Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memulai dari yang Kecil?

21 April 2020   00:36 Diperbarui: 21 April 2020   00:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesuatu yang kita sangka sebagai kebaikan kecil, sering di contohkan dengan "hanya menyingkirkan duri dari jalan". Apakah benar perbuatan itu adalah sesuatu yang kecil?

Menyediakan diri membantu mendorong kendaraan orang yang macet, benarkah itu adalah perbuatan kecil? Kecil mungkin karena dipandang dari apakah yang kemudian kita terima dari perbuatan kita itu. Tidak ada yang istimewa bukan.

Kita merasa bahwa menyingkirkan duri dari jalan tidak memberikan dampak besar sama sekali bagi diri kita. Itu sangat benar. Tetapi coba kalau kita lihat dari perspektif orang yang selamat dari menginjaknya ketika berjalan. Tentu itu adalah ukuran berkah yang lain. Bagi orang yang dibantu dorong kendaraannya sehingga bisa segera sampai tujuan. Tentu itu tidak bisa dihitung kecil sama sekali.

Saya teringat ada sebuah kisah yang pernah saya baca di sebuah situs internet. Seorang anak kecil yang pada suatu pagi sebelum terbit mentari tengah mengupulkan banyak bintang laut dan kemudian melemparkannya kembali ke tengah.

Melihat perbuatan itu, seorang tua bertanya. "Mengapa kau pungut hewan-hewan itu jika untuk dilemparkan kembali ke laut?" Anak itu menjawab, "bintang laut ini terdampar di tepi pantai. Jika tidak saya kembalikan ke laut, siang nanti ketika air surut, ia akan mati kekeringan dan terpanggang matahari."

Mendengar jawaban anak itu, orang tua kembali bertanya, "Pantai ini sangat panjang. Ada ribuan bahkan mungkin jutaan bintang laut yang akan mati karenanya. Apakah perbuatannmu yang hanya melempar ratusan bintang laut itu akan memberikan dampak besar?"

Anak itu kemudian menjawab, yang jawabannya saya buat sendiri, berbeda dari kisah di situs internet itu.

"Mungkin jika kebaikan itu diukur dari apa manfaat yang dapat aku terima darinya, atau manfaat dari alam yang begitu besar dan luasnya, apa yang aku lakukan bukan apa-apa dan hanya disebut keisengan. Tetapi aku yakin bahwa sejumlah berapapun bintang laut yang aku lempar ke laut, mereka akan memiliki kesempatan hidup lebih lama, dan semoga itu menjadi kebaikan yang besar bagi mereka."

Sebenarnya, kita bisa melakukan banyak hal tanpa harus mengukur seberapa besar kebaikan itu bagi kita. Jika selalu begitu ukurannya, kebaikan itu sebenarnya adalah ekspresi dari sikap egois kita.

Segala kebaikan selalu dilihat seberapa besar itu tercatat atas nama kita. Jika kecil mending tidak usah, karena masih cukup banyak kebaikan besar yang bisa ditumpuk dalam rangka mencapai nama besar di hadapan manusia ataupun Tuhan.

Padahal, siapa yang bisa menjamin bahwa amal kebaikan kita diterima oleh Tuhan sebagai sebuah kebaikan yang berbalas kelak? Tidak ada bukan. Jadi marilah kita lepas keegoisan itu. Berbuatlah kebaikan karena memang itu baik. Tidak usah mengukur besar dan kecilnya perbuatan. Tidak usah menghitung berapa lipatan kebaikan yang dijanjikan Tuhan dan seterusnya.

Segala yang dicipta Tuhan adalah dahsyat. Sehingga tidak boleh kita meremehkan sedikitpun atas apapun ciptaan-Nya. Tidak yang kecil dan tidak pula yang besar.

Bukan soal besar kecilnya sesuatu, namun Tuhan melarang kita untuk meremehkan. Karena sikap meremehkan, merendahkan, menganggap enteng, itu semua lahir dari "merasa besar dan merasa cukup" yang sangat dimurkai Tuhan. Jadi, apakah masih mau bilang "ah itu kan hanya perbuatan kecil saja..."

 [Syarif_Enha@Nitikan, 23 Juni 2017]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun