si kaya dan ada si miskin, tetapi Tuqo tidak membeda-bedakan strata sosial dan hal itu tidak menjadi masalah baginya dalam berteman, jadi  mudah baginya bergaul dengan siapapun salah satunya dengan Mang Yono.

Setiap pulang sekolah Tuqo selalu paling akhir jemputannya dan hal tersebut selalu dimanfaatkan Tuqo untuk berbagi dan bertukar cerita dengan mang Yono sesekali juga Tuqo menawarkan mengabari keluarga Mang Yono dengan gadget canggih yang selalu dibawanya. Disekolahan Tuqo diperbolehkan membawa gadget, tetapi dengan syarat saat jam pelajaran dimulai dikumpulkan pada guru kelas dan setelah selesai baru boleh diambil kembali.

Mang Yono adalah tukang sapu di sekolahan sekaligus menjadi tukang kebun atau biasanya juga kerab dipanggil pak kebon dan dipercaya membawa kunci sekolahan. Keakraban mereka sudah lama kurang lebih hampir 6 tahun, yaitu dari Tuqo kelas 1 SD dan sampai sekarang kelas 6.

Beberapa saat kemudian bel masuk sekolah pun berbunyi tanda pembelajaran akan segera dimulai, dan seperti biasanya tanpa ada aba-aba dari bapak ibu guru para siswa langsung melakukan absensi mandiri dengan menggunakan fingerprint karena jumlah murid begitu banyak dan akan menghabiskan waktu jika dilakukan manual, maka dengan hal ini kecanggihan teknologi sangat dimanfaatkan secara maksimal.

Pembelajaran dikelas Tuqo hampir semuanya menggunakan komputer dan guru kelas memanfaatkan layar proyektor sebagai sarana penunjang pembelajaran. Karena Tuqo sebentar lagi akan melaksanakan serangkaian ujian mulai dari ujian praktik sampai Ujian Nasional (UN) dengan waktu yang telah terjadwal, maka les-les tambahan pun dibuat sekolahan secara matang dan dengan 2 model, yang pertama model pembelajaran online dan model pembelajaran seperti biasanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun