Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Wisanggeni: Anak Sakti yang Tidak Diharapkan

17 Februari 2021   13:52 Diperbarui: 17 Februari 2021   13:59 19524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang adalah cerita hidup manusia yang diteaterkan. Begitu kira-kira persepsi saya ketika menyaksikan pagelaran atau sekedar membacanya dalam banyak buku-buku. Tidak ada bukti otentik bahwa para tokoh wayang pernah ada baik dari sisa-sisa ilmu kesaktiannya hingga artefak berupa benda peninggalan. Namun ajaran kebijakannya dapat selalu kita kaji dan praktikkan.

Salah satu kisah menarik adalah kisah hidup Wisanggeni. Dia adalah anak dari Arjuna, salah satu tokoh utama Pendawa yang paling ganteng dan mempesona, sehingga digandrungi banyak perempuan, baik dari kalangan biasa, siluman hingga turunan dewa. Arjuna adalah pengelana, banyak perempuan yang dinikahi atau sekedar "dititipi" benih. Wisanggeni adalah salah satu dari keturunan Arjuna dengan Dresanala yang merupakan anak dari Dewa Brama sebagai penguasa api. Hubungan Arjuna dan Dresanala tidak direstui Batara Brama. Ini berakibat sang Kakek tidak mau mengakui keberadaan cucunya.

Karena ada ancaman akan dilenyapkan, sebelum lahir, Wisanggeni diungsikan ke negeri Anoman. Tumbuh dalam gemblengan Antaboga dan Baruna penguasa bawah laut, Wisanggeni memiliki kekuatan dahsyat. Selain mampu mengeluarkan api dan membakar apa saja, dia mampu menyerap energi alam untuk melakukan regenerasi sel secara cepat. Begitu ada luka, segera akan sembuh dengan sendirinya. Ini menjadikan dia tidak memiliki lawan sepadan yang bisa mengalahkannya.

Menjadi satria tanpa tanding bukan berarti mudah. Ada yang tidak sanggup dilakukan Wisanggeni dengan mudah, mengendalikan api emosi dalam dirinya. Ia hanya mau tunduk kepada Ibunya. Bahkan kepada Batara Guru sebagai penghulu para Dewa, Wisanggeni tidak memiliki rasa takut. Suatu saat dia protes dan melabrak Kayangan karena menilai para Dewa membiarkan Batari Durga berbuat kecurangan melalui tangan para kurawa dan kelompok-kelompok tidak kasat mata. Rumah para Dewa itu dibikin membara. Hanya kehadiran Sang Ibu yang mampu meredakan amarahnya.

Karena tidak ada lawan, dalam perseteruan Baraatayudha, Wisanggeni sengaja diasingkan ke sebuah kerajaan. Dengan dalih dia harus menyelematkannya dari serangan gerombolan Gandarwa. Informasi terakhir dari Tejamntri atau Togog yang menceritakan bahwa saudara-saudaranya sudah meninggal karena perang Baratayuda membuat Wisanggeni Kembali murka. Sasarannya tidak lain adalah kayangan, rumah para Dewa.

Sebelum sampai, Wisanggeni mendapatkan takdir harus melakukan perjalanan ke dalam dirinya. Semua kekuatannya dicabut oleh Sah Yang Wenang. Atas titah-Nya, Wisanggeni bertapa bersama istrinya hingga mengenal dirinya lebih dalam, dan mampu mengendalikan gejolak emosinya. Hingga cerita pewayangan tutup layar, cerita tentang Wisanggeni tidak lagi muncul. Riwayat Wisanggeni berakhir.

Sebagai sebuah cerita wayang, kisah Wisanggeni menarik. Ia adalah seorang cucu yang tidak dikehendaki, tetapi toh dalam dirinya menitis kekuatan Sang Kakek sebagai penguasa api. Artinya, soal genetik sudah menjadi bagian pengalaman hidup dari masa yang lampau. Genetik adalah takdir yang tidak bisa dinegosiasi. Terima apa adanya, dan usahakan penggunaan terbaik.

Sebagai pemilik kekuatan luar biasa, Wisanggeni tidak memiliki lawan yang sepadan. Berbeda dengan nasik saudaranya yang lain yaitu Antasena dan Antareja yang memilih menjemput ajalnya sendiri demi keseimbangan dunia perwayangan, Wisanggeni berakhir kisahnya dalam laku brahmana. Masuk dan memahami dunia kecilnya sendiri dalam usaha menemukan kesejatian. Wisanggeni adalah kisah puncak yang tiada berakhir. Dalam kekuatan yang luar biasa besar, justru dia berakhir pada perjuangan melawan dan menaklukkan kediriannya sendiri.

Syarif_Enha@Tegalsasi, 17 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun