Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menengok Masa Kecil Rasulullah Muhammad SAW

9 Juli 2020   01:08 Diperbarui: 9 Juli 2020   01:04 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasulullah adalah manusia yang mulia. Sebagai manusia biasa, Beliau menerima amanah yang luar biasa. "aku adalah manusia sebagaimana kamu sekalia, hanya saja, aku mendapatkan wahyu bahwa Allah itu Esa".

Sejak mulai masa awal kehadiran Beliau ke muka bumi melalui rahim ibu yang mulia, alam telah bergejolak menyambutnya. Mulai dari keheningan yang menentramkan, cahaya di malam yang menyejukkan, suasana yang syahdu. Kelahirannya menggembirakan semua. Alam raya bersuka cita.

Masa kanak-kanaknya tidak mudah, namun bukan berarti menyedihkan. Sejak bayi, Beliau sudah dititpkan ke ibu Halimah dari bani Sa'diyah. Tinggal hingga umur sekitar 4 tahun di tengah padang pasir. Hingga pada suatu saat ketika bermain, Beliau didatangi oleh malaikat Jibril. Jibril membaringkan Muhammad Kecil, dan membelah dadanya. Mengeluarkan kotoran dan mensucikannya. Kemudian dikembalikan seperti semula. Kawan-kawannya yang ketakutan melapor kepada Ibu Sa'diyah. Merasa khawatir dikembalikanlah Muhammad Kecil kepada Ibunya.

Dalam umurnya 6 tahun, ibunya Ibu Aminah yang mulia meninggal dunia. Maka dia kemudian diasuh oleh kakeknya, kakek Abdul Mutholib. Namun, tidak lama kemudian, kakeknyapun meninggal dunia. Maka jadilah dia diasuh oleh pamannya, Paman Abu Tholib sebagaimana tradisi kehidupan di masyarakat. Putra Abu Tholib cukup banyak, dan beliau bukan keluarga yang kaya, maka Muhammad Remaja harus turut membantu kegiatan pamannya menggembala dan mencari nafkah dengan berdagang ke beberapa wilayah di sekitar Makkah.

Salah satu sudut kehidupan remaja Muhammad yang terekam sejarah adalah sifat kemanusiaan yang melekat pada diri beliau. Sebagai remaja, beliau juga ingin mengikuti perilaku remaja sebagaimana pada umumnya. Di kota Makkah ada semacam tradisi pertunjukan yang diadakan semalam suntuk. 

Suatu saat Beliau ingin ikut nonton. Dia titipkan hewan gembalanya kepada temannya dan dia berangkat. Namun atas kehendak Allah, begitu beliau sampai mendekati lokasi pertunjukan yang penuh dengan maksiat, beliau merasa sangat mengantuk dan kemudian tertidur hingga pagi. Karena sudah pagi, maka beliau kembali ke ladang gembala. Di lain waktu beliau ingin menonton lagi, namun kembali Allah menjadikan mengantuk tertidur hingga pagi.

Pada kisah yang lain, Muhammad muda pernah ikut membantu memperbaiki ka'bah yang rusak. Para laki-laki mengusung batu dan bata yang berat dengan cara diangkat di atas pundak atau kepala. Dalam kebiasaan mereka, mereka akan melepas pakaian dan kemudian menggunakan kainnya untuk alas pundak atau kepala agar tidak sakit terkena batu atau bata secara langsung. 

Akibatnya, sebagian dari aurat mereka terbuka, bahkan ada yang telanjang jadinya. Ketika Muhammad muda ingin mengikuti perilaku tersebut, selalu terjatuh dan kemudian pingsan. Akhirnya, hanya Muhammad Muda saja yang turut bekerja dengan masih mengenakan pakaian lengkap.

Bagian kisah di atas, menunjukkan jika Allah SWT menjaga betul Rosulullah muda dari perilaku yang buruk. Dengan demikian mulai dari kecil, beliau telah disucikan, dan ketika remaja pun, Baliau begitu terjaga. Dengan demikian sangat layak dan masuk akal kemudian jika perilaku Rosulullah muda berbeda dengan remaja pada umumnya.

Atas keberhasilan dan track record-nya yang tidak tercela, kemudian Muhammad Muda dilirik untuk membantu soudagar Khotidjah, bekerjasama menjalankan bisnis dagangnya. Berjalan cukup lama, dan sukses. Muhammad muda tumbuh menjadi dewasa.

Muhammad Muda, selain karena memang senantiasa dijaga oleh Allah SWT, juga pada dasarnya memiliki hasrat kemanusiaan pada umumnya, ada kecenderungan untuk mengikuti perilaku masyarakat dimana seseorang hidup. Syarif_Enha@Nitikan_25 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun