Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Empat Pilar Agama Islam

15 Juni 2020   18:44 Diperbarui: 10 Juni 2021   13:59 19121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat Pilar Agama Islam. | Kompas

Tidak disebut Islam jika tidak menyatakan diri bersaksi bahwa Tuhannya adalah Allah tidak yang lain, dan Muhammad itu sebagai utusan, Nabi dan Rosul Allah SWT. Begitu masuk pintu syahadat, maka kewajiban syariat membebaninya, dari mendirikan shalat hingga menunaikan ibadah haji ke baitullah. Ini adalah syariat dasar dalam agama Islam.

Baca juga: Syariat Islam sebagai Nilai Universal dalam Bermasyarakat

Ketiga, pondasi agama Islam adalah Ihsan. Dinyatakan oleh Rosul bahwa ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah engkau tengah berhadapan dan bersitatap langsung dengan Beliau. Jika tidak engkau mampu demikian, maka keyakinan dalam hatimu tidak boleh tidak adalah bahwa Allah senantiasa ada bersamamu dan mengetahui semua hal-ihwal yang engkau lakukan. 

Dengan dasar ihsan ini maka tidak mungkin seorang hamba main-main dalam kehidupannya. Karena tentu dia menginginkan yang terbaik dipersembahkan kepada Tuhannya dalam bentuk ketaatan. Orang yang berihsan atau yang disebut muhsin dalam bahasa arab adalah orang yang memperbaiki perilaku atau menyempurnakan perangai.

Ihsan sendiri berarti kebaikan atau kesempurnaan. Jadi sudah jelas kiranya, seorang muhsin selalu menghadirkan kesempurnaan dalam perilakunya. Minimal dia selalu berusaha melakukan yang terbaik, semaksimal mungkin yang dapat dia lakukan.

Terakhir dasar yang keempat, dalam hadits tersebut Jibril bertanya tentang hari kiamat dan tanda-tandanya. Maka satu hal yang kita bisa pahami, bahwa pondasi dasar agama kita yaitu keyakinan yang mutlak akan hadirnya hari akhir dan kehidupan setelahnya.

Ini merupakan ajaran pokok hampir semua agama, bahwa manusia akan mengalami hari setelah kematian yang merupakan tempat pertanggungjawaban dan pengadilan atas segala apa yang menjadi perangai manusia di bumi. 

Dalam hadits tersebut dengan cukup jelas mengindikasikan bahwa Islam mengakui konsep hari akhir sebagai sebuah kepastian yang akan terjadi. Selain itu, disebutkan di sana beberapa tanda akan hadirnya hari kiamat, yaitu ketika para budak melahirkan tuannya, dan ketika orang miskin tiba-tiba menjadi kaya dan bersaing dalam kemewahan. 

Dua tanda hari akhir itu jika hendak dirumuskan dalam nilai, maka kita bisa mengerti bahwa kiamat itu akan hadir ketika nilai dan orientasi perilaku manusia sudah terbalik-balik.

Baca juga: Hakikat Iman, Islam dan Ikhsan

Ini mejadi semacam peringatan dan bahan permenungan bersama, agar para penganut agama tidak lalai, selalau ada peringatan yang menunjukkan bahwa hidup di dunia hanya sementara, jadi janganlah habiskan energi semata untuk dunia. Ada hidup kelak yang lebih baik dan lebih kekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun