Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Munafik!

6 Agustus 2020   09:48 Diperbarui: 6 Agustus 2020   09:46 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Munafik sudah menjadi satu istilah bahasa Indoensia. Salah satu maknanya dalam kamus adalah dusta diri kepada Allah, atau ingkar. Secara sederhana dapat kita jabarkan maknanya bahwa orang munafik itu adalah orang yang berkata apa yang tidak dia yakini. Dia tidak jujur. 

Orang munafik ini memiliki sifat yang berkebalikan dengan sifat-sifat mulai Nabi. Dalam hadits yang diriwayatkan Buhori dijelaskan bahwa ciri orang munafik itu antara lain, jika berkata bohong, jika berjanji mengingkari, dan jika diberikan amanat mereka khianat.

Dalam konteks apapun, munafik menjadi sebuah perilaku yang buruk dan tidak disukai. Dalam Al Qur'an, kaum munafik banyak digambarkan dalam kontek keyakinan mereka kepada Tuhan dan loyalitas kepada agama. 

Seperti dalam Al Qur'an surat At Taubah: 56 "Dan mereka (orang-orang munafk) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu)."

Sementara dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S.  Annisa : 104).

Dalam ayat tersebut di atas, jelas digambarkan bahwa seorang yang munafik hanya mementingkan keuntungan diri sendiri dengan pandangan yang sangat sempit. Yaitu keselamatan sementara dari musuh yang tampak di depan mata, dengan menggadaikan keyakinan mereka kepada Allah dan loyalitasnya kepada Agama. Karena pada dasarnya mereka tidak pernah begitu yakin dengan Allah, dan tidak pernah sepenuh hati dalam beragama. Dengan kata lain, orang munafik itu hendak menipu Allah.

Dalam konteks sosial, muanfik sepertinya telah menjadi penyakit psikologis yang akut merambah ke semua kalangan. Sangat kentara dapat kita lihat ketika seseorang dalam keadaan terjepit, atau seseorang yang tengah haus pada kedudukan kuasa. Segala cara dilakukan dengan tujuan agar dirinya selamat dan berhasil. 

Tidak perduli dengan cara kebohongan, ingkar janji atau dengan menghianati amanah yang ditanggungnya. Mereka tidak bersekutu dengan siapapun kecuali golongan yang bisa memberikan keuntungan. Sehingga sering kita dengan lewat media banyaknya kutu loncat menjelang Pemilu maupun Pilkada.

Padahal Allah telah mengancam orang-orang munafik dengan ancaman yang sangat berat. Dinyatakan dalam Al Qur'an, "Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (QS. At Taubah: 68).

Ancaman yang sangat keras tersebut menandakan bahwa munafik adalah semacam racun yang sangat berbahaya. Munafik menjadi semacam parasit yang menggerogoti idealisme dan ketulusan pengabdian seorang manusia. Munafik menyebabkan tujuan hidupnya berubah arah. Sehingga Allah menyatakan orang yang munafik akan sulit untuk kembali. Bahkan ketika ketetapan Allah telah jatuh atas mereka, maka tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya.

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An Nisa': 145)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun